ABG Perempuan Tak Bisa Buang Air Besar karena Anus dan Perutnya Penuh dengan Bubble Tea

Meski terasa nikmat, para ahli menyebutkan bahwa mengonsumsi bubble tea memberi efek tidak baik bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Tribun Medan/Unilad
ABG Perempuan Tak Bisa Buang Air Besar karena Anus dan Perutnya Penuh dengan Bubble Tea. Kolase foto x-ray korban Bubble Tea Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul ABG Perempuan Tak Bisa Buang Air Besar karena Anus dan Perutnya Penuh dengan Bubble Tea, http://medan.tribunnews.com/2019/06/07/bocah-perempuan-tak-bisa-buang-air-besar-karena-anus-dan-perutnya-penuh-dengan-bubble-tea. Penulis: Sally Siahaan Editor: Joseph W Ginting 

ABG Perempuan Tak Bisa Buang Air Besar karena Anus dan Perutnya Penuh dengan Bubble Tea

TRIBUN-MEDAN.com -Tren bubble tea masih terus berkembang, dan sampai sekarang belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Tak heran, banyak kedai bubble tea yang bermunculan di berbagai pusat perbelanjaan.

Meski terasa nikmat, para ahli menyebutkan bahwa mengonsumsi bubble tea memberi efek tidak baik bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Baru-baru ini, seorang anak perempuan merasakan, bahwa akan lebih baik minuman itu dikonsumsi dalam ukuran sedang.

Anak perempuan itu berasal dari provinsi Zhejiang berusia 14 tahun.

Dia menjalani pengobatan darurat di rumah sakit lokal, Selasa (28/5/2019) setelah mengeluhkan sakit perut dan kesulitan makan dan buang air besar sembelit.

Baca: UPDATE Kerusuhan Buton, 81 Terduga Pelaku Dibawa ke Mapolda Sultra, Korban Tangisi Puing Rumah

Baca: Setelah Serangan Bom Paskah, Muslim Sri Lanka Hancurkan Masjid saat Ramadhan, Ini Pemicunya

Baca: UPDATE CPNS 2019, Bandingkan Jumlah Pelamar CPNS 2018 Berikut Instansinya, 2019 Butuh 254 Ribu ASN

Setelah menjalani pemeriksaan CT Scan di bagian perut, dokter menemukan bahwa perut, saluran pencernaan dan anus nya tersumbat oleh bubble.

Melansir laporan Sin Chew, dokter terkejut dan menanyakan gadis itu tentang seberapa sering dirinya mengonsumsi bubble tea.

Remaja perempuan itu lalu menjawab terakhir kali mengonsumsi bubble tea 5 hari lalu.

Dokter Zhang yang merawat anak itu mengatakan bahwa jumlah bubble dalam perut anak itu tidak hanya akumulasi sehari.

Yang berarti, anak perempuan itu kerap menutupi kebiasaan minum bubble tea dari orangtuanya.

Dia mengonsumsi minuman itu sehari-hari.

Baca: Mini Bus Rombongan TNI Terjun ke Jurang, Kopda Iwan Sianturi Alami Luka Parah

Baca: Serangan Ubur-ubur Meluas, tak Hanya di Pantai Jogja, tapi Cilacap hingga Pantai Lebak Banten

Baca: Direktur BPN Sudirman Said Ogah Mudik lewat Jalan Tol Trans Jawa, Dulu Sebut Proyek Ini Dipaksakan

Dokter lalu memberikannya cairan laksatif untuk mendorong bubble yang tersumbat di perutnya.

Direktur Rumah Sakit Umum Kota Zhuji mengatakan bahwa bubble dalam bubble tea itu terbuat dari tepung kanji yang tidak mudah dicerna.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved