BREAKING NEWS
Detik-detik Terceburnya Taft 'Maut' ke Dalam Sungai, Ibu Saksi Sempat Minta Semangka
Tukimin mengungkapkan detik-detik sebelum kejadian maut yang merenggut keluarganya.
Penulis: Dedy Kurniawan |
Laporan Wartawan Tribun Medan / Dedy Kurniawan
TRIBUN-MEDAN.com, STABAT - Musibah terceburnya mobil Taft yang berisi tujuh orang anggota keluarga ke sungai disaksikan oleh keluarga lainnya dari luar mobil, Tukimin.
Masih dalam suasana penuh duka mendalam, Tukimin mengungkapkan detik-detik sebelum kejadian maut yang merenggut keluarganya, di rumah duka.
Anak dari korban Sarinem, Tukimin mengungkapkan bahwa ibunya, abangnya Sayudi, dan Winata anak Sayudi hendak mengantarkan keluarga adiknya, Kliwon dan Nurhayati.
Tujuannya hendak pindahan ke Madina pada Jumat (18/1/2019) sekitar pukul 13.00 WIB, bersamaan waktu salat Jumat berjamaah.
Baca: Kronologi Tenggelamnya Mobil Taft di Sungai Wampu yang Tewaskan Sekeluarga
Baca: Taft Maut Tenggelam di Sungai Tewaskan Sekeluarga, Ini Video dan Foto-fotonya
Baca: Isak Tangis Keluarga Korban Taft Maut Pecah di Rumah Duka, Mobil Tenggelam di Sungai Wampu
Katanya, Kliwon pulang kampung untuk menjemput istri dan dua anaknya untuk dibawa ke Madina.
Kliwon sudah hampir tiga bulan mendapat pekerjaan di perkebunan.
"Keluarga mau ngantar Kliwon, ke terminal (tempat getek penyeberangan) yang ngantar mamak sama abang dan anak abang. Mau pergi ke Madina pindahan. Kemari mau jemput binik, dah kerja lah dua tiga bulan, pulang mau jemput," katanya di area rumah duka di Dusun 7 Stungkit Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat.
Jarak rumah korban dengan area getek diketahui sekitar 3 Kilometer.
Para korban harus menyeberangi sungai yang jaraknya sekitar 30 meter.
Diungkapkan Tukimin, sebelum mobil berjalan dan tercebur ke sungai, dia masih sempat berbagi cerita dengan ibunya, Sarinem (78).
Saat itu mobil dalam keadaan hidup mesin.
"Sempat cerita-cerita, mamak minta semangka, kubelikan 10 potong pas di dalam mobil. Aku di luar. Tiba-tiba mobil jalan, sempat kuganjal pakai kayu lah. Tapi itu lah jalan terus mobil, nyebur ke sungai," ungkapnya.
"Firasat gak ada apa-apa," imbuhnya.
Kapolsek Stabat, AKP B Girsang mengaku sudah turun ke lokasi demi mengungkap kronologis kejadian, dan menghimpun keterangan saksi-saksi dan keluarga.
Kapolsek bilang, mobil dalam keadaan hidup di atas getek penyeberangan sebelum kejadian.
"Kami di TKP masih konsentrasi menangani. Keterangan saksi-saksi mesin mobil dalam keadaan hidup. Itu yang bisa saya sampaikan," sembari mengatakan kejadian juga ditangani Polres Langkat.
"Jadi orang ini masih belum bergerak dari rakit, masih mau menyeberang, masih baru naik ke perahu rakit penyeberangan. Itu lah tiba-tiba dipijak supirnya pedal gas, nyebur lah langsung. Lima orang sudah dievakuasi ke atas (daratan), dua lagi belum ditemukan," katanya.
Sebelumnya, menurut saksi dan warga sekitar, Cilik Pitu kejadian tenggelamnya mobil Taft berwarna Putih ini diduga karena pengemudi tiba-tiba meminjak pedal gas saat hendak mematikan mesin mobil di atas rakit.
"Sepertinya satu keluarga. Mereka warga Desa Stungkit. Setelah naik ke rakit itu, mau mematikan mesin mobil, tiba-tiba supir terinjak pedal gas, dan mobil langsung terjun bebas ke dalam sungai," ujarnya.
Info dihimpun identitas para penumpang mobil Suyadi Kudo Kusmono (68) warga Dusun II Stungkit Kecamatan Wampu, Sarimem (78) warga Dusun 7 Bukit Tengah Stungkit Kecamatan Wampu, Nurhayati (48) ibu rumah tangga warga Dusun 7 Bukit Tegah Stungkit, Kliwon (50) warga Dusun 7 Bukit Tengah Stungkit.
Lalu, Sujoko Arta Winata (4) waega Dusun 2 Desa Stungkit, Kecamatan Wampu, Riski (9) pelajar SD kelas 2 warga Dusun 7 Stungkit Kecamatan Wampu, dan April (4) warga Dusun 7 Stungkit Kecamatan Wampu.
(dyk/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/warga-dan-petugas-mengevakuasi-mobil-taft-dari-sungai-wampu.jpg)