500 Tahun Alami Kekeringan, Makhluk Hidup di Gurun Ini Alami Kepunahan Massal setelah Hujan Turun

500 Tahun Alami Kekeringan, Makhluk Hidup di Gurun Ini Alami Kepunahan Massal setelah Hujan Turun

National Geographic
Gurun Atacama, gurun terkering di dunia yang berada di Chile. #500 Tahun Alami Kekeringan, Makhluk Hidup di Gurun Ini Alami Kepunahan Massal setelah Hujan Turun 

500 Tahun Alami Kekeringan, Makhluk Hidup di Gurun Ini Alami Kepunahan Massal setelah Hujan Turun

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari berbagai negara mengungkapkan, bahwa curah hujan di Gurun Atacama justru menimbulkan kematian bagi mikroba dan mahluk hidup yang ada di sana.

TRIBUN-MEDAN.com - Hujan pada dasarnya memberikan kehidupan yang akan membangkitkan organisme atau makhluk hidup yang ada di dalam suatu wilayah.

Namun di gurun Atacama, gurun terkering di dunia, hujan justru menimbulkan kepunahan massal.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari berbagai negara mengungkapkan, bahwa curah hujan di Gurun Atacama justru menimbulkan kematian bagi mikroba dan mahluk hidup yang ada di sana.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa banjir yang baru-baru ini terjadi merupakan pertama kalinya di Atacama dalam 500 tahun terakhir.

Penelitian tentang miroba yang ada di Atacama telah dipublikasikan di Nature Scientific Reports pada tanggal 12 November 2018 dan mengungkapkan bahwa ini terkait dengan perubahan iklim.

Gurun Atacama yang terletak di Chile bagian utara ini bisa disebut dengan gurun yang paling ekstrem di dunia.

Gurun itu tercatat sebagai tempat paling kering dan paling tua di planet Bumi dan hal aneh baru-baru ini terjadi.

Setelah ratusan tahun, dimulai pada tahun 2015, gurun ini mendapatkan curah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.

''Ketika hujan datang ke Atacama, kami berharap organisme untuk mekar dan padang pasir menjadi lebih hidup. Namun sayangnya, kami justru menemukan sebaliknya,'' kata Dr Albertor G. Fairen, seorang astrobioligis yang memimpin penelitian.

Dikutip dari Tree Hugger, hujan di Gurun Atacama menyebabkan kepunahan besar-besaran sebagian spesies mikroba pribumi yang ada di sana.

Sebelum hujan terjadi, tanah yang sangat panas dihuni oleh 16 spesies mikroba kuno yang berbeda.

Setelah hujan, hanya ada dua hingga empat spesies mikroba yang ditemukan di sekitar Gurun Atacama.

Para ilmuwan menjelaskan bahwa mikroorganisme asli daerah itu berkembang di bawah kondisi keras dari habitat super kering mereka.

Namun perubahan iklim di Pasifik menyebabkan hujan sehingga kepunahan massal tak bisa dihindarkan.

Dikutip dari Tree Hugger, peristiwa hujan tahun 2015 dan 2017 bermula karena sejumlah besar awan memasuki Atacama dari Samudera Pasifik setelah musim gugur terjadi.

Model iklim menunjukkan bahwa hujan seperti ini dapat terjadi sekali setiap abad.

Namun kejadian curah hujan dengan intensitas cukup tinggi yang terjadi selama 3 tahun terakhir belum pernah ada setidaknya selama 500 tahun.

Mikroba yang punah diketahui pernah hidup di wilayah itu selama 150 juta tahun terakhir.

Mereka mungkin tak semenarik penguin dan beruang kutub yang biasanya diperjuangkan dalam melawan perubahan iklim.

Namun ilmuwan yang meneliti tentang hal ini merasa bahwa mikroba merupakan tanda peringatan bahaya yang bisa ditangkap dari alam terkait dengan perubahan iklim.

Wilayah dengan kondisi super kering bisa berubah menjadi lahan yang sangat basah sehingga organisme di sana akan tak bisa beradaptasi.

Sebaliknya, perubahan iklim juga bisa membuat wilayah yang biasanya basah akan dilanda kekeringan sehingga migrasi besar-besaran tak bisa dihindari.

#500 Tahun Alami Kekeringan, Makhluk Hidup di Gurun Ini Alami Kepunahan Massal setelah Hujan Turun

Artikel ini telah dimuat di Nakita.id dengan judul Di Wilayah Ini 500 Tahun Kekeringan, Ketika Hujan Turun Malah Mematikan Mahluk Hidup Yang Ada.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved