PENGEJARAN KKB, Tiga Personel Kopassus Gugur, Ketua DPR Angkat Bicara, Respons Jokowi-Panglima TNI
"Tidak mudah bagi TNI-Polri untuk mengejar dan menyelesaikan ini, tidak mudah karena medannya betul-betul sangat berat dan hutan belantara."
Apalagi, dari kronologi peristiwa kontak senjata Kamis kemarin, terkesan bahwa kekuatan KKB tidak bisa danggap remeh.
Kelompok kriminal bersenjata masih mampu memberi perlawanan dan mengganggu proses evakuasi ketika helikopter yang akan mengangkut prajurit TNI yang gugur masih ditembaki KKB.

Selain itu, kemampuan KKB membawa lari jenazah rekan mereka yang tewas juga membuktikan kekuatan KKB.
Mereka memiliki markas dan tempat-tempat persembunyian di Nduga.
"Operasi yang lebih ofensif diperlukan untuk menjangkau dan menemukan tempat-tempat persembuyian KKB," kata Mantan Ketua Komisi III DPR RI itu.
Selain memperkuat moral prajurit TNI, operasi yang lebih ofensif secara tidak langsung akan meningkatkan aspek pengamanan proses pembangunan infrastruktur di Nduga.
Pembangunan di Papua hendaknya tidak boleh dihambat oleh gerakan KKB.
Ketua DPR juga berharap keluarga dari tiga prajurit yang tewas di Nduga itu tabah menghadapi musibah ini.
"Selain penghormatan kepada ketiga prajurit yang tewas, negara melalui TNI hendaknya memberi penghargaan dan apresiasi kepada keluarga yang ditinggalkan," pungkas Legislator Partai Golkar itu.
Presiden Joko Widodo mengakui anggota TNI-Polri tidak mudah memberantas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua.
Menurut Jokowi, yang pernah ke Nduga, medan di sana dipenuhi hutan belantara dan menyulitkan pengejaran KKB pimpinan Egianus Kogoya.
"Tidak mudah bagi TNI-Polri untuk mengejar dan menyelesaikan ini, tidak mudah karena medannya betul-betul sangat berat dan hutan belantara," kata Jokowi kepada wartawan di sela kunjungan kerjanya di Lampung Selatan, Jumat (8/3/2019).

Menurut Jokowi, sejak terjadinya penembakan kepada anggota TNI dan pekerja Trans Papua, ia sudah memerintahkan untuk mengejar pelaku dengan harapan kejadian penembakan tidak terulang kembali.
"Sudah saya perintahkan sejak peristiwa yang pertama dulu, untuk dikejar, diselesaikan tetapi kita harus tahu, yang namanya Nduga medannya bukan sesuatu yang gampang," kata Kepala Negara.
Sedangkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan, gerakan separatis di Papua tak harus selalu dihadapi dengan operasi tempur.