Tanda Pecah Kongsi? Putri Anwar Ibrahim Serang Mahathir dengan Sebutan 'Mantan Diktator'
Nurul Izzah Anwar putri Anwar Ibrahim kecewa karena harus bekerja sekali lagi dengan Mahathir, yang dia gambarkan sebagai "mantan diktator"
TRIBUN-MEDAN.COM - Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim mengatakan kecaman putrinya baru-baru ini terhadap pemerintahan Mahathir Mohamad ditujukan tidak hanya pada Perdana Menteri tetapi juga pada pemimpin lain dari koalisi Pakatan Harapan (PH) yang berkuasa di Malaysia.
Dalam sebuah laporan oleh Malay Mail pada hari Selasa (26 Maret), Datuk Seri Anwar mengatakan: "Saya pikir pernyataan itu tidak sepenuhnya ditujukan pada Tun Mahathir, tetapi juga ditujukan kepada (pemimpin) lainnya yang menyuarakan pendapat mereka dan saling serang satu sama lain."
Pernyataan Anwar Ibrahim muncul setelah kontroversi atas putrinya dan komentar anggota parlemen PKR Nurul Izzah Anwar dalam sebuah wawancara dengan The Straits Times pada akhir pekan (23 dan 24 Maret), di mana dia mengatakan "patah hati" karena harus bekerja sekali lagi dengan Mahathir, yang dia gambarkan sebagai "mantan diktator".
Izzah juga mengatakan dia akan menjalani masa tugas terakhirnya sebagai anggota parlemen karena kekecewa dengan kinerja PH dan lambatnya reformasi.
Sementara itu bicara pada wartawan di lobi Parlemen, Anwar Ibrahim yang masuk daftar tunggu perdana menteri negara itu, menegaskan bahwa ia, keluarganya dan PH mendukung kepemimpinan Mahathir, dan akan memberinya ruang yang diperlukan untuk memerintah secara efektif.
Namun dia tampaknya juga membela pernyataan putrinya.
Dalam laporan Malay Mail, dia berkata: "Kami memberi ruang, karena ini tidak berarti kami tidak dapat memiliki perbedaan pendapat, atau memberikan kritik."
Anwar juga mengatakan bahwa media tidak proporsional atas pemberitaan putrinya atas frasa "mantan diktator" untuk Dr Mahathir.
"Pernyataan itu dibuat saat wawancara beberapa waktu yang lalu, dan diledakkan oleh Singapore Straits Times, jadi mengapa kita harus bertengkar karenanya?" katanya.
Izzah, dalam laporan The Straits Times, telah berbicara tentang hubungan pribadinya yang mengalami ketegangan dengan Mahathir.
Dia bicara Mahathir saat menjabat sebagai perdana menteri pernah memecat ayahnya sebagai wakil perdana menteri pada tahun 1998 dan kemudian memenjarakannya.
Ucapan Izzah telah menuai kritik dari beberapa pihak, termasuk dari dalam partainya sendiri.
Menteri Urusan Ekonomi Mohamed Azmin Ali, dalam sebuah posting Twitter pada hari Senin, mengatakan: "Negara ini membutuhkan sosok yang siap untuk bekerja keras, tidak menangis seperti bayi. Apa pun yang diperlukan, kita harus membuatnya bekerja - jika tak bisa ambil bola panas, biarkan dia keluar dari dapur. "
Mengacu pada tweet itu, yang secara luas dipandang sebagai ucapan meremehkan Izzah, Anwar mengatakan bahwa Azmin Ali, yang adalah wakil presiden PKR, perlu tenang dan fokus pada masalah yang lebih penting.
"Saya pikir dia perlu sedikit tenangkan diri. Saya pikir dia harus selalu fokus pada isu sentral. Ada orang yang memerlukan perlindungan atas prinsip dan cita-citanya, dan ada orang yang hanya (ingin) mempertahankan posisi mereka. bagaimanapun caranya. "
PKR telah lama dirundung isu perpecahan menjadi dua faksi, satu dipimpin oleh Anwar dan lainnya dipimpin oleh Azmin.
Sementara itu sekretaris politik Perdana Menteri Abu Bakar Yahya menggambarkan Izzah sebagai "tidak dewasa, tidak rasional dan emosional seperti yang dilapor The Star.
PKR dan Parti Pribumi Bersatu Malaysia yang dipimpin Mahathir adalah dua dari empat partai anggota dalam koalisi PH. Anggota lainnya adalah Partai Aksi Demokratik dan Parti Amanah Negara.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Senin, Abu Bakar mengatakan bahwa Izzah seharusnya tidak membuat komentar negatif tentang Mahathir, terutama kepada media Singapura.
Sementara itu Anwar Ibrahim memperhatikan jawaban putrinya itu.
"Itulah pandangannya, dan saya telah menyatakan pandangan kami, yang merupakan pengingat bagi semua pihak untuk memahami dan mematuhi perjanjian dan pemahaman di antara kita," kata Anwar.