Breaking News

Viral Medsos

Muncul Tagar-tagar Baru, SBY dan Ibu Ani Kenakan Kaus Bertagar #JanganDiam, Ini Kata Fahri Hamzah

Menjelang pemilihan presiden 2019, sering bermunculan tagar-tagar baru. Tagar-tagar itu dimunculkan para politisi hingga ramai di media sosial.

Editor: AbdiTumanggor
Twitter.com
SBY dan Ibu Ani Yudhoyono menggunakan jaket bertagar #JanganDiam 

TRIBUN-MEDAN.COM - Menjelang pemilihan presiden 2019, bermunculan tagar-tagar baru.

Tagar-tagar itu dimunculkan para politisi hingga ramai di media sosial.

Kali ini tagar datang dari kubu Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tagar yang bertuliskan #JanganDiam tersebut dikenakan dalam jaket dan kaos.

Foto kaos yang dikenakan SBY dan Ibu Ani Yudhoyono ini pun langsung diunggah ke media sosial oleh internal Partai Demokrat. 

Salah satunya adalah Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

Dalam satu kesempatan, Ferdinand mengunggah foto SBY bersama Ani Yudhoyono tengah menonton siaran langsung final Liga Champions dengan mengenakan kaus bertuliskan #JanganDiam.

Dalam captionnya, Ferdinand menuliskan bahwa hal yang disukainya adalah SBY selalu berpesan untuk jangan diam menyuarakan kebenaran.

"Inilah yang saya suka dari Beliau. Untuk suarakan kebenaran, beliau selalu berpesan : #JanganDiam," kicau Ferdinand, Minggu (27/5/2018).

"Karena bila yang benar diam, maka yang jahat akan menang," tulisnya lagi.

Tak hanya Ferdinand, Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan juga mengunggah foto senada.

Dalam unggahannya, Hinca melampirkan foto SBY yang mengenakan kaus bertuliskan #JanganDiam.

Foto tersebut juga memiliki pesan yang ditulis dibawahnya. Pesan tersebut berbunyi, 'untuk maju, kita harus melangkah, untuk didengar, kita harus bersuara'.

Hinca dalam kicauannya mengatakan bahwa tagar #JanganDiam tersebut merupakan pesan moral yang bijak untuk bangsa.

"Pesan moral yang bijak untuk anak bangsa dan kita semua," kicau Hinca, Senin (28/5/2018).

#2019PemimpinMuda

Sebelumnya, Partai Demokrat juga telah membuat gerakan tagar.

Tagar tersebut bertuliskan #2019PemimpinMuda.

Dilansir dari Tribunnews, Wakil Sekertaris Jenderal DPP Partai Demokrat Putu Supadma Rudana mengatakan bahwa kepemimpinan Indonesia ke depan merupakan sosok pemimpin yang berjiwa muda.

Sebab, 52 persen pemilih pada Pilpres 2019 nanti merupakan generasi muda.

"Kami (Demokrat), saya liat kepemimpinan Indonesia ke depan kriterianya dikalangan milenial, karena 52 persen di masyarakat Indonesia bahkan lebih. Sehingga Indonesia butuhkan pemimpin yang jiwa muda, mengerti apa yang dinginkan masyarakat yaitu generasi muda," kata Putu Supadma dalam keterangan tertulis, Jumat (25/5/2018).

Atas alasan itu, kata Putu, Demokrat mengusung #2019PemimpinMuda, di tengah gempuran #2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi.

Ketika ditanyakan, apakah #2019PemimpinMuda juga mengarah pada poros ketiga nantinya di Pilpres 2019 nanti, Putu mengatakan memunculkan hastag dalam rangka memaksimalkan partai untuk memberikan solusi.

"Kita secara maksimal ingin berikan solusi bahwa kita akan memberikan calon pemimpin muda. Dimana dalam Rapimnas kami di Sentul, Bogor, semua kader merepresentasikan kepada Mas AHY untuk bisa ke depan (tampil) dalam memberikan kontribusi dalam membangun bangsa ini dan mengabdi bagi bangsa dan negara," papar Deputi Media dan Humas Kogasma Partai Demokrat tersebut.

Sementara itu, seringkalinya figur pemimpin muda yang acap kali dibenturkan dengan minimnya pengalaman, Putu Supadma menegaskan, kepemimpinan muda saat ini tengah menjadi tren di beberapa negara.

Ia mencontohkan, seperti di Kanada, Perancis, Selandia Baru dan bahkan yang baru ini di Austria dengan umur 31 tahun.

"Tren nya justru kalau melihat kedewasaan orang dari sisi umur, kayanya kurang tepat. Tetapi, dalam membangun bangsa perlunya adanya team work bersama, jadi tidak mungkin satu orang (pemimpin) senior, muda atau tua paham semuanya, membangun bangsa memerlukan sinergi dan kebersamaan," ujar Putu.

"Makanya hastage-nya 2019PemimpinMuda, dalam arti kita mensinergikan semua kekuatan dan kemampuan generasi muda untuk memimpin negeri ini secara bersama-sama harapan kita tentunya mendapat restu dari generasi terdahulu," tambahnya. 

Tanggapan Fahri Hamzah dan Hidayat Nur Wahid

Melansir Tribunwow.com, dalam beberapa momen juga, terlihat SBY menggunakan kaus hitam polos yang dipunggungnya terdapat tagar #JanganDiam berwarna putih dengan garis kuning di bawahnya.

Sementara di bagian depan tertulis 'Jika yang baik diam, yang jahat menang'.

Kaus pertama kali digunakan saat menonton final Piala Chamions antara Real Madri vs Liverpool.

Foto ini pertama kali diunggah oleh akun Twitter @maspiyuuu.

Namun, foto tersebut menjadi viral dan dibagikan sejumlah akun, salah satunya adalah akun resmi milik Partai Demokrat.

Terkait kaus dengan tagar tersebut, Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah buka suara.

Fahri berterimakasih dengan SBY lantaran menurutnya di zaman SBY, kritik dihadapi dengan dialog.

@Fahrihamzah: Terima kasih pak @SBYudhoyono karena di zaman bapak kritik dihadapi dengan dialog. Bukan dibredel, ditangkap dan diancam sepihak...

Tak hanya Fahri Hamzah, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid turut memberikan komentar.

Hidayat Nur Wahid setuju dengan tagar yang digaungkan oleh SBY.

@hnurwahid: Benar sekali. Proklamasi Indonesia Merdeka krn para Bapak&Ibu Bangsa tak diam. Reformasi digelar jg krn tak diam.

Dan dikalangan Ulama, populer ungkapan :”Yang diam atas kebatilan/tak bela kebenaran, spt SETAN BISU”. "الساكت عن الحق شيطان اخرس" Jadi #JanganDiam

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved