Curhat Warga ke Menteri Siti Nurbaya, Lahan Adat Dicaplok Penjajah Hingga Dikuasai Swasta
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar menerima pengaduan masyarakat adat asal Kabupaten Simalungun
Penulis: Indra Gunawan |
Menteri yang juga politisi Partai nasdem pun menerima masukan dari akvitis pendamping masyarakat Saurlin Siagian mewakili Hutan Rakyat Institute (HaRI), dan Perhimpunan Bantuan Hukum & Advokasi Rakyat Sumatera Utara (BAKUMSU), serta Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak Roganda Simanjuntak.
Masyarakat adat Sihaporas kemudian menyampaikan segala dokumen pendukung yang mereka punyai selama ini. Termasuk status warga, merupakan penduduk asli, bukan pedatang baru. Mereka menyerahkan fotocopy piagam penghargaan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia yaitu Legiun Veteran Republik Indonesia enam orang warga kelahiran Sihaporas.
Bahkan saat itu peta wilayah Sihaporas pun mereka maksud pun diserahkan kepada Siti. Dengan senang hati, Siti Nurbaya menerima lampiran-lampiran dokumen itu. Dalam dokumen itu warga menegaskan mereka hanya ingin Pemerintah dapat mengukuhkan tanah adat Sihaporas dan pengembalian hutan adat Sihaporas, agar kelak tidak jatuh kepada pihak asing, konglomerat dan mafia pengincar tanah.
Disebut tanah Sihaporas berupa hunian perkampungan berikut bekas-bekas perkampungan sejak generasi pertama Martua Boni Raja Ambarita alias Ompu Mamontang Laut Ambarita, yang 'mamukka huta'/memulai perkampungan sejak tahun 1800-an.
Saat itu salah satu perwakilan masyarakat, Mangitua Ambarita pun sempat menyampaikan bagaimana ia memperjuangkan tanah leluhurnya ini. Menurutnya ia pun sudah pernah masuk penjara tahun 2003 dan divonis satu tahun karena dituduh melakukan perusakan.
Atas sambutan Siti yang cukup positif terhadap masyarakat adat ini, mereka pun menghadiahkan ulos kepadanya. Saat itu pemakaian ulos diberikan langsung oleh Judin Ambarita. Apa yang diberikan ini pun membuat Siti terharu.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Siti didampingi antara lain Kepala Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Sumatera Sahala Simanjuntak. Kepada Sahala, Menteri berpesan agar aduan dan harapan masyarakat adat Sihaporas dapat menjadi prioritas yang diperhatikan.
Menteri Siti Nurbaya Ngaku Bangga Boru Lubis
Baca: Tanah dan Air Rusak, Keturunan Ompu Mamontang Laut Sulit Jalankan Ritual Kearifan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar menerima pengaduan masyarakat adat asal Siahporas, Kecamatan Pamatang sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara Minggu, (22/4/2018). Pertemuan itu dilakukan di ruang VIP Bandara Kualanamu.
Ada belasan orang perwakilan masyarakat adat yang saat itu bertemu dengan Siti Nurbaya Bakar. Mereka tergabung dalam kelompok masyarakat adat keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas (Lamtoras).
Dengan senang hati, Siti Nurbaya pun menerima lampiran-lampiran dokumen yang selama ini dimiliki oleh masyarakat adat ini. Bahkan dokumen peta lokasi juga mereka serahkan saat itu.
"Saya ini juga sebenarnya boru Lubis jadi jangan ragu-ragu sama saya. Saya akan tindaklanjuti hal ini. Saya akan cek apakah persoalan ini sudah pernah dibahas sebelumnya atau tidak. Tindaklanjut ini akan segera ditangani sama Kementeritan Lingkungan Hidup dan Kehutanan," kata Siti.
Siti menceritakan mendapat panabalan boru Lubis pada tahun 1990-an, saat sahabatnya, Pangdam I/BUkit Barisan Arie J Kumaat dan Dr Maria Josephine Kumaat-Mantik, istrinya, tugas di Medan.
Sebelum pertemuan berakhir dan Siti kembali ke Jakarta, masyarakat adat pun memberikan hadiah ulos dan memakaikan langsung kepadanya.
Apa yang diberikan ini pun membuat Siti terharu.
(dra/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/masyarakat-adat-berfoto-bersama-usai-diterima-langsung-oleh-menteri-menteri_20180422_181728.jpg)