INILAH Jenderal yang Paling Dikagumi Hendropriyono, meski Tidak Pernah Menjadi Panglima TNI

"Tidak bisa Pak. Pengunduran harus dengan helikopter. Saya terkepung," jawab Hendropriyono.

Editor: Tariden Turnip
Tribunnews.com/ Wahyu Aji
INILAH Jenderal yang Paling Dikagumi Hendropriyono, meski Tidak Pernah Menjadi Panglima TNI. EKS Kepala BIN Hendropriyono Sebut Target Hoaks Bukan Dirinya dan Jokowi: Ingin Hancurkan NKRI. 

Hendropriyono kemudian memimpin satu Tim Parako berkekuatan 16 orang terbang dengan helikopter Sikorsky S 34 Twin Pac AURI menuju kampung Aruk di daerah penyangga.

Setibanya di kampung itu, ternyata di situ tidak ada kawan.

Semua penduduk berpihak pada gerombolan.

Penduduk tampak tidak suka dengan orang asing.

Pada waktu itu penduduk belum memahami soal intelijen, tetapi mereka sudah curiga.

Tampaknya mereka akan melakukan penyerbuan ke Posko Tim Parako yang dipimpinnya.

Hendropriyono menghubungi Sintong lewat radio meminta angkutan helikopter untuk pengunduran.

Jika perlu ia akan masuk ke Malaysia, kemudian kembali ke kampung Aruk dengan membawa pasukan Malaysia.

Permintaan itu ditolak oleh Sintong. "Kamu kan bisa keluar dari situ," kata Sintong.

"Tidak bisa Pak. Pengunduran harus dengan helikopter. Saya terkepung," jawab Hendropriyono.

"Pelurumu ada berapa?" tanya Sintong.

"Masih penuh Pak," jawabnya.

''Makanan buat berapa hari?''  tanya Sintong menyambung.

"Masih ada Pak. Buat dua hari, "jawab Hendropriyono.

Mantan Danjen Kopassus Letjen Purnawirawan Sintong Panjaitan berbicara pada acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965, di Jakarta, Senin (18/4/2016).
Mantan Danjen Kopassus Letjen Purnawirawan Sintong Panjaitan berbicara pada acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965, di Jakarta, Senin (18/4/2016). (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

"Cukup itu," kata Sintong dengan tegas.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved