Warga Berhamburan saat Gempa 7,2 Guncang Ternate hingga Mengungsi ke Gunung meski tak Ada Tsunami
Gempa yang berlangsung sekitar 2 hingga 5 detik itu membuat sebagian masyarakat lari berhamburan ke luar rumah karena panik.
“Warga sudah mengungsi ke pegunungan dan dataran tinggi,” kata Ali, Minggu.
Ali menjelaskan, air laut di wilayah tersebut sempat mengalami pasang surut saat gempa tersebut terjadi.
Hal itu menyebabkan warga khawatir terjadi tsunami kemudian memilih meninggalkan rumah-rumah mereka untuk mengungsi ke lokasi aman.
“Iya ada air laut surut dan setelah itu kembali naik setelah gempa terjadi,” ujarnya.
Ali mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi detail mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
Azis salah satu warga Labuha yang dikonfirmasi secara terpisah mengatakan, warga memilih mengungsi ke lokasi aman karena takut terjadi tsunami.
"Tadi air laut tiba-tiba turun setelah itu air laut naik lagi jadi kita takut dan mengungsi,” katanya.
Kepala Bidang informasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan terbarunya mengungkapkan, "sudah terjadi 20 gempa susulan."
Ia menuturkan, gempa itu merupakan akibat dari aktivitas sesar Sorong Bacan dan memiliki mekanisme sesar mendatar.
Dalam pengukuran BMKG, guncangan yang dirasakan penduduk wilayah Obi mencapai V MMI sementara di Manado, Labuha, dan Ambon adalah III MMI.
"Gempa ini berpotensi menimbulkan kerusakan," katanya kepada Kompas.com, Minggu (14/7/2019).
Angka V MMI menunjukkan bahwa gempa bisa menimbulkan kerusakan ringan hingga sedang.
Bahwa saat ini BMKG belum melaporkan adanya kerusakan, itu karena belum ada laporan.
Lokasi gempa yang berada di hutan membuat BMKG kesulitan mendapatkan kondisi terkini.
Daryono menuturkan, gempa itu merupakan akibat dari aktivitas sesar Sorong Bacan dengan mekanisme sesar mendatar.