Prabowo Pidato Tampang Boyolali 'Miskin', Ternyata Remaja Boyolali Pernah Sukses Magang di Twitter

Setelah tiga bulan menjalani program mentorship di Indo2SV, Irfan pun memberanikan diri mengajukan proposal lamaran magang di Twitter

Kolase Tribun Medan
Prabowo dan Anak Boyolali 

Partai Amanat Nasional, partai bersejarah yang pernah memimpin reformasi di negara dan bangsa kita tahun 1998. Partai Keadilan Sejahtera, partai yang selalu setia membela kepentingan, kebenaran, kesejahteraan, keadilan dan kepentingan umat Islam di Indonesia.

Partai Demokrat yang telah melahirkan seorang Presiden Republik Indonesia, yang telah memimpin bangsa Indonesia 10 tahun dengan adem ayem, dengan tenang, dengan sejuk, dengan stabilitas dan tentunya Partai Gerakan Indonesia Raya, partai saya sendiri.

Tapi saya merasa bahwa tidak hanya empat partai tersebut, yang mendukung saya dan mengusung saya. Saya dimana-mana didatangi oleh berbagai kalangan ormas-orams, sayap-sayap sebagai contoh para Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya.

Singa-singa tua yang turun dari gunung untuk membela negara dan bangsa kita walaupun mereka mungkin giginya sudah ompong. Giginya ompong semangatnya masih menyala, tapi terutama yang saya rasakan adalah dukungan dari emak-emak yang militan.

Emak-emak ini militan. Mereka berani. Saudara-saudara sekalian, kita menamakan diri koalisi adil makmur. Kenapa, karena keadilan dan kemakmuran adalah cita-cita pendiri bangsa republik Indonesia.

Keadilan dan kemakmuran adalah tujuan kita merdeka. Keadilan dan kemakmuran adalah tujuan kita mendirikan republik Indonesia saudara-saudara sekalian.

Dan dirasakan sekarang saudara-saudara yang merasakan, sekarang saya bertanya kepada saudara-saudara sekalian apakah saudara-saudara sudah merasa adil, sudah merasa makmur (belum, sahut para hadirin dalam acara tersebut).

Saudara-saudara, saya hari ini didampingi, ditemani oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Pak Zulkifli Hasan. Tapi beliau juga kebetulan adalah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, ketua MPR RI pemegang perwakilan rakyat yang tertinggi di Republik Indonesia.

Saya juga didampingi oleh tokoh Jawa Tengah dan tokoh TNI yaitu mantan Gubernur Jawa Tengah Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) H Bibit Waluyo. Saudara-saudara di Jawa Tengah yang lebih tahu bagaimana seorang Bibit Waluyo itu.

Orang gubernur yang bekerja keras untuk rakyat, untuk petani, untuk nelayan, untuk wong cilik di seluruh Jawa Tengah. Dengan semboyan balik deso bangun deso. Balik deso bangun deso berarti membangun bangsa dan negara.

Saudara-saudara, saya kenal Pak Bibit Waluyo sudah lama. Sebenarnya beliau adalah senior saya, beliau yang dulu mlonco saya, yang menggembleng saya termasuk beliau. Karena saya termasuk dulu taruna yang nakal.

Tapi kalau saya nggak nakal, nggak jadi jenderal. Dan saya kenal beliau di daerah operasi kami ini. Tentara dulu bukan tentara di belakang meja. Kita bukan tentara di kota, kita tentara di lapangan.

Kita naik dan turun gunung, kita membela negara ini pertaruhkan jiwa kita untuk menjaga keamanan negara ini. Dari sejak muda kami pertaruhkan nyawa kami untuk bangsa Indonesia untuk merah putih yang kita cintai.

Sekarang seharusnya kita pensiun, seharusnya kita istirahat, tetapi kita melihat bahwa negara dan bangsa kita masih dalam keadaan tidak baik, ekonomi kita tidak di tangan bangsa kita sendiri. Saya lahir di Jakarta. Saya besar di Jakarta.

Saya memberi usia saya untuk untuk bangsa ini, saya memberi jiwa saya dan raga saya untuk bangsa ini. Tetapi begitu saya keliling Jakarta saya lihat gedung-gedung mewah, gedung-gedung menjulang tinggi, hotel-hotel mewah, sebut saja hotel mana di dunia yang paling mahal ada di Jakarta. Ada Ritz-Calten, ada apa itu, Waldoft Astoria.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved