TRIBUNWIKI
TRIBUNWIKI: 3 Rumah Sakit di Medan yang Menyediakan Fasilitas Cuci Darah
Seperti yang ada di Rumah Sakit Umum (RSU) Permata Bunda menargetkan bisa memiliki hingga 30 mesin cuci darah atau hemodialisa.
Penulis: Ayu Prasandi |
TRIBUNWIKI: 3 Rumah Sakit di Medan yang Menyediakan Fasilitas Cuci Darah
TRIBUN-MEDAN.com- Cuci darah atau hemodialisis (HD) menjadi salah satu alternatif pengobatan yang cukup efektif terutama bagi para penderita gagal ginjal.
Oleh karena itu, 3 rumah sakit di Kota Medan menyediakan fasilitas unit layanan khusus untuk cuci darah tersebut:
Rumah Sakit Umum (RSU) Permata Bunda
Seperti yang ada di Rumah Sakit Umum (RSU) Permata Bunda menargetkan bisa memiliki hingga 30 mesin cuci darah atau hemodialisa.
Hal tersebut dilakukan agar semakin melengkapi fasilitas pelayanan di rumah sakit tersebut terutama untuk unit layanan hemodialisa.
Direktur Rumah Sakit Permata Bunda, Djamaluddin Sambas, mengatakan, saat ini RSU Permata Bunda memiliki 10 unit mesin cuci darah.
“Beberapa waktu lalu RSU Permata Bunda baru menambah sebanyak lima unit mesih cuci darah dan hingga saat ini sudah memiliki 10 unit mesin cuci darah,” ujarnya.
Ia menjelaskan, penambahan mesin cuci darah dilakukan karena melihat saat ini jumlah penderita gagal ginjal akut dan kronik semakin hari terus bertambah dengan penyebab yang bermacam-macam.
“Salah satu penyebab banyaknya penderita gagal ginjal saat ini adalah karena pola hidup yang tidak sehat,” jelasnya.
Ia menerangkan, gagal ginjal terbagi menjadi dua yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Khusus untuk penderita gagal ginjal akut, bisa disebabkan karena dehidrasi dan luka bakar.
Sedangkan untuk gagal ginjal kronik disebabkan karena hipertensi dan diabetes.
“Untuk di Medan, kebanyakan didominasi penderita gagal ginjal kronik yang diakibatkan dari hipertensi dan diabetes,” terangnya.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik
Fasilitas cuci darah juga disediakan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan. Bahkan rumah sakit yang berada di Jalan Bunga Lau, Kemenangan Tani Medan Tuntungan tersebut memiliki gedung khusus untuk cuci darah.
Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak, menuturkan, ada sebanyak 54 unit mesin cuci darah yang ada di RSUP H Adam Malik dan rata-rata per harinya melayani rata-rata 75 orang pasien.
“Kebanyakan memang pasien yang datang untuk cuci darah adalah penderita gagal ginjal. Karena memang cuci darah biasanya dilakukan untuk pasien gagal ginjal karena jika ginjal tidak berfungsi atau bermasalah maka alternatifnya adalah cuci darah,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, cuci darah di RSUP H Adam Malik bisa untuk masyarakat umum dan juga melayani peserta BPJS Kesehatan.
“Untuk harga cuci darah pasien umum, sekali cuci darah biayanya Rp 800 ribu sudah termasuk sarana dan pelayanannya,” ungkapnya.
Rumah Sakit (RS) USU
Rumah Sakit (RS) USU juga menyediakan fasilitas layanan cuci darah dengan biaya cuci darah Rp 1,3 juta dan biaya tersebut bukanlah biaya untuk pasien yang menggunakan BPJS.
Direktur Utama RS USU diwakili dr Riyadh Ikhsan, mengatakan, saat ini telah tersedia sebanyak 20 mesin cuci darah di RS USU dan direncanakan juga RS USU menambah unit hemodialisis khusus anak serta unit isolasi bagi penderita gagal ginjal.
“Selain itu Unit Hemodialisis RS USU juga akan dijadikan sebagai salah satu pusat pelatihan hemodialisa di Sumatera Utara (Sumut) dan Aceh,” ujarnya.
Ia menjelaskan, oleh karena itu, dibutuhkan mesin hemodalisis yang lebih banyak dengan berbagai macam merek sehingga para staf dalam mengikuti pelatihan sudah terbiasa menggunakan mesin cuci darah dari berbagai merek yang dilengkapi fasilitasnya.
“Hemodialisa atau cuci darah adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat khusus dengan tujuan untuk mengeluarkan toksin uremik dan mengatur cairan, elektrolit tubuh,” jelasnya.
Ia menernagkan, saat ini RS USU membuka pelayanan hemodialisa yang akan menjadi program unggulan dengan segala fasilitas dan pelayanan yang berkualitas.
“Unit Hemodialisa RS USU akan semakin menunjang kualitas pelayanan Unit Hemodialisa RS USU. Selain itu, Pasien hemodialisa langsung ditangani oleh dokter atau perawat mahir bersertifikat dan bersahabat," terangnya.
Ia mengungkapkan, Unit Hemodialisa berada di lantai 4 gedung RS USU dengan suasana ruangan yang nyaman dan pemandangan luar yang indah yang langsung bisa dinikmati dari dinding kaca ruangan.
"Unit Hemodialisa RS USU melayani pasien BPJS dan Umum. Adapun fasilitas-fasilitas yang tersedia adalah cuci darah atau Hemodialisa, Pemasangan Double Lumen dan Cimino, Pemeriksaan laboratorium dan adekuasi dialisis setiap bulan dan Pemeriksaan elektrolit darah setiap 3 bulan," ungkapnya.
Ia menuturkan kemudian juga pemeriksaN EKG, foto thorax, Albumin dan virral marker setiap enam bulan dan Obat-obatan (eritropoitin α/β dan prolanis).
Kepala Unit Hemodialisa RS USU dr Riri Andri Muzasti mengatakan, ginjal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sangat penting dan harus dijaga.
“Fungsi ginjal menyaring dan mengeluarkan sisa racun yang ada di dalam tubuh melalui air seni, mengatur keseimbangan air dan elektrolit dan juga asam basa di dalam tubuh serta menghasilkan hormon yang berfungsi membentuk sel darah merah,memproduksi vitamin D dan mengatur tekanan darah,” jelasnya.
Ia berharap pemerintah melalui program Jaminan Kesehatan Nasional bisa mengcafer biaya pengobatan bagi penderita gagal ginjal tidak hanya untuk biaya cuci darah tetapi juga biaya obat-obatan untuk mendukung kualitas hidup penderita gagal ginjal lebih baik.
“Selama ini biaya untuk hemodialis sudah ditanggung oleh BPJS namun untuk biaya obat-obatan guna mendukung kualitas hidup penderita gagal ginjal seperti kesehatan tulang , dan kebutuhan gizi belum tercover BPJS,” terangnya.
Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Sumut-Aceh Prof dr Harun Rasyid Lubis SpPD-KGH yang juga Bapak Ginjal Kota Medan berharap agar setiap rumah sakit mengembangkan alat-alat HD. Di Sumut saat ini terdata 52 unit layanan hemodialisa.
“Penyebab gagal ginjal di Indonesia sekitar 50 persen dikarenakan hipertensi dan 27 persen karena diabetes. Kalau gagal ginjal karena betul-betul yang bermasalah dari ginjal itu sendiri hanya sekitar 13 persen hingga 15 persen saja,” terangnya.
Ia mengungkapkan, dalam hal ini RS Permata Bunda menindaklanjutinya dengan menambah lagi lima mesin Hd baru dan secara bertahap akan terus dilakukan.
(pra/tribun-medan. com)