News Video
Detik-detik Aksi Paspampres Lihat Mahasiswa USU Acungkan Dua Jari saat Selfie dengan Jokowi
Rekaman tersebut memperlihatkan aksi paspampres yang dengan sigap melarang mahasiswa swafoto dengan mengacungkan dua jari
Penulis: Hendrik Naipospos | Editor: Hendrik Naipospos
TRIBUN-MEDAN.COM - Presiden Joko Widodo turut merayakan Dies Natalis Ke 66 Universitas Sumatera Utara (USU) di Audiotorium Kampus, Senin (8/10/2018).
Presiden tiba sekitar pukul 08.30 WIB dengan mengenakan stelan jas berwarna biru dan dasi merah.
Mahasiwa dan para dosen menyambut kedatangan Jokowi dengan histeris. Banyak di antara mereka berebut salam dan swafoto.
Rektor USU, Prof Runtung Sitepu menyambut kedatangan presiden, keduanya pun langsung berjalan ke Audiotorium USU.
Ditanyai awak media, Jokowi mengaku kaget dengan antusias warga USU kepada dirinya.
"Saya ngomong apa adanya ya. Sambutan baik dari Pak Rektor, terutama mahasiswanya heboh-heboh semuanya," ucap Jokowi yang disambut tawa oleh Rektor USU dan rombongan.
Jokowi Ucapkan Kesannya saat Berkunjung ke USU
VIDEO: Detik-detik Jokowi Tiba di Kampus USU, Disambut Histeris Ribuan Mahasiswa dan Dosen
Jokowi berpesan agar USU dapat mengikuti perkembangan global yang berubah begitu cepat.
Termasuk adanya kebijakan penyesuaian ataupun penambahan jurusan dan fakultas sesuai modernisasi yang terjadi.
"Seperti yang saya sampaikan tadi, seluruh universitas khususnya USU mau menyesuaikan perubahan-perubahan dunia yang sangat cepatnya. Ada jurusan-jurusan atau fakultas yang mendukung perkembangan itu," sambungnya.
Ada pemandangan unik yang terekam kamera warga saat mahasiswa swafoto dengan Jokowi.
Rekaman tersebut memperlihatkan aksi paspampres yang dengan sigap melarang mahasiswa swafoto dengan mengacungkan dua jari.
Paspamres langsung menutup jari mahasiswa dan memberikan isyarat untuk mengacungkan jempol saja.
Klarifikasi
Saat dikonfirmasi Kompas.com, personel Paspampres di dalam video itu membantah mengarahkan warga untuk menunjuk jari tertentu.
"Enggak mengarahkan Bapak itu untuk menunjukkan jari telunjuk saja, atau dua jari," ujar sang Paspampres yang enggan ditulis namanya.
"Maksud saya itu, enggak perlu angkat satu atau dua jari. Karena tugas kami-kami ini kan menjaga Presiden juga dari apapun. Makanya tutup jari Bapak itu," lanjut dia.
Namun, si bapak tersebut malah mengacungkan jari jempolnya dan tetap berpose foto di depan Presiden Jokowi. Ia memaklumi dan membiarkannya.
"Ya, sudahlah, namanya juga masyarakat bertemu Presiden kan," ujar dia.
Video itu ramai lantaran netizen mengkaitkan aksi pria dan paspampres tersebut dengan nomor urut calon presiden-calon wakil presiden dalam Pilpres 2019.
Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin mendapat nomor urut 01. Sementara rivalnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat nomor urut 02.
Tonton aksi paspampres tersebut;
Ayo subscribe channel YouTube Tribun MedanTV
VIDEO: Detik-detik Jokowi Tiba di Kampus USU, Disambut Histeris Ribuan Mahasiswa dan Dosen
Jokowi Lontar Pernyataan Menohok terkait Tudingan PKI, Isu Lama Digulirkan Kembali
Di Sumatera Utara, Jokowi memiliki beberapa agenda.
Kemarin, Minggu (7/10/2018), Presiden Ketujuh ini meresmikan pembuan MTQ Nasional.
DISAMBUT HISTERIS DI ISTANA MAIMOON
Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan pemangku adat Melayu di Istana Maimoon, Medan, Minggu (7/10/2018).
Di Istana Maimoon, Jokowi mendapat gelar kehormatan dari masyarakat Melayu, gelar Tuanku Sri Indra Utama Junjungan Negeri
Pemberian gelar dilaksanakan dengan upacara adat di Kompleks Istana Maimoon.
Selesai upacara adat, iring-iringan mobil rombongan presiden meninggalkan istana.
Ratusan warga Sumatera Utara sontak menyerbu mobil yang ditumpangi Presiden Joko Widodo.
Jokowi lantas keluar dari mobilnya untuk menyapa warga yang sudah menunggunya sejak pagi.
"Pak Jokowi, pak Jokowi," ucap warga.

Jokowi dengan senyum lebar, menyalami satu per-persatu warga yang berada disekitarnya.
"Pak Jokowi, oh, pak Jokowi," ucap salah seorang ibu yang ingin dilihat presiden ketujuh tersebut.
Jokowi yang menggunakan baju khas Melayu berwarna hitam tersebut melambai ke arah warga yang tidak dapat bersalaman dengannya.
Meski dikawal ketat oleh petugas, namun antusias warga untuk bertemu Jokowi tak terbendung.
"Sabar, ya, hallo," ucap Jokowi.

DI KABUPATEN DELISERDANG
Ribuan warga suku Jawa memenuhi area GOR Lubukpakam Kabupaten Deliserdang Minggu, (7/10/2018).
Mereka datang untuk menghadiri acara silaturahmi dengan Presiden Joko Widodo.
Presiden datang dalam rangka kunjungan kerja menghadiri dan membuka acara pelaksanaan MTQ Nasional yang berlangsung Minggu malam di kawasan Medan dan Deliserdang.
Pengamanan di sekitar Gor Lubukpakam pun tampak begitu ketat.

TNI/Polri dibantu dengan Satpol PP Deliserdang melakukan penjagaan berbagai diberbagai titik.
Antrean panjang pun terlihat di area pintu masuk Gor tempat kegiatan acara silaturahmi dilakukan. Selain di dalam Gor tenda juga disediakan panitia di luar.
Sekretaris Panitia, Eko Sopianto mengatakan ada sekitar 6 ribuan orang suku Jawa yang hadir di acara silaturahmi ini.
Disebut kalau mereka datang dari berbagai Kabupaten Kota yang ada di Sumatera Utara.
" Pak Jokowi nanti ya hanya silaturahmi saja sama kita. Sekitar 6000-an orang yang datang. Sesuai jadwal agendanya pukul 14.00 Pak Presiden tiba,"kata Eko.
Saat memberikan kata sambutan Jokowi pun sempat menyinggung perihal dirinya yang dituduh sebagai PKI.
"Saya mau nitip. Sekarang ini banyak berita fitnah dan hoax. Jangan terpecah karena berita hoax dan fitnah. Ada yang menuduh saya dan bilang Presiden Jokowi itu PKI," ujar Jokowi.
Saat itu Jokowi sempat memberikan penegasan singkat mengenai keberadaan PKI tahun 1965 dan 1966. Ia menyebut saat itu dirinya masih berkisar umur 4 tahunan.
"Saya itu lahir tahun 1961masak ada PKI Balita. Tapi gitu pun ada saja yang percaya. Orang tua saya itu muslim, kakek nenek saya ya muslim," kata Jokowi.
Presiden Joko Widodo menyalami warga yang sudah menunggunya di area GOR (TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN SIPAHUTARa)Tanpa arahannya, ketika itu layar lebar yang sengaja disediakan oleh panitia juga menampilkan foto editan tentang dirinya. Ia menyebut foto itu sebenarnya foto ditahun 1955 dimana Ketua PKI sedang berfoto disebuah podium.
"Ini politik yang tidak beretika dan tata Krama. Agama saja tidak memperbolehkan seperti itu (memfitnah). Nilai-nilai etika dan budaya tidak memperbolehkan seperti itu. Jangan kita diaduk dengan info yang tidak betul," katanya.
Jokowi berpesan agar setiap mendapatkan suatu berita orang-orang tidak menelannya mentah-mentah.
Karena sekarang ini banyak berita hoax dan fitnah agar sebaiknya mengecek dulu. Disebut jangan terpecah karena berita-berita hoax dan fitnah. Berbeda pilihan itu biasa namun jangan sampai jadi perpecahan. (*)