True Story
Beginilah Kisah Pratu Suparlan, Anggota Kopassus yang Rela Gugur Melawan 300 Musuh Sendirian
Senin (16/4/2018), Korps Baret Merah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Indonesia merayakan hari jadinya yang ke 66 tahun.
TRIBUN-MEDAN.COM - Senin (16/4/2018), Korps Baret Merah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Indonesia merayakan hari jadinya yang ke 66 tahun.
Sejak berdiri 16 April 1952 sampai sekarang, kiprah Kopassus sebagai satuan tempur khusus sudah terlibat hampir dalam semua operasi militer di dalam maupun di luar negeri.
Bukan hanya itu, Kopassus juga sudah melatih para tentara negara lain seperti Kamboja, Myanmar, dan Filipina.
Banyak kisah-kisah para anggota Kopassus yang rela mengorbankan jiwa raganya di medan perang demi kehormatan negara Indonesia dan Kesatuannya.
Salah satu kisah heroik prajurit Kopassus pernah terjadi di medan perang Timor Timur sekarang Timor Leste.
Saat itu tanggal 9 Januari 1983, satu unit gabungan tentara Nanggala-LII yang berisikan para prajurit Kopassus pimpinan Letnan Poniman Dasuki melakukan patroli di suatu wilayah Timor Timur.
Tepatnya wilayah itu adalah di KV 34-34/Komplek Liasidi yang merupakan daerah rawan musuh di pedalaman hutan bumi Lorosae.
Maklum saja tempat tersebut merupakan sarang Fretilin si 'Krebo Hutan', mereka adalah pemberontak yang kemerdekaan Timor Timur atas Indonesia.
Ketika unit kecil patroli pimpinan Letnan Poniman Dasuki memasuki area tersebut, mereka dicegat oleh sekitar 300 ratusan orang Fretilin di sana.
Para Fretilin itu bersenjatakan lengkap dengan senapan serbu, mortar, dan pelontar granat.
Terjadilah pertempuran sengit ketika dua lawan itu bertemu.
Tembak menembak seru terjadi antara 300 Fretilin melawan unit kecil Kopassus pimpinan Letnan Poniman.
Posisi para prajurit Kopassus sedang tidak beruntung.
Di bawah hujan deras tembakan musuh, mereka terjepit karena d ibelakang jurang mengangga.
Bahkan satu persatu anggota Kopassus harus gugur diterjang timah panas Fretilin.
Melihat jika hanya bertahan saja maka bisa dibantai oleh Fretilin, maka Letnan Poniman memerintahkan mundur.
Satu-satunya cara agar lolos ialah berlari menuju sebuah celah bukit di sekitar area pertempuran.
Namun peluang para prajurit kopassus itu sangatlah kecil untuk lolos, berlari menuju bukit tersebut.
Hingga seorang prajurit berpangkat Prajurit Satu (Pratu) Suparlan mengajukan diri untuk menahan serangan Fretilin sendirian dan membiarkan teman-temannya untuk meloloskan diri.
Lantas Pratu Suparlan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur, ia langsung maju sendirian menerjang 300 orang milisi Fretilin.
Fretilin pun tanpa ampun langsung menjadikan Pratu Suparlan sebagai sasaran utama, ia diterjang entah berapa peluru yang bersarang di tubuhnya.
Tembakan Fretilin itu dibalasnya dengan tembakan senapan mesin yang ia bawa hingga Pratu Suparlan sudah tak sanggup lagi berdiri karena luka-lukannya.
Belum selesai sampai di situ, mengetahui Pratu Suparlan sudah hampir tewas, puluhan Fretilin mengerumuninya dan memberikan tembakan di lehernya.
