Roti yang Dipesan Lambat Diantar, Pembeli Tembak Mati Pelayan Restoran di Paris lalu Kabur
Seorang pelayan restoran di Paris ditembak hingga tewas oleh pengunjung yang marah karena roti lapis pesanannya tidak cepat diantarkan
#Roti yang Dipesan Lambat Diantar, Pembeli Tembak Mati Pelayan Restoran di Paris lalu Kabur
TRIBUN-MEDAN.COM - Seorang pelayan restoran di Paris ditembak hingga tewas oleh pengunjung yang marah karena roti lapis pesanannya tidak cepat diantarkan.
Kepolisian Prancis mengatakan penyelidikan pembunuhan telah digelar setelah insiden itu terjadi pada Jumat (16/08) di daerah Noisy-le-Grand.
Tersangka penembak kabur sesaat setelah kejadian dan masih buron.
Awak ambulans dilaporkan berupaya menyelamatkan nyawa pelayan berusia 28 tahun itu, yang ditembak di bagian bahu, namun dia tewas di tempat kejadian.
Para karyawan restoran pizza dan roti lapis tersebut menjelaskan kepada polisi bahwa si pengunjung kehilangan kesabaran terkait durasi waktu yang diperlukan untuk menyiapkan hidangan.
Peristiwa ini mengejutkan warga setempat dan para penjaga toko di sekitar lokasi kejadian.
"Menyedihkan," kata seorang perempuan berusia 29 tahun kepada media Prancis.
"Ini adalah restoran yang hening, tanpa ada masalah.
Tempat ini baru buka beberapa bulan lalu."
Akan tetapi, menurut warga, ada peningkatan kejahatan di kawasan itu berupa transaksi narkoba dan mabuk di jalan.
Penjual Pecal Lele Dikeroyok Pembeli hingga Hidung Patah Rahang Bergeser
Pelaku pengeroyokan penjual pecel lele di Jalan Raya Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi mengaku sebagai "anggota" saat menganiaya korban bernama Achmad Junaidi (50) itu.
Hal itu dikatakan adik korban bernama Salahudin (36) saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Jalan Raya Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi, Rabu (20/3/2019).
Salahudin berada di warung pecel lele kakaknya saat pengeroyokan terjadi.
"Dia teriak-teriak gitu, "Gue anggota, gue ratain semua ini, ambil senjata, ambil senjata. Besok gue ratain semua nih," kata Salahudin menirukan ucapan pelaku.
Salahudin pun juga ingat betul ciri-ciri pelaku pengeroyokan yang berjumlah dua orang tersebut.
Kata dia, pelaku pertama yang memesan pecel lele kepada Junaidi bertubuh besar dan memiliki kulit gelap.
"Yang satu berkulit hitam, usia sekitar 45. Kemeja warna merah marun, celana panjang dia naik motornya Vixion," ujar Salahudin.
Pelaku kedua, lanjut Salahudin, memiliki tubuh besar serta pelaku tersebut yang menganiaya dirinya serta Junaidi menggunakan balok.
"Yang kedua tinggi besar, kulitnya agak putih, usia sekitar 43, pakai kaos warna hitam, celana panjang. Dia yang bawa balok atau kaso ya kita nyebutnya, dia dapat dari sekitar TKP," tutur Salahudin.
Sebelumnya, pengeroyokan itu terjadi pada 10 Maret 2019 pukul 02.30 WIB.
Saat itu korban yang sedang berjualan pecel lele didatangi dua orang yang memesan pecel lele.
Namun karena merasa lama menunggu pesanannnya, kedua pelaku kesal dan mengeroyok korban hingga korban alami luka pada bagian muka.
Korban pun berteriak meminta tolong adiknya yang sedang berada di rumahnya tak jauh dari Tempat Kejadian Perjara (TKP).
Berusaha melerai, adik korban bernama Salahudin malah juga dianiaya menggunakan balok.
Namun Salahudin berhasil melarikan diri walau sempat terkena hantaman balok.
Usai memukuli korban secara membabi buta, pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motornya.
Sedangkan korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur oleh keluarganya karena alami luka parah pada bagian muka.
Usai kejadian, korban juga melaporkan hal itu ke Polsek Pondok Gede.
Hingga kini polisi masih memburu dua pelaku pengeroyokan penjual pecel lele itu.
Junaidi alami luka berat pada bagian kepala dan wajahnya akibat dikeroyok dua pembelinya.
Hidung patah rahang bergeser
Salahudin mengatakan, kakaknya mengalami luka parah pada wajahnya seperti hidung patah dan rahang geser akibat hantaman balok dari pelaku.
"Kena dipukul, ditendangin sama dihantam pakai balok di bagian kepala itu, terus langsung pingsan," kata Salahudin.
"Tulang pipi sebelah kanan juga kena, hidung patah, rahangnya juga kena, lidahnya juga kena, kepala belakang benjol, ya pokoknya di sekujur kepala sama wajah yah," sambung Salahudin.
Korban yang pingsan setelah dikeroyok kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Masmitra Jatimakmur.
Lalu dirujuk ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Selain korban, Salahudin juga mengaku sempat kena pukulan dari pelaku di bagian pipi sebelah kiri dan terkena hantaman balok di tangan kiri.
"Saya dipukul bagian pipi, tangan kiri, sama pinggang. Tangan kiri saya luka ini tadinya, tapi sekarang sudah sembuh," ujar Salahudin.
Dia menambahkan, korban
sempat dirawat selama enam hari di RS Polri Kramat Jati.
Setelah itu, korban harus rawat jalan untuk diperiksa luka pada bagian wajahnya.
"Dia dirawat 6 hari, sekarang check up aja. Tapi masih susah ngomong dia soalnya luka di wajahnya parah," tutur Salahudin.
#Roti yang Dipesan Lambat Diantar, Pembeli Tembak Mati Pelayan Restoran di Paris lalu Kabur
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keroyok Penjual Pecel Lele, Pelaku Bilang "Gue Anggota, Gue Ratain Semua Ini!"" dan "Dikeroyok Pembeli, Penjual Pecel Lele Alami Hidung Patah hingga Rahang Geser"
Penulis : Dean Pahrevi