Buaya 600 Kg dan Panjang 5 Meter yang Menewaskan Deasy Dievakuasi, Butuh 20 Orang Membopongnya
Buaya seberat 600 kilogram dengan panjang lima meter itu kemudian dipindahkan ke penangkaran di Minahasa Utara.
Pemilik Merry adalah seorang pria warga negara Jepang, Ochiai yang tidak lain adalah atasan Deasy Tuwo.
"Kita masih melakukan pengejaran kepada pemilik buaya tersebut, sementara penyelidikan," kata Kapolsek Tombariri Iptu Jantje A Untu.
Seperti diberitakan Tribun Manado, insiden yang menewaskan Deasy Tuwo ini terjadi pada Jumat (11/1/2019).
Jasad Deasy pertama kali ditemukan oleh rekannya, Erling Rumengan di penangkaran buaya yang berada di area CV Yosiki.
Untuk diketahui, CV Yosiki merupakan perusahaan pembibitan mutiara milik Ochiai.
Deasy sendiri menjabat sebagai kepala laboratorium di perusahaan tersebut.
Saat ditemukan, kondisi jasad Deasy Tuwo sangat mengenaskan. Bagian tangan kanan, dada, hingga isi perut korban sudah dicabik buaya Merry.
"Kami penasaran saat melihat kearah kolam buaya, ada benda mengapung, ternyata tubuh Deasy. Kami takut menyentuhnya dan melaporkan kejadian tersebut di Polsek Tombariri," ujar rekan Deasy, Erling Rumengan.
Fakta Buaya Merry

1. Dibeli Tahun 1999
Menurut Noldy Pinontoan, mantan petugas keamanan di perusahaan CV Yosiki mengatakan, buaya bernama Merry itu dibeli di Belitung pada tahun 1999.
Namun, awalnya perusahaan tersebut membeli dua ekor buaya, tapi hanya Merry yang bertahan hingga saat ini.
2. Gemar makan makanan segar
Mantan pekerja di perusahaan CV Yosiki, Merry Supit (36) mengatakan jika buaya tersebut harus diberi makanan segar.
Bila makanan tersebut telah mengalami proses pembekuan maka ia tidak akan memakannya.