Mahfud MD Ungkap Kisah Masa Kecilnya, Memilih Belajar di Kuburan Cina Karena Kostnya Jelek
Ada cerita menarik saat Mahfud MD masih duduk di bangku sekolah dulu.Ternyata, masa kecil dan masa muda Mahfud MD penuh dengan perjuangan.
TRIBUN-MEDAN.com - Ada cerita menarik saat Mahfud MD masih duduk di bangku sekolah dulu.
Ternyata, masa kecil dan masa muda Mahfud MD penuh dengan perjuangan.
Mahfud MD tak tinggal di kota yang penuh dengan kemewahan, melainkan tinggal di sebuah desa kecil.
Lahir pada 13 Mei 1957, Mahfud MD menghabiskan masa kecilnya di Desa Waru, Pamekasan, Madura.
Nah, jika saat ini anak kecil lebih banyak menghabiskan waktu memainkan gadget, Mahfud MD kecil justru lebih banyak menghabiskan waktu dalam kegiatan keagamaan.
Alhasil, sebelum masuk ke sekolah dasar, Mahfud MD sudah lancar ngaji.
"Biasanya sejak kecil sebelum sekolah disuruh ke surau, ke langgar. Karena saya itu umur lima tahun sudah bisa ngaji lancar sebelum masuk SD," ujar Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini dalam tayangan Alvin n Friends dilansir TribunJabar.id, Minggu (23/6/2019).
Di umur sembilan tahun, Mahfud MD pun menimba ilmu di beberapa tempat.
Ia belajar di pondok pesantren dan di sekolah dasar negeri.
Jadi, pagi harinya Mahfud MD belajar di SD, sore harinya di madrasah, lalu malamnya di pesantren.
"Di situlah saya terbiasa dengan tradisi keagamaan," ujarnya.
Ternyata, bukan tanpa alasan ia harus melakoni masa kecil yang penuh dengan aktivitas keagamaan tersebut.
Orang tua Mahfud MD memang menginginkan anaknya jadi guru agama
Pasalnya, di desanya, guru agama adalah orang-orang yang tergolong hebat.
"Di desa itu jadi guru agama seperti jadi menteri kalau di Jakarta," ujarnya.
Lantaran aktivitasnya dalam sehari cukup padat, Mahfud MD pun jadi sulit mencari waktu tidur.
Padatnya kegiatan saat kecil itu pun tak dijadikan beban.
Mahfud MD kecil malah senang.
"Penuh kegiatan tapi asyik, karena kumpul dengan anak-anak sekampung. Misalnya malam tidur di surau, nanti subuh sudah dibangunkan: yuk salat, habis itu mandi," katanya.
'Nyeker' ke Sekolah
Mahfud MD menjalani masa sekolah dasarnya di rentang tahun 1966-1971.
Selama bersekolah dasar, ia tak pernah mengenakan sepatu seperti anak sekarang pada umumnya.
Ia ke sekolah hanya 'nyeker' alias tak memakai alas kaki apa pun.
"Enggak pakai sepatu, pakai ceker saja," katanya.
Perjuangannya di masa sekolah dasar tak sia-sia.
Saat masuk ke sekolah menengah atas, Mahfud MD mulai memperoleh beasiswa.
Hingga di perguruan tinggi pun, ia memperoleh beassiwa.
"Kemudian saya dapat beasiswa sampai S3, dapat (beasiswa) Supersemar selama kuliah S1, S2, dan S3," ujarnya.
Belajar di Kuburan
Tahun 1974, Mahfud MD sudah berada di Yogyakarta
Di kota gudeg ini, ia tinggal di indekos.
Indekosnya itu tak memiliki lantai layaknya rumah-rumah sekarang.
"Lantainya belum ada semen, sederhana sekali di tahun 74 (1974). Lebih mewah kuburan daripada tempat kos saya," ujarnya.
Akhirnya, Mahfud MD harus belajar di kuburan cina daripada di tempat indekosnya.
Ia menyebut kuburan cina waktu itu tergolong mewah.
"Jadi misalnya selesai sekolah jam satu, makan dulu, jam tiga ke kuburan. Di sana ada lampu juga, enggak usah bayar, kan ada listrik. Kuburan cina kan waktu itu mewah, kita tidur lebih enak di situ daripada di rumah," ujar Mahfud MD.(*)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Masa Kecil Mahfud MD Ternyata Penuh Perjuangan, dari 'Nyeker' ke Sekolah, hingga Belajar di Kuburan