Edy Rahmayadi Jawab Permintaan 60 Ribu Netizen agar Tak Rangkap Jabatan

Edy Rahmayadi akhirnya memberi jawaban tentang rangkap jabatannya sebagai Ketua PSSI dan gubernur Sumatera Utara.

Edy Rahmayadi pada acara Mata Najwa. 

TRIBUN-MEDAN.com-Edy Rahmayadi akhirnya memberi jawaban tentang rangkap jabatannya sebagai Ketua PSSI dan gubernur Sumatera Utara.

Pernyataannya itu disampaikan saat dirinya menjadi narasumber di acara bincang-bincang Mata Najwa yang disiarkan, Rabu (27/8/2018).

Sama seperti sebelumnya, Edy memulai dengan mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya seorang suporter Haringga Sirla.

“Saya sebelumnya mengucapkan bela sungkawa yang berkali-kali. Yang kedua, kehadiran malam ini lebih kepada tanggung jawab sebagai Ketua PSSI. Bung Fery sempat menyampaikan kalau yang berdosa adalah bung Fery. Tapi tidak Najwa. Yang paling berdosa adalah saya selaku ketua PSSI,” katanya.

Ia mengaku sebagai orang yang bertanggungjawab karena pada tanggal 23 Maret, saat kick off Liga 1 di GBK, pertandingan antara Persija dan Bhayangkara, dirinyalah yang membuka.

“Kalau itu tidak saya buka, mungkin kejadian ini tidak ada. Maka saya katakan bahwa, yang bertanggung jawab penuh ini adalah saya,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini telah dibentuk tim investigasi lanjutan untuk menangani persoalan terbunuhnya suporter.

“Outputnya kira-kira apa? Selain sanksi, apa lagi, Pak?” tanya Najwa.

 “Yang sudah kami bahas adalah, organisasi PSSI sendiri belum sentuh sampai pembinaan suporter. Kita lihat klub juga belum, dan yang ini akan kita bahas. Sudah ada gambaran untuk melibatkan kehadiran pemerintah. Yaitu, Nawacita-nya presiden yang kita bahas, yaitu, kehadiran pemerintah untuk unuk ikut dalam pembinaan suporter.”

Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali menyoroti tentang rangkap jabatan yang jamak terjadi dalam persepakbolaan Indonesia.

“Saya pikir ini harus dijadikan momentum untuk memberikan teladan di sepakbola kita, salah satuanya posisi rangkap jabatan. Buat aturan-aturan jangan sampai rangkap jabatan exco dengan pengurus klub karena ini menimbulkan conflict interest,” katanya.

“Rangkap jabatan. Anda mau menyindir Pak Edy juga ini?” sambar Najwa.

Akmal Marhali mengatakan, ia berharap sarannya untuk pengaturan soal rangkap jabatan diindahkan oleh PSSI agar mewujudkan jargon profesional dan bermartabat seperti jargon lembaga itu.

Edy yang tersenyum mendengar pernyataan itu, mengatakan bahwa job description Ketua PSSI bukan ditentukan oleh dirinya, melainkan oleh exco.

Selain itu, ia merasa tidak ada salahnya jika dirinya menonton pertandingan PSMS.

“Walaupun saya orang Medan, walaupun saya tidak lagi pegang PSMS, tapi begitu PSMS main, karena saya orang PSMS, saya akan nonton. Itulah esprit de corp saya. Tapi jangan curiga terlalu jauh. Saya tidak bisa menentukan walaupun itu PSMS, karena itu adalah keputusan sidang,” katanya.

“Saya akui ada rangkapan-rangkapan itu. Tapi saya lihat ya tidak pernah, sama sekali tidak.”

“Seperti contohnya, saya ditanya sana sini, saya tidak bisa putuskan. Saya menunggu ada investigasi habis itu saya duduk dengan ExCo. Dipaparkan, dijawab, bulatlah satu itu, itulah hasilnya ini. Jangan negatif thinking. Yakinkan itu dan ini untuk pemersatu anak bangsa, inilah PSSI.”

Edy juga menanggapi soal petisi 60 ribu orang yang memintanya untuk tidak rangkap jabatan sebagai Gubernur Sumatera Utara.

“Jangankan 60 ribu, satu orangpun kalau itu memang benar adanya, gara-gara saya gubernur terus itu terjadi pembunuhan, saya akan tinggalkan ini."

"Karena berarti saya tidak becus. Yang saya takutkan, dari 60 ribu ini, menginginkan salah satu jabatan PSSI ini. Karena dalam dunia politik ini. PSSI harus saya lindungi, karena ini amanah rakyat sampai 2020,” ujarnya.

22 Suporter Meninggal Sejak Edy Menjabat

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ( PSSI) memutuskan untuk menghentikan kompetisi Liga 1 2018 hingga waktu yang tak ditentukan.

Keputusan tersebut dibacakan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, Selasa (25/9/2018). Langkah ini diambil sebagai bentuk keprihatinan atas tewasnya anggota The Jak Mania, Haringga Sirla. 

Haringga Sirla meninggal akibat dikeroyok oknum suporter Persib Bandung jelang pertandingan antara Persib vs Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Minggu (23/9/2018).

"Ini adalah salah satu bentuk keprihatinan kami dan rasa belasungkawa kami terhadap almarhum," tutur Edy Rahmayadi.

Selama penghentian Liga 1, PSSI akan segera membuat standar operasional prosedur (SOP) yang lebih jelas dalam rangka meredam dan menghentikan kegiatan-kegiatan merugikan.

PSSI memang harus membuat aturan ketat untuk menangkal kekerasan dalam sepak bola nasional. Hal itu lantaran banyaknya korban jiwa di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi.

Save Our Soccer (SOS), lembaga swadaya yang mengamati isu sepak bola nasional, mencatat sebanyak 22 suporter meninggal sejak Edy menjabat ketua umum PSSI pada 10 November 2016.

Prosesi pemakaman William Wijaya di TPU Budi Darma, Jakarta Utara, Senin (6/8/2018). William meninggal dunia akibat tawuran antara suporter Persitara Jakarta Utara dan warga di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (4/8/2018). Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Taufik: TPU Budi Dharma Sudah Tiga Lapis, Orang Dikubur di Dalam Genangan Air ", https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/13/16193731/taufik-tpu-budi-dharma-sudah-tiga-lapis-orang-dikubur-di-dalam-genangan. Penulis : Jessi Carina Editor : Ana Shofiana Syatiri (KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)
Berikut adalah daftar suporter yang tewas pada era kepemimpinan Edy Rahmayadi dari data SOS:

1. Ferdian Fikri, 14 (Viola, suporter Persita) 
Kejadian: 26/3/2017   
Penyebab: Tusukan benda tajam

2. Agus Sulistyo, 19 (Brajamusti, PSIM)
Kejadian: 18/5/2017 (PSIM Vs Persebaya Surabaya) 
Penyebab: Jatuh dari tribune

3. Agen Astrava (The Jakmania) 
Kejadian: 21/5/2017 (Persija Jakarta Vs Bali United) 
Penyebab: Pengeroyokan

4. Ardi Prasetyo, 18 (suporter PPSM) 
Kejadian: 11/6/2017 (PPSM Magelang vs PSIM di Stadion Moch Soebroto, Magelang) 
Penyebab: Jatuh dari tribune

5. M. Nur Ananda, 21 (Warga)   
Kejadian: 23/7/2017 (perjalanan usai Persibas vs PSS di Stadion Satria) 
Penyebab: Tusukan benda tajam dari oknum supporter PSS di Jalan Temanggung-Magelang

6. Ricko Andrean (Bobotoh) 
Kejadian: 27/7/2017 
Penyebab: Melerai pengeroyokan seorang bobotoh yang dianggap suporter Persija saat Persib vs Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, 22 Juli 2017

7. M Hilmi Adam Sauqi, 20 (Bonek/Persebaya)
Kejadian: 27/7/2017, Persebaya vs Martapura FC di Stadion Gelora Bung Tomo
Penyebab: Kecelakaan lalu lintas

8. Putri Amanda Sari, 16 (Bonek/Persebaya)
Kejadian: 27/7/2017, Persebaya vs Martapura FC di Stadion Gelora Bung Tomo
Penyebab: Kecelakaan lalu lintas

9. Yuni Khalimatus Rohmah, 17 (Bonek/Persebaya)
Kejadian: 27/7/2017, Persebaya vs Martapura FC di Stadion Gelora Bung Tomo
Penyebab: Kecelakaan lalu lintas

10. Catur Yuliantono, 32 (Warga Duren Sawit)
Kejadian: 2/9/2017, Indonesia vs Fiji di Stadion Patriot, Bekasi
Penyebab: Terkena petasan

11. Banu Rusman, 17 (Laskar Benteng Viola)
Kejadian: 11/10/2017), Persita vs PSMS di Stadion Mini, Cibinong. 
Penyebab: Pengeroyokan

12. Rizal Yanwar Putra, 17 (The Jakmania, Cikarang)
Kejadian: 12/11/2017, Bhayangkara FC vs Persija, Stadion Patriot, Bekasi
Penyebab: Pengeroyokan

13. Micko Pratama, 17 (Bonekmania) 
Kejadian: 14/4/2018, PS Tira vs Persebaya, Stadion Sultan Agung, Bantul
Penyebab: Pengeroyokan

14. Imam Shokib (Aremania)
Kejadian: 15/4/2018, Arema vs Persib, Stadion Kanjuruhan, Malang
Penyebab: Kecelakaan

15. Dimas Dhuha Ramli, 16 (Aremania)
Kejadian: 15/4/2018, Arema vs Persib, Stadion Kanjuruhan, Malang
Penyebab: Gas Air Mata

16. Arigustus Pasaribu, 20 (SMECK)
Kejadian: 18/5/2018, PSMS Vs Sriwijaya, Stadion Teladan
Penyebab: Kecelakaan lalu lintas

17. Dio Alif, 17 (Bonek)
Kejadian: 22/5/2018, Persela Vs Persija, Stadion Surajaya
Penyebab: Kecelakaan lalu lintas

18. Rizky Febrianto, 17 (The Jakmania)
Kejadian: 22/5/2018, Persela Vs Persija, Stadion Surajaya
Penyebab: Kecelakaan lalu lintas

19. M. Rizky Rangkuti, 18 (KAMPAK)
Kejadian: 27/5/2018, PSMS Vs Arema, Stadion Teladan 
Penyebab: Kecelakaan lalu lintas

20. Abdul Rahman, 19 (KAMPAK)
Kejadian: 27/5/2018, PSMS Vs Arema Stadion Teladan
Penyebab: Kecelakaan lalu lintas. (*)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved