2 Tewas 87 Rumah Dibakar; Pasukan Elite Yonif Raider Dikirim ke Buton, Polri Terjunkan 3 SSK Brimob

Kodam XIV/Hasanuddin menerjunkan pasukan elite dari Batalyon Infanteri Raider untuk membantu pengamanan di lokasi bentrok antardesa di Kabupaten Buton

Editor: Juang Naibaho
KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE
Sekitar 87 rumah warga Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, dibakar sekelompok pemuda dari desa tetangganya, Desa Sampuabalo, Rabu (5/6/2019) sore. Bentrokan susulan kembali terjadi pada Kamis (6/6/2019). 

Upaya mendamaikan dua warga Desa Sampuabalo dan Desa Gunung Jaya, di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, terus dilakukan, di tengah peningkatan pengamanan setelah terjadi bentrokan yang menewaskan dua orang dan pembakaran 87 rumah warga.

Baca: Juventus Beli Isco dan James Rodriguez untuk Temani Ronaldo

Para pejabat kepolisian dan TNI hingga kini terus berupaya mempertemukan tokoh agama, masyarakat, serta pemuda dari dua desa.

"Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda setempat, sudah melakukan rapat untuk betul-betul bersama-sama meredam situasi yang berkembang di sana," kata Dedi Prasetyo.

"Kami juga meminta agar masyarakat bisa menahan diri," sambungnya.

Kepolisian, menurut Dedi, terus mengumpulkan informasi untuk mengetahui siapa yang melakukan provokasi awal yang menjadi pemicu aksi pembakaran lebih dari 80 rumah warga Desa Sampuabalo.

"Saat ini sudah didata siapa provokator dan pelaku baik penganiayaan, perusakan, pembakaran," katanya.

Baca: Danru Provost Yonif Sertu AS Tewas Diduga OD, Roboh setelah Masuk Diskotek di Pinggiran Kota Binjai

Dilaporkan wartawan Kompas.com Defrianto Neke, yang berada di lokasi bentrokan, situasi relatif sudah kondusif, setelah aparat polisi dan TNI diturunkan untuk melakukan penjagaan di perbatasan dua desa.

"Penjagaan dilakukan untuk mencegah bentrokan susulan, karena beberapa orang massa dari Desa Gunung Jaya mencoba masuk ke Desa Sampuabalo, tapi dicegah aparat untuk menghindari bentrokan," ungkap Defrianto.

Dia juga melaporkan sebagian warga desa, utamanya kaum perempuan dan anak-anak, mengungsi di sejumlah desa yang relatif aman.

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart mengatakan, mengimbau warga yang bertikai untuk menahan diri. Ia menegaskan, saat ini penyidik sedang mengumpulkan alat bukti untuk mengungkap pelaku.

Goldenhart memastikan aparat kepolisian masih memburu provokator terjadinya perusakan dan penganiayaan dalam peristiwa bentrokan tersebut.

Baca: Ini Rumah Baru Raffi Ahmad Seharga Rp 70 Miliar dengan Luas Tanah 2.000 Meter Persegi

"Prioritas menenangkan warga agar tidak terhasut informasi yang meresahkan. Polisi bekerja mengumpulkan bukti, termasuk mengorek informasi dari saksi yang menyaksikan peristiwa memilukan tersebut," kata Goldenhart.

Konflik antarwarga Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya yang mengakibatkan dua orang warga meninggal dunia, dua orang luka-luka dan 87 rumah terbakar dipastikan ada oknum pelaku yang harus bertanggung jawab.

"Setiap peristiwa pasti ada yang melatarbelakangi. Polisi dibantu masyarakat sedang merangkum bukti-bukti untuk mengungkap siapa oknum provokator dan pelaku perusakan rumah warga hingga pelaku penganiayaan yang menyebabkan seorang warga meninggal dunia," katanya.

Baca: Tiga Lokasi Instagramable yang Paling Ikonik di Pematangsiantar, Jadi Lokasi Favorit Warga Berlibur

Informasi yang dihimpun penyelidik bahwa motif konflik yang mengakibatkan 87 rumah terbakar adalah sekelompok pemuda Desa Sampuabalo menggelar konvoi kendaraan bermotor serangkaian malam takbiran Idul Fitri memancing ketersinggungan warga Desa Gunung Jaya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved