KOSTRAD MARINIR Diterjunkan ke Jayapura, Sudah 30 Pengunjukrasa Anarkis yang Ditangkap

“Mereka sudah tiba di Kota Jayapura tadi pagi. Mereka saat ini sedang menuju ke Kota Jayapura dari Bandara Sentani,” kata Eko.

Editor: Tariden Turnip
facebook
KOSTRAD MARINIR Diterjunkan ke Jayapura, Sudah 30 Pengunjukrasa Anarkis yang Ditangkap. Personel Linud 501 Kostrad saat melakukan latihan penerjunan 

KOSTRAD MARINIR Diterjunkan ke Jayapura, Sudah 30 Pengunjukrasa Anarkis yang Ditangkap

TRIBUN-MEDAN.com - Sebanyak dua Satuan Setingkat Kompi (SSK) anggota TNI atau setara 200 personel dari Batalyon 501 Komando Strategis Angkatan Darat ( Kostrad), turut serta menjaga keamanan Kota Jayapura, Papua, pasca demo dan kerusuhan, Jumat (30/8/2019).

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel CPL Eko Daryanto mengatakan, sebanyak 2 SSK anggota 501 Kostrad ini diperbantukan untuk mengantisipasi aksi demo dan kerusuhan susulan di Kota Jayapura.

“Mereka sudah tiba di Kota Jayapura tadi pagi.

Mereka saat ini sedang menuju ke Kota Jayapura dari Bandara Sentani,” kata Eko saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat pagi.

Menurut Eko, ratusan personel TNI itu akan disebar di sejumlah titik rawan.

Baca: Bule Swedia Olsson Tuduh Bank Mandiri Umpetin Transfer Raja Salman Rp 800 Triliun, Ini Sosoknya

Baca: Cerita Pelataran Masjid Diizinkan Buat Acara Kebaktian Tutup Peti, Dinilai Toleransi Super Tinggi

Baca: Pesan Aburizal Bakrie ke Warga Asahan usai Meresmikan Masjid Agung Ahmad Bakrie

Para prajurit diminta untuk memperkuat anggota Polri yang tengah melakukan pengamanan di Jayapura.

“Mereka akan ditempatkan di beberapa titik-titik untuk mem-backup anggota Polda Papua,” kata Eko.

Mengenai potensi konflik horizontal pasca kerusuhan, Eko mengatakan, saat ini seluruh petugas keamanan tengah melakukan sejumlah langkah antisipasi.

Aparat TNI dan Polri berharap kerusuhan massa yang merusak dan membakar bangunan dan kendaraan tidak terulang, sehingga tidak terjadi benturan di antara masyarakat.

“Antisipasi terus kami lakukan, agar tidak meluas menjadi konflik antar masyarakat,” tutur Eko.

Baca: Polantas Tendang Pengendara RX King saat Coba Kabur dari Razia, Jatuh dan Nyaris Terlindas Mobil

Baca: AKP Martualesi Pergoki Pengemis Pura-pura Buta, setelah Ketahuan Malah Melawan Polisi

Baca: SADISNYA Aulia Kesuma, Usai Layani Pupung Sadili Berhubungan Intim Disuguhi Jus Dicampur Obat Tidur

Eko menambahkan, pada prinsipnya Kodam XVII/Cenderawasih akan terus membantu anggota Polri dalam mengamankan dan mengontrol aksi-aksi susulan.

“Kami akan terus membantu Polri agar Jayapura menjadi aman,” kata Eko.

Selain menerjunkan Kostrad, TNI juga mengerahkan personel Marinir.

Sebanyak 129 personel Marinir TNI Angkatan Laut didatangkan ke Jayapura, Papua, untuk mengamankan kota tersebut selepas kerusuhan yang terjadi pada Kamis (29/8/2019) kemarin.

"Kita sudah dapat BKO didatangkan kurang lebih 129 Marinir yang sudah tiba di Jayapura.

Ini sementara. Itu untuk membantu memperkuat pengamanan di wilayah Jayapura," kata Kapendam XVII/Cendrawasih Letkol Cpl Eko Daryanto kepada Kompas.com, Jumat (30/8/2019).

Eko menuturkan, personel TNI yang didatangkan ke Jayapura akan mempertebal jumlah aparat keamanan yang bersiaga di sana.

Ia menegaskan, personel TNI hanya berstatus sebagai pelapis dari aparat kepolisian yang tetap menjadi garda terdepan dalam mengamankan Jayapura.

"Tetap sesuai dengan ketentuan dulu, aturan yang berlaku kita tetap mem-back up. Statusnya mem-back up kepolisian untuk membantu pengamanan aksi-aksi," ujar Eko.

Sebelumnya, Eko menyebut TNI telah mengerahkan dua SSK (Satuan Setingkat Kompi) yang setara dengan 200 personel TNI untuk membantu kepolisian mengamankan Jayapura.

Sementara itu, Wakapolres Kota Jayapura Kompol Heru Hidayanto menegaskan, pihaknya menjamin keamanan di Kota Jayapura.

“Atas nama Kapolda dan Kapolres, saya sampaikan menjamin keamanan bagi seluruh masyarakat di Kota ini. Bahkan pimpinan Polri sudah mengirim 1.200 pasukan Brimob Nusantara ke Papua, untuk membantu keamanan,” kata Heru.

Pada Jumat siang, massa yang menginap di Kantor Gubernur Papua telah dibubarkan oleh aparat.

Pemulangan massa dijaga ketat aparat keamanan agar tidak terjadi konflik lanjutan.

Sebelumnya, massa menggelar aksi unjuk rasa menyikapi dugaan tindakan rasial terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Massa yang menggelar demo membakar ruko, perkantoran dan gedung pemerintah.

Massa juga membakar kendaraan roda dua dan roda empat, serta melakukan perusakan.

Kondisi itu membuat aktivitas di Kota Jayapura lumpuh total.

SUDAH 30 PENGUNJUKRASA DIAMANKAN

Sebanyak 30 orang dari massa pendemo yang diduga menimbulkan kerusuhan di wilayah Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kamis (29/8/2019), berhasil diamankan Polda Papua.

Sampai saat ini, aparat kepolisian masih memintai keterangan terhadap 30 orang yang diduga ikut terlibat perusakan fasilitas umum di kawasan pusat perekonomian dan gudang bahan makanan di Kota Jayapura.

Hal itu disampaikan Wakil Kepala Polda Papua Brigjen Yakobus Marjuki saat ditemui di Kawasan Kelapa II Entrop, Disteik Jayapura Selatan, Jumat (30/8/2019).

“Saat ini mereka diambil keterangannya untuk mengungkap dalang aksi kerusuhan dalam unjuk rasa protes rasisme kepada mahasiswa Papua, yang berujung anarkis.

Kami masih menyelidiki siapa dalang dari aksi pembakaran,” ujar Marjuki.

Dia pun meminta masyarakat yang berjaga-jaga di sepanjang Jalan Kelapa Dua Entrop, Distrik Jayapura Selatan agar menahan diri.

Marjuki berharap tidak ada konflik yang terjadi pasca demo yang berujung kerusuhan di Jayapura pada Kamis kemarin.

“Mari kita duduk bersama, mendata berapa kerugian yang dialaminya, kemudian diusulkan kepada pemerintah untuk ganti rugi,” ujar Marjuki.

Marjuki yang sebelumnya pernah menjabat Direktur Intelkam Polda Papua itu, mengajak seluruh tokoh agar bersama-sama mencari solusi untuk menyelesaikan masalah ini.

Dia pun menginginkan situasi keamanan di Jayapura segera pulih, agar masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa.

”Kami berharap semua warga bersama–sama menjaga situasi di Kota Jayapura, agar tidak terjadi konflik horizontal yang dapat menyebabkan situasi tidak kondusif berkepanjangan,” kata Marjuki.

Wali Kota Jayapura Menangis dan Tegaskan tak Dukung Pendemo Anarkis

Puing-puing bekas perusakan dan pembakaran tampak berserakan di tengah Jalan Raya Kelapa II Entrop, Distrik Jayapura Selatan, yang merupakan salah satu pusat perekonomian dan tempat penyimpanan bahan makanan di Kota Jayapura, Jumat (30/8/2019) pagi.

Pada Jumat pagi, tidak ada aktivitas perekonomian yang berjalan, termasuk tak ada pelayanan pemerintahan dan perbankan.

Bahkan, masyarakat lebih memilih berdiam di dalam rumah dan juga mengungsi ke markas militer terdekat.

Akan tetapi, ada pula masyarakat yang berjaga-jaga di lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing.

Bahkan di rute pertigaan Entrop, tampak warga melakukan blokade di Jalan Raya.

Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano menemui masyarakat di pertigaan Entrop.

Benhur Tommy Mano mengatakan, perbuatan anarkis yang dibuat sekelompok masyarakat di Kota Jayapura membuatnya sedih dan menangis.

“Kemarin saya sedih, kemarin saya menangis, kenapa rakyat yang tidak bersalah.

Kenapa rakyat saya yang tak bersalah, mobilnya dihancuri dan tempat pencari makannya dibakar?

Hati saya dibuatnya sedih, hati saya sakit,” ujar Benhur Tommy Mano saat menemui masyarakat. 

Selaku pemimpin di Kota Jayapura, Benhur Tommy Manor menegaskan bahwa dia akan berpihak kepada masyarakatnya.

Dia berharap tidak ada aksi kerusuhan lain oleh massa pendemo.

“Saya minta dengan rendah hati.

Kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan,” tutur Benhur Tommy Mano.

Benhur Tommy Mano menilai, aksi demo yang dilakukan massa di Kota Jayapura, Kamis (29/8/2019), bukan lagi sebagai ajang menyampaikan pendapat.

Benhur Tommy Mano menilai aksi tersebut murni tindakan anarkis karena menyebabkan kerusuhan.

Menurut Benhur Tommy Mano, menyampaikan pendapat atau protes terkait adanya kasus dugaan rasial yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, seharusnya cukup satu kali.

Benhur Tommy Mano menilai, aksi yang dilakukan berulang kali, bukan lagi sebagai penyampaian pendapat.

“Kalau sudah demo, ya sudah satu kali.

Lalu sampaikan ke Pemerintah Provinsi Papua.

Dan aksi sebelumnya sudah disampaikan dan ditindaklanjuti Panglima dan Kapolri,” ujar Benhur Tommy Mano ketika menemui masyarakat di Pertigaan Entrop, Kota Jayapura, Jumat (30/8/2019).

Benhur Tommy Mano menilai, aksi yang dilakukan berulang kali apalagi sampai berujung kerusuhan, bukan lagi sebagai penyampaian pendapat.

“Ini bukan lagi penyampaian aspirasi.

Ini sudah merusuh dan anarkis.

Saya tidak setuju,” kata Benhur Tommy Mano.

Benhur Tommy Mano bahkan mengutuk keras masyarakat pengunjuk rasa yang melakukan tindakan anarkis, yang mengakibatkan lumpuhnya aktivitas di Kota Jayapura.

“Saya mengutuk perbuatan mereka.

Harusnya tidak boleh ada anarkis.

Kalau menyampaikan aspirasi, disampaikan secara damai, didampingi aparat. Jangan malah membantai orang yang tak bersalah,” kata Benhur Tommy Mano.

Benhur Tommy Mano menegaskan, selaku pemimpin di Kota Jayapura, dia bertanggung jawab terhadap keamanan masyarakat yang mendiami ibukota Provinsi Papua tersebut.

“Saya tegaskan, bertanggung jawab terhadap keamanan di kota ini,” ujar Benhur Tommy Mano.

Daftar Gedung yang Dibakar atau Dirusak Massa

Dari pantauan Kompas.com pada Jumat (30/8/2019) pagi, beberapa perkantoran yang hangus adalah Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua.

Kemudian, Gedung Plaza Telkom di Jalan Koti.

Selain itu, Dinas Komunikasi dan Informatika Papua dan Kantor Bea Cukai Pelabuhan Jayapura.

Selain itu, perkantoran yang mengalami kerusakan di antaranya, Kantor Balai Besar Meteorologi, Klomatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura.

Seorang warga mengamati Kantor Bea Cukai Papua serta sejumlah mobil yang terbakar saat berlangsungnya aksi unjuk rasa di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019). Sejumlah bangunan dan kendaraan terbakar saat aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Jayapura, Kamis kemarin, masih terkait memprotes dugaan tindak rasisme kepada mahasiswa Papua di Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Seorang warga mengamati Kantor Bea Cukai Papua serta sejumlah mobil yang terbakar saat berlangsungnya aksi unjuk rasa di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019)/kompas.com

Kemudian, diler Suzuki Entrop, Hotel Horison Kotaraja, Hotel Gran Abe, Kantor Pos, diler Daihatsu, dan lainnya.

Kemudian, terlihat puluhan toko dan rumah makan dan banyak kendaraan sudah dalam kondisi hangus.

Bangkai kendaraan yang hangus terbakar, hingga Jumat pagi masih berada di tengah jalan.

Aktivitas di jalanan pun tampak sepi. Perkantoran serta pertokoan masih terlihat tutup.

KOSTRAD MARINIR Diterjunkan ke Jayapura, Sudah 30 Pengunjukrasa Anarkis yang Ditangkap

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "129 Personel Marinir Didatangkan ke Jayapura", "200 Anggota Kostrad TNI Dikirim ke Jayapura, Apa yang Diwaspadai?"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved