Kapal Tenggelam
Sebulan Pascakaram KM Sinar Bangun Pencarian Tetap Dilakukan, Syahbandar Ditempatkan di Danau Toba
Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Eko Subowo mengatakan, pencarian korban kapal motor (KM) Sinar Bangun, masih dilakukan.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Penjabat Gubernur Sumatera Utara Eko Subowo mengatakan, pencarian korban kapal motor (KM) Sinar Bangun, kendati waktunya sudah sebulan pascakejadian.
Petugas Basarnas tetap melakukan pencarian KM Sinar Bangun, tetapi tidak dalam jumlah besar yang melibatkan hingga ratusan orang.
"Pencarian tidak seperti kemarin, di mana ada penempatan posko utama di pelabuhan Tigaras. Tim masih melakukan pencarian tapi tidak dalam skala besar seperti yang kemarin-kemarin," kata Eko Subowo kepada Tribun-Medan.com, Minggu (15/7/2018).
Kapal Motor Sinar Bangun karam di Danau Toba, saat pelayaran dari Simanondo, Kabupaten Samosir menuju Tigaras, Kabupaten Simalungun, pada 18 Juni silam,
KM Sinar Bangun mengangkut 188 orang. Hingga saat ini sejumlah 21 penumpang dan anak buah kapal dinyatakan selamat.
Kemudian jasad 3 orang korban ditemukan, sementara 164 korban lainnya masih dinyatakan hilang, diduga tenggelam di dasar danau yang dingin berkedalaman sekitar 450 meter.
Hingga saat ini, kata Eko, belum ada penemuan-penemuan korban oleh Tim Basarnas Provinsi Sumut selama proses pencarian dilakukan. "Belum ada penambahan atau temuan korban," ucapnya.
Sebagai tindak lanjut keselamatan transportasi di Danau Toba, maka pelabuhan-pelabuhan yang berada di Danau Toba akan diletakkan petugas syahbandar yang bertugas untuk mengawasi kapal-kapal yang akan berlayar.
"Ya nanti ada syahbandar. Namanya tim ad hoc yang bertugas di pelabuhan," ujarnya.
Baca: Serang Luhut Soal Danau Toba di Medsos, Ratna Sarumpaet: Anda yang Klaim Menipu Dunia
Penunjukan tim ini, dilakukan langsung oleh Kementerian Perhubungan. Tugas tim ad hoc adalah mengevaluasi dan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem penyeberangan di Danau Toba.
Evaluasi ini, juga akan melibatkan Komite Nasional Kesalamatan Transportasi (KNKT) dan Basarnas.
Untuk tahap awal perbaikan hanya dibatasi di Pelabuhan Tigaras, dan ke depannya akan dilakukan di seluruh perairan Danau Toba.
"Ad hoc ini ditunjuk langsung oleh Kementerian Perhubungan. Saat ini mereka sedang dilatih untuk ditempatkan di Danau Toba," ujarnya.
Eko Subowo mempertegas, semua kapal yang akan berlayar di Danau Toba bahkan seluruh Indonesia, harus memiliki standar khusus.
Semua kapal akan dites kelayakan agar tidak ada lagi kecelakaan di perairan.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara Zein mengatakan, tim ad hoc sudah menjalankan tugasnya sejak pembentukan di Jakarta.
Dan untuk langkah awal, tim ad hoc masih menjalani pelatihan. Agar tugas tim ad hoc semakin terintegrasi, maka Dinas Perhubungan Provinsi akan membentuk Direktorat yang mengurusi bidang sungai dan danau.
"Ya kita sudah membuat Direktorat pengawas sungai danau. Sudah terbentuk," ucapnya.(*)
UPDATE KM Lintas Timur Pencarian Korban Kapal Tenggelam Dihantam Cuaca Buruk, 17 Orang Hilang |
![]() |
---|
Dimintai Keterangan Soal Penggunaan Dana Rp 5 Miliar, Camat Dolok Pardamean Minta Ijin Makan Siang |
![]() |
---|
Kejari Simalungun Panggil Kepala BPBD Terkait Biaya Penanggulangan KM Sinar Bangun |
![]() |
---|
Kepala Desa Simanindo Sebut Ratna Sarumpaet Belum Pernah Serahkan Sumbangan KM Sinar Bangun |
![]() |
---|
Kapolres Samosir Imbau Pengusaha Kapal Penyeberangan Berkaca Pada Tragedi KM Sinar Bangun |
![]() |
---|