Kapal Tenggelam di Danau Toba, Perlu Diketahui Nih 5 Cara Menyelamatkan Diri

Kapal pesiar besar pun rentan terhadap angin, gelombang ombak, batu karang, atau kegagalan mesin.

Editor: Salomo Tarigan
Ist
Detik-detik KM Sinar Bangun terbalik di perairan Danau Toba 

TRIBUN-MEDAN.COM - Pada Senin (18/6/2018) lalu, Kapal Motor (KM) Sinar Bangun dikabarkan karam di Danau Toba, Sumatera Utara.

Kapal itu diketahui membawa ratusan penumpang dari Simanindo Kabupaten Samsoir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.  

Diduga tenggelamnya kapal ini akibat angin kencang di perairan Danau Toba serta over kapasitas muatan kapal.

Baca: Operasi Pencarian Korban KM Sinar Bangun, Hari Ini Penyelaman Hingga Sore Hari

Berdasarkan informasi yang dikutip dari akun Twitter @danautoba_idn, ada saksi yang selamat memberikan keterangan terkait insiden tersebut.

Saksi menyebutkan bahwa kapal yang mereka tumpangi sudah berlayar kurang lebih 30 menit dari dermaga Simanindo.

Baca: Anda Mau Langsing? Nih 6 Cara Hilangkan Lemak di Tubuh, Termasuk Tidur tanpa Busana

Ia juga mengatakan bahwa sebelum kejadian kapal sudah mulai dipenuhi oleh air di bagian bawahnya.

Menurut saksi saat insiden itu terjadi ketika cuaca di sekitaran Danau Toba berangin dan ombak sangat kencang.

Ia juga mengatakan dalam kapal terdapat kurang lebih 100 orang penumpang.

Lantas apa yang harus kita lakukan jika berada dalam kondisi kapal hendak karam?

Penting untuk diketahui, kapal pesiar besar pun rentan terhadap angin, gelombang ombak, batu karang, atau kegagalan mesin.

Maka sebaiknya Moms membekali diri dengan pengetahuan dasar saat kapal hendak karam.

"Ini mungkin terdengar membosankan, tetapi dengarkan dengan saksama saat briefing keselamatan," kata Steven Gosling, seorang penavigasi kapal pesiar, dikutip dari New York Times.

Baca: Penyelam Cari Korban Hingga Kedalaman 25 meter, Baru 19 Orang yang Ditemukan

Ingat, cara terbaik untuk bertahan dari bencana adalah dengan mempersiapkannya.

Segera setelah Moms menaiki perahu, sebesar atau sekecil apa pun itu, biasakan diri dengan pintu keluar, tangga, atau papan nama.

Jadi saat kapal hilang kendali, atau koridor sudah berasap, Moms sudah tahu jalan keluarnya. 

Baca: Detik-detik Penemuan Jenazah Penumpang KM Sinar Bangun di Perairan Danau Toba, Lihat Video. .

"Bahkan dengan mata tertutup, Anda harus tahu: Jika saya keluar dari kamar saya dan mengambil kiri, lalu kanan, lalu kiri, ada tangga," kata Gosling.

Lalu, perhatikan di mana tempat jaket pelampung tersimpan. Moms juga perlu mengetahui bagaimana cara menggunakan jaket pelampung ini.

Tetapi jangan memakainya sampai Moms mencapai dek atau telah diperintahkan untuk melakukannya oleh anggota kru.

Busa rompi yang besar dapat menghalangi gerakan saat melalui lorong sempit yang padat.

Moms perlu mengikuti intruksi kru kapal, sebab mereka dilatih untuk menangani keadaan darurat.

Baca: Tak Mesti Mahal dan Mewah, Dian Ayu Lestari Dapat Kejutan Perayaan Ulang Tahun di Gerai Fast Food

"Tapi jika ada sesuatu yang tak diinginkan, jangan abaikan, jika Anda merasakan goncangan lambung kapal menyentuh karang atau Anda melihat air mengalir masuk, jangan menunggu instruksi, terutama jika Anda di daerah bawah kapal. Naiklah ke dek atau ke lokasi pengumpulan darurat," terang Gosling.

Kapal sekoci menjadi pilihan terbaik, namun bila tak ada kapal sekoci, melompat ke dalam air menjadi pilihan terakhir.

 Baca: Syahrini Tak Sungkan Tunjukkan Penampilan saat Baru Bangun Tidur

Bila kapal sudah tenggelam, Moms akan mendengar perintah "meninggalkan kapal" lisan dari kapten, dengan asumsi alat informasi publik masih berfungsi.

Setelah itu, anggota awak akan mulai menurunkan sekoci.

Tidak ada hukum maritim internasional yang mendiktekan bahwa perempuan dan anak-anak naik lebih dulu.

Kapal modern dilengkapi dengan kursi sekoci yang cukup untuk semua orang di kapal, kecuali kemiringan kapal mencegah peluncuran mereka.

Kenakan lapisan pakaian hangat. Bawa obat resep yang diperlukan dan air segar.

"Anda mungkin berada dalam sekoci, di bawah cuaca, selama berjam-jam, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu," kata Gosling.

Baca: Satu Lagi, Jenazah Wanita Korban KM Sinar Bangun Ditemukan di Dekat Kawasan PT Japfa Danau Toba

Bagikan sumber daya, air, makanan, peralatan, dan dukungan moral.

“Anda memiliki kesempatan yang jauh lebih baik untuk bertahan hidup dan terlihat dan diselamatkan bekerja bersama-sama, daripada jika Anda adalah satu orang kecil yang mengambang di sekitar Anda tanpa air dan bermil-mil," ,” kata Gosling.

Tak kalah penting, siapapun dalam kondisi ini wajib tetap tenang. Jika tidak tenang, Moms bisa mengalami bahaya lebih besar. Tarik napas dan berpikir sebelum bertindak.

Baca: BMKG 2 Kali Beri Peringatan Dini Cuaca Ekstrim Sebelum KM Sinar Bangun Tenggelam

Beberapa poin keselamatan ini perlu digaris bawahi:

1. Tetap tenang

2. Cari tempat jaket pelampung tersimpan

3. Lompat ke dalam air jika berada dalam bahaya

Jika harus melompat dari kapal, pastikan tetap memakai sepatu.

Lihat ke bawah sebelum melompat untuk memastikan tidak mendarat di atas orang atau benda lain.

Letakkan salah satu lengan pada perut, lalu genggam siku yang satunya.

Baca: Anda Mau Langsing? Nih 6 Cara Hilangkan Lemak di Tubuh, Termasuk Tidur tanpa Busana

Gunakan tangan yang lain untuk menutupi hidung. Terakhir, lompatlah sejauh mungkin. Saat jatuh, silangkan kaki dan cobalah masuk ke air dengan telapak kaki lebih dulu.

4. Menjauhlah dari kapal, jika ukurannya besar.

Ini penting karena kapal besar bisa menyedot Anda meskipun Anda memakai pelampung penyelamat.

5. Temukan sesuatu untuk membantu tetap terapung.

Baca: Mahasiswi Belum Ditemukan di Danau Toba, Unika Santo Thomas Adakan Misa Pagi

Jika tidak punya pelampung penyelamat, rakit, atau benda lain untuk mengapung, lihatlah di sekitar area kapal tenggelam untuk mencari puing-puing yang bisa digunakan untuk tetap terapung.

Ada banyak benda yang bisa digunakan, seperti, daun pintu, serpihan kapalyang masih terapung, rakit penyelamat atau pelampung penyelamat cadangan yang tidak digunakan. (*)

Sumber: Nakita
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved