Asian Games 2018

Yordania Sebut Emas Silat Indonesia Tak Ada Nilai, Sebut Sukses Asian Games 2018 Tak akan Terulang

"Indonesia tidak akan pernah bisa melampaui perolehan terbaik mereka saat ini, selamanya," kata Nasser Majali.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB IPSI) Prabowo Subianto dan CDM Asian Games Indonesia Syafrudin, berfoto bersama atlet pencak silat, di Padepokan Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (29/8/2018). 

TRIBUN-MEDAN.com-Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Yordania (JOC) Nasser Majali mempertanyakan validitas keberhasilan Indonesia dalam pencak silat pada Asian Games 2018.

Menurut Majali, medali yang dimenangkan Tuan Rumah dalam olahraga itu tidak memiliki nilai.

Seperti dilansir dari insidethegames, Senin (2/89/2018), Majali mempertanyakan makna medali dari pencak silat itu.

"Saya mengerti bahwa negara tuan rumah ingin menunjukkan kekuatan, dan ini juga berlaku untuk Olimpiade, tetapi jika saya dalam posisi tuan rumah, saya pasti tidak akan melakukannya dengan cara seperti itu, saya terutama tidak akan menonjolkan olahraga nasional," katanya. .

Majali mengatakan, Indonesia sekarang akan berjuang untuk mengalahkan perolehan medali mereka tahun ini dengan kondisi dimana pencak silat tidak mungkin akan ditampilkan di sebagian besar event olahraga.

"Apa yang akan dihadapi negara tuan rumah (Indonesia) di Asian Games berikutnya adalah mereka tidak akan pernah bisa mengalahkan perolehan terbaik mereka saat ini, selamanya."

"Ini tidak organik," kata Majali.

Pada Asian Games 2018 Indonesia meraih prestasi paling sukses dengan  memenangkan total 31 medali emas, 24 perak dan 32 perunggu.

Penampilan terbaik sebelumnya adalah pada penyelenggarana tahun 1962 dengan perolehan 11 emas.

Empat belas medali emas yang diraih kontingen Indonesia tahun ini berasal dari cabang olahraga pencak silat.

 Adapun kontingen Yordania pada Asian Games 2018 hanya menempati peringkat ke-23.

Yordania meraih total medali 12 emas, dengan dua medali emas dari cabang olahraga jiujitsu dan taekwondo. Mereka juga mendapatkan medali dari karate dan boxing.

Substansi kritik dari pejabat negara Yordania itu serupa dengan protes yang datang dari negara peserta lainnya, Iran.

Iran memprotes tindakan Dewan Olympiade Asia (OCA) yang mengakui pencak silat di Asian Games sebagai hadiah terhadap Indonesia.

Seperti dilansir dari media Iran, en.mehrnews.com, Presiden Komite Olympiade Nasional Iran (NOC), Reza Salehi Amiri menyatakan bahwa pencak silat merupakan cabang olahraga yang tidak dikenal dan hanya dipraktikkan oleh sekelompok kecil negara di Asia.

Salehi mengatakan, Presiden OCA Sheikh Ahmed al-Fahad al-Ahmed al-Sabah juga telah memberikan tanggapan atas protes mereka dengan pernyataan yang kurang meyakinkan.

Menurutnya, Sheikh Ahmed  mengatakan bahwa 'hak istimewa semacam ini juga akan diberikan kepada Iran jika pertandingan diadakan di negara itu'.

Perolehan ini menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam peringkat Indonesia dari 17 saat Asian Games 2014 Incheon menjadi peringkat 4 pada Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.

Hingga Kamis (30/8/2018) pukul 12.00, Indonesia meraih 30 medali emas di mana 14 emas dari pencak silat.

Sedangkan Iran masih mengantongi 17 medali emas.  

Pencak silat menjadi penyumbang medali emas terbanyak bagi kontingen Indonesia disusul panjat tebing dengan 3 medali emas.

Menurut Salehi, OCA bertanggung jawab untuk ini, tambahnya.

Presiden Komite Olympiade Nasional Iran (NOC), Reza Salehi Amiri
Presiden Komite Olympiade Nasional Iran (NOC), Reza Salehi Amiri (mehrnews.com)

“Di setiap disiplin olahraga, ratusan atlet bersaing untuk mencapai Asian Games, dan puluhan mencoba untuk memenangkan medali, dan fakta bahwa negara tuan rumah dapat dengan mudah memenangkan banyak medali sangat disesalkan,” ujarnya.

Asian Games edisi ke-18 sedang berlangsung di kota-kota Indonesia di Jakarta dan Palembang. Tempat keempat Iran di meja medali diambil oleh Indonesia setelah memenangkan 10 medali emas dalam olahraga pribumi pencak silat.

Presiden OCA, Sheikh Ahmed al-Fahad al-Ahmed al Sabah
Presiden OCA, Sheikh Ahmed al-Fahad al-Ahmed al Sabah (The Daily Star)

Akibat banjir medali dari kontingen pencak silat, Indonesia menggeser posisi Iran dari posisi empat di klasemen Asian Games menjadi posisi lima.

Sampai Kamis (30/8/2018), perolehan medali Indonesia telah menembus angka 30 emas, 22 perak, dan 37 perunggu. Sementara, Iran “hanya” mendapat 19 emas, 17 perak, dan 19 perunggu.

Jokowi dan Prabowo berpelukan dalam rangkulan Hanifan, salah satu atlet pencak silat yang memeroleh medali emas.
Jokowi dan Prabowo berpelukan dalam rangkulan Hanifan, salah satu atlet pencak silat yang memeroleh medali emas. (Facebook)

Pencak silat menjadi salah satu cabang olahraga yang kontroversial di Asian Games 2018.

Sebelumnya, pesilat Malaysia, Mohd. Al-Jufferi Jamari, angkat kaki di tengah pertandingan lantaran frustasi atas penilaian wasit.

Dalam laga melawan Koman Hari Adi Putra, itu, ke-lima wasit menempatkan Jufferi kalah 1-4 dibandingkan atlet tuan rumah itu.

Jufferi bahkan melampiaskan amarahnya dengan merusak dinding pembatas di GOR Pencak Silat TMII, Jakarta.

Jokowi: Uang Negara Paling Banyak Habis Buat Pencak Silat

Presiden Joko Widodo berkelakar bahwa cabang olahraga pencak silat yang paling banyak menggunakan uang negara.

Candaan itu dilontarkannya seusai menyaksikan pertandingan final cabor pencak silat di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, Rabu (29/8/2018).

"Paling banyak sekali lagi uang negara habis banyak untuk pencak silat," ujarnya disambut gelak tawa Prabowo Subianto, Wakil Presiden Jusuf Kalla, PDIP Megawati Soekarnoputi, dan Kemenko PMK Puan Maharani yang mendampingi Jokowi.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menjanjikan bonus untuk para atlet Indonesia yang berhasil mendapatkan medali emas selama Asian Games 2018.

Perorangan
Untuk Atlet yang meraih medali perorangan (tunggal) jika dia mendapatkan emas maka dia akan mendapatkan bonus sebesar Rp 1,5 miliar, perak Rp 500 juta, dan perunggu Rp 250 juta.

Ganda
Untuk tim ganda (double) jika mereka mendapatkan medali emas maka bonus sebesar Rp 1 miliar, perak Rp 400 juta dan perunggu Rp 200 juta.

Beregu
Sedangkan untuk tim beregu jika mendapatkan medali maka akan mendapatkan bonus Rp 750 juta (emas), Rp 300 juta (perak) dan Rp 150 (perunggu).

Bonus yang diberikan kepada para atlet tidak akan dikenai potongan pajak dan akan dikirimkan langsung usai Asian Para Games 2018 ke rekening mereka masing-masing.

Untuk pelatih dan asisten pelatih jika atletnya perorangan/ganda binaannya mendapatkan medali maka bonus yang akan pelatih terima adalah sebesar Rp 450 juta (emas), Rp 150 juta (perak) dan Rp 75 juta (perunggu). 

Sedangkan asisten pelatih akan mendapatkan bonus Rp 300 juta (emas), Rp 100 juta (perak), dan Rp 50 juta 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved