Viral Medsos
Momen John Chau Terbunuh di Pulau Sentinel yang Dihuni Haus Darah, Masih Jalan saat Dihujam Tombak
Misionaris Amerika bernama John Chau tewas setelah dirinya mencoba mendekati suku terpencil di dunia.
Seorang misionaris Amerika bernama John Chau tewas setelah dirinya mencoba mendekati suku paling terpencil di dunia.
////
TRIBUN-MEDAN.COM - John Allen Chau dikatakan tewas dihujani panah dan terkubur di pasir tak lama setelah ia menginjakkan kakinya di pulau Sentinel Utara India, yang merupakan bagian dari kepulauan Andaman dan Nikobar di Teluk Benggala.
Seperti diketahui, wilayah ini adalah rumah bagi lima suku dari Zaman Batu, yang diyakini sebagai yang terakhir di dunia dan dilindungi pemerintah India.
Etinitas pulau ini adalah yang paling tertutup dan memiliki reputasi yang menakutkan bagi para tamu tak diundang.
John Chau adalah salah satu tamu yang tak diundang tersebut, yang akhirnya tewas di tempat setelah mencoba menjalin kontak dengan suku asli pulau sentinel.
Menurut AP, perjalanan John Chau bermula pada 15 November 2018.
Sehari sebelum terbunuh, Chau menawarkan uang pada sekelompok nelayan setempat untuk membawanya ke pulau tersebut.
Setelah mendarat di pulau tersebut, dia mencoba mendekati penduduk pulau tetapi mereka menjadi marah dan mulai melemparkan panah kepadanya.
Chau akhirnya mundur dan berenang kembali ke perahu nelayan yang berlabuh aman dari pantai tersebut.
Suku kuno itu mempunyai senjata berupa panah.
Malam harinya, ia menuliskan tentang petualangannya dan catatan pribadinya sebelum ia akhirnya tewas.
"Saya mencoba sangat baik pada mereka, tetapi mengapa mereka begitu marah dan agresif?" Chau menulis, dikutip dari News.com.au.
Hingga keesokan harinya, John Chau bersama dengan nelayan kembali mendekat ke pulau tersebut, dan itu adalah perjalanan yang tragis.
Sampai di pantai, Chau mendekat dan berlabuh di pasir pantai, akan tetapi ia justru menemui nasib tragisnya di sana.
"Dia diserang dengan panah, tetapi terus berjalan," seperti dikatakan News.com.au.
"Para nelayan melihat kelompok suku mengikat tali di lehernya dan menyeret tubuhnya."
"Mereka (para nelayan) takut dan melarikan diri, tetapi mereka kembali keesokan harinya untuk menemukan tubuhnya di pantai."
Selanjutnya, ketujuh nelayan ditahan, karena dianggap membantu Chau mencapai North Sentinel Island.
Suku di Pulau Sentinel
Pihak berwenang belum mengambil mayat korban dan yakin dia mungkin terkubur di pasir.
Direktur kepolisian Kepulauan Andamandan Nikobar, Dependra Pathak, mengatakan para pejabat bekerja dengan para antropolog untuk menemukan jasadnya.
John Allen Chau (kanan) bersama pendiri Ubuntu Football Academy Casey Prince, di Cape Town, Africa Selatan, Oktober 2018, beberapa hari sebelum berangkat ke pulau Sentinel Utara. (Foto: dok)
Pathak mengatakan sebuah kapal Penjaga Pantai India dengan polisi dan para ahli suku telah pergi untuk mengintai pulau dan mencari tahu bagaimana membawa pulang tubuh John Chau.
Terbaru polisi India mengatakan telah memetakan wilayah pulau terpencil dimana suku-suku asli terlihat memakamkan Chau.
Tetapi sebelum polisi berupaya mengambil mayat Chau, otorita berwenang harus mempelajari terlebih dahulu dari para pakar “nuansa perilaku dan sikap kelompok suku asli itu, khususnya dalam aksi kekerasan semacam ini,” demikian ujar Dependra Pathak, Dirjen Kepolisian Kepulauan Andaman dan Nicobar, dimana terdapat Pulau North Sentinel.
Ketika berkunjung ke kawasan di sekeliling pulau itu Jum’at lalu (23/11) tim penyelidik – dari jarak sekitar 500 meter – mengamati gerak-gerik empat atau lima warga suku asli di Pulau Sentinel Utara itu selama beberapa jam.
“Kami kurang lebih telah mengidentifikasi lokasi itu secara umum,” ujar Pathak melalui telpon Sabtu (24/11/2018)
Otorita berwenang di India telah berupaya mencari jalan untuk mengambil mayat Chau, yang dibunuh oleh suku asli North Sentinal dengan panah dan kemudian menguburkan mayatnya di pantai.
Suku ini dikenal agresif pada pendatang.
Seorang pembuat film dokumenter pernah terkena panah saat berusaha memfilmkan mereka di tahun 1974.
Pada tahun 2006, suku terasing ini juga dikabarkan membunuh dua nelayan yang memasuki perairan dekat pulau mereka.
Adapun helikopter otoritas India pernah ditembaki panah saat berusaha memeriksa keadaan mereka usai tsunami pada 2004.
Ini videonya:
//// KISAH Singkat
Suku terasing penghuni Pulau Sentinel Utara di Kepulauan Andaman, India, kembali menjadi sorotoan atas keberadaan kelompok masyarakat yang menutup diri dari dunia luar itu.
Laporan dari India Today menyebutkan, suku Sentinel di Andaman bagian barat tidak berjabat tangan.
Hidup berburu dan meramu, mereka menggunakan salam dengan duduk di pangkuan satu sama lain dan mendaratkan tamparan hangat di punggung mereka sendiri.
Keramahan itu biasanya tidak akan dipakai ketika berhadapan dengan orang asing dari luar pulau.
Panah yang dilesatkan justru sebagai gantinya.
Namun pernah suatu ketika, orang asing menginjakkan kaki di pulau tersebut pada akhir abad 19, ketika India berada di bawah kekuasaan Inggris.
Melansir New York Times, seorang perwira angkatan laut Inggris menggambarkan sebuah pulau terpencil yang dikelilingi karang di Laut Andaman.
Dia bertemu dengan salah satu suku paling misterius di dunia. Penduduk yang
Mereka makan akar, kura-kura, dan menyimpan tengkorak babi hutan. Perwira itu bernama Maurice Vidal Portman.
Terpesona akan keunikan pulau, dia menculik beberapa anggota suku terdiri pasangan orang dewasa dan empat anak, membawa mereka ke rumahnya di sebuah pulau yang lebih besar.
Pulau besar itu merupakan lokasi Inggris menjalankan penjara. Orang dewasa yang dibawa Portman jatuh sakit dan meninggal dunia.
Kemudian, anak-anak yang diculik dikembalikan ke pulau tersebut. Portman pun mengakhiri eksperimennya yang disebutnya sebagai kegagalan.
Saat itu diyakini populasi suku Sentinel mencapai 8.000 orang, dan sekarang jumlah mereka sekitar 150 orang.
Selama abad-abad berikutnya, beberapa orang luar pernah kembali mengunjungi pulau yang disebut Sentinel Utara.
Hampir setiap orang yang berkunjung disambut dengan terjangan panah. Pada 1970-an, sutradara film dokumenter National Geographic terkena satu panah pada bagian kakinya.
"Ditinggal sendirian"
Kemungkinan penduduk pulau trauma dengan peristiwa penculikan, atau mungkin mereka takut pada penyakit asing.
Tidak ada yang pernah tahu persis mengapa mereka begitu bermusuhan dengan orang luar, dan bahasa mereka hingga kini tetap menjadi misteri.
Suku Sentinel diyakini bermigrasi dari Afrika pada 50.000 tahun lalu. Mereka menggunakan tombak, busur, dan anak panah untuk berburu binatang.
Mereka juga mengumpulkan tanaman untuk dimakan dan dijadikan rumah.
"Sentinel ingin dibiarkan sendirian," kata antropolog, Anup Kapur. Anvita Abbi, yang telah menghabiskan puluhan tahun mempelajari bahasa suku di Kepulauan Andaman dan Nikobar, India, turut menyampaikan pendapatnya.
"Hanya untuk rasa penasaran, mengapa kami harus mengganggu suku yang telah bertahan selama puluhan ribu tahun," katanya.
Interaksi dengan orang luar dapat menjadi bencana besar bagi kesehatan suku Sentinel, sebab mereka tidak memiliki ketahanan terhadap penyakit asing.
Selama bertahun-tahun, suku Sentinel memudar dari pemberitaan hingga akhirnya pada Rabu lalu, pemerintah India mengatakan Chau terbunuh oleh busur dan anak panah mereka.
Kini, kepolisian India khawatir tentang ke mana penyelidikan kematian Chau akan mengarah. Sebab, jika mereka pergi ke pulau untuk mengambil jenazah Chau, mereka mungkin juga bakal terbunuh.
Artikel ini bersumber dari Intisari berjudul Saat-saat Terakhir John Chau Terbunuh di Pulau Sentinel, Dihujam Tombak Tapi Ia Masih Terus Berjalan