Terungkap Cara Aulia Melumpuhkan Suaminya yang Jago Silat sebelum Dibunuh dan Dibakar Jasadnya

Begini Cara Aulia Kesuma Melumpuhkan Pupung Sadili yang Jago Silat dan Juga Anak Tirinya Sebelum Eksekutor Membunuh

Editor: AbdiTumanggor
(KOMPAS.com/BUDIYANTO)
Pembunuh Bayaran Aulia Kesuma Kejang-kejang saat hendak Bunuh Pupung dan Anak, Terungkap Fakta Ini. Tersangka AK (45) mengenakan pakaian warna orange digiring sejumlah anggota polisi di Polres Sukabumi di Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (28/8/2019). ((KOMPAS.com/BUDIYANTO)) 

Ternyata Begini Cara Aulia Kesuma Melumpuhkan Pupung Sadili yang Jago Silat dan Juga Anak Tirinya Sebelum Eksekutor Membunuh dan membakar jasadnya di Dalam Mobil.

////

TRIBUN-MEDAN.COM -  Baru-baru ini  masyarakat dihebohkan dengan kasus pembunuhan sadis melibatkan istri muda Aulia Kesuma.

Wanita ini membunuh Suaminya Edi Chandra alias Pupung Sadili dan anak tirinya M Adi Pradana alias Dana.

Aulia Kesuma nekat sewa 4 pembunuh bayaran untuk membunuh lalu membakar jasad korbannya.

Belakangan hasil pemeriksaan polisi, terungkap sejumlah fakta tentang Kronologi pembunuhannya. 

Sebelum dibunuh, Pupung Sadili  sama sekali tak curiga terhadap tingkah istrinya Aulia Keusma yang sudah bulat berniat membunuhnya.

Bahkan hal itu terjadi di hari rencana pembunuhan dilaksanakan pada Jumat (23/8/2019) malam.

Padahal saat itu AK sudah membawa pembunuh bayaran yang disembunyikan di garasi rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

AK membawa jus yang dia beli dalam perjalanan saat menjemput para pembunuh bayaran di kawasan Kalibata.

Jus itu merupakan jus campuran timun dan jeruk yang dibeli dalam bentuk sachet.

Selain itu, jus tersebut juga diberi lima butir obat tidur berdosis tinggi yang sebelumnya dihaluskan menjadi serbuk.

"Sampai di rumah tanpa ada perasaan apa-apa, tersangka bertemu dengan suaminya, ngobrol-ngobrol. Obat tidur tadi dihaluskan jadi bubuk dan kemudian dimasukan ke dalam jus milik suaminya," terang Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi.

Pada saat meminum jus itu, Pupung Sadili  sempat merasa aneh dengan jus yang dia minum.

Sebab, Pupung mengeluhkan rasa jus yang agak pahit, tidak seperti biasanya.

"Pada saat meminum, Edi bertanya kenapa jus ini agak sedikit pahit tidak seperti biasanya, dijawab oleh AK bahwa jus itu dicampur dengan sayur-sayuran sehingga agak pahit. Tanpa ada curiga, jus itu dihabiskan (diminum) saat itu juga," cerita Nasriadi.

Cuitan Aulia Kesuma, otak pelaku pembunuhan Pupung Sadili dan M Adi Pradana
Cuitan Aulia Kesuma, otak pelaku pembunuhan Pupung Sadili dan M Adi Pradana (Twitter/Dokumentasi Polres Sukabumi)

Ternyata begitulah caranya lumpuhkan suami yang diketahui sedikit paham ilmu bela diri.

Terlihat dari beberapa foto almarhum sedang mempraktekkan gerakan silat.

Artinya Pupung tak perlu melakukan perlawanan berarti sebelum dibunuh.

Pupung pun akhirnya dibunuh oleh para eksekutor saat terlelap tidur setelah terkena efek obat itu.

Hal yang sama juga dialami oleh anak kandung Pupung, M. Adi Pradana alias Dana (23) setelah dia pulang ke rumah di malam yang sama.

Keterangan selengkapnya dari pelaku AK

Sebelum dibunuh, istrinya yang merupakan otak pelaku, Aulia Kesuma alias AK membawakan jus yang sudah dicampur bubuk obat tidur berdosis tinggi.

Saat itu pula, pembunuh bayaran sudah dia jemput dan bersiaga sambil bersembunyi di garasi menunggu perintah dari Aulia Kesuma.

AKBP Nasriadi menjelaskan bahwa Aulia Kesuma kemudian mengajak suaminya itu masuk ke kamar untuk melakukan hubungan intim.

"Sebelum melakukan hubungan suami istri itu, Edi Chandra sudah meminum jus tersebut, minumnya di ruang tamu sebelum masuk ke kamar," kata Nasriadi.

Setelah melakukan hubungan suami istri, Pupung Purnama melakukan Yoga seperti kebiasaannya sebelum tidur.

Namun, karena efek dari obat tidur, korban tertidur di lantai dengan posisi terlentang.

"AK memastikan Edi apakah tidur pulas apa belum.

Setelah diyakini pulas, sekitar pukul 21.30 WIB, AK memanggil si SG sama AG (eksekutor) untuk masuk ke ruangan tersebut.

Nah di situ lah dilakukan eksekusi terhadap Edi Chandra dengan cara dibekap dengan handuk yang sudah dibauri dengan alkohol, tangan dipegang dan sebagainya sampai diyakini korban meninggal dunia," kata Nasriadi.

M Adi Pradana alias Dana sebelum dibakar bersama ayahnya Pupung Sadili di Sukabumi
M Adi Pradana alias Dana sebelum dibakar bersama ayahnya Pupung Sadili di Sukabumi (kolase Kompas.com/Twitter)

Setelah itu, para eksekutor bergegas kembali bersembunyi menunggu kedatangan korban kedua yakni anak tiri Aulia Kesuma, M Adi Pradana alias Dana (23) yang pergi ke luar rumah.

"Sebelum Dana pulang, datanglah saudara KL anak kandung AK.

AK mengatakan kepada KL bahwa Edi Chandra telah diselesaikan, tinggal menunggu Dana," cerita Nasriadi.

Dia menerangkan bahwa ketika Dana pulang, pemuda 23 tahun itu langsung menuju kulkas mengambil jus yang telah ditaburi dengan obat tidur.

Kemudian Dana dibunuh pada pukul 24.00 WIB oleh para eksekutor dibantu Aulia Kesuma dan KV (Kelvin) sebelum akhirnya jasadnya dibakar dalam mobil bersama jasad ayahnya di Cidahu, Kabupaten Sukabumi.

 ////

Diberitakan sebelumnya, sebuah mobil minibus Toyota Calya hitam bernopol B 2983 SZH di pinggir Jalan Cidahu - Parakansalak, Kampung Bondol, Desa Pondokkaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi ditemukan terbakar, Minggu (25/8/2019) siang.

Di dalam mobil tersebut ditemukan dua jasad yang terpanggang korban pembunuhan yakni ayah dan anak bernama Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan M. Adi Pradana alias Dana (23).

Aulia Kesuma dan rumah korban
Aulia Kesuma dan rumah korban (Kolase Kompas TV)

Di balik pembakaran mobil berisi dua jenazah ini, polisi menangkap otak pelakunya yakni wanita berinisial AK (35) yang tak lain merupakan istri dan ibu tiri korban.

"Motifnya adalah tersangka saudari AK menyewa 4 eksekutor untuk membunuh suaminya Edi Candra dan anak tirinya Dana karena masalah rumah tangga dan hutang puitang," kata Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi.

Ajak Balita

Aulia Kesuma alias AK (35) rupanya mengajak balitanya saat mengeksekusi Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili.

Balita tersebut merupakan buah hati hasil pernikahan Aulia Kesuma dan Pupung Sadili.

Aulia Kesuma diketahui sebagai otak pembunuhan sadis terhadap suaminya Pupung Sadili dan anak tirinya M Adi Pradana alias Dana (24). 

Tak hanya itu, rupanya Dana sempat berduel dengan pelaku suruhan ibu tirinya sebelum tewas dibunuh dan dibakar di dalam mobil.

Seperti diketahui, jasad Pupung Sadili dan putranya M Adi Pradana alias Dana ditemukan dalam kondisi terpanggang di dalam mobi di kawasan Cidahu, Sukabumi.

Kedua korban sengaja dibakar oleh pelaku untuk menghilangkan jejaknya.

Polres Sukabumi mengungkap fakta baru kasus pembunuhan ayah dan anak yang jasadnya dibakar di Cidahu Sukabumi.

Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi menuturkan, jika Aulia Kesuma alias AK sempat mengajak balitanya berinisial R yang masih berusia 4 tahun.

AKBP Nasriadi menuturkan, Aulia Kesuma menjemput 4 orang pembunuh bayaran yang disewanya untuk menghabisi nyawa Pupung Sadili dan Dana.

Mobil terbakar di Kampung Bondol, Desa Pondokkaso, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi.
Mobil terbakar di Kampung Bondol, Desa Pondokkaso, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. (TribunnewsBogor.com/ Naufal Fauzy)

Empat orang eksekutor berkumpul di salah satu apartemen di Kalibata untuk menggelar rencana pembunuhan tersebut.

Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi menjelaskan bahwa saat itu AK menjemput para eksekutor sambil membawa balita umur 4 tahun hasil pernikahan dengan Edi Chandra pada 23 Agustus 2019.

"Kemudian berangkat ke Lebak Bulus ke rumahnya menggunakan mobil milik pribadi tersangka AK Cayla hitam disopiri AK, di sebelahnya ada pembantunya dan anaknya R," terang Nasriadi dalam jumpa pers di Mapolres Sukabumi, Rabu (28/8/2019).

Agar balita yang merupakam anak dari Aulia Kesuma ini tidak tahu siapa yang dijemput, Aulia Kesuma mencoba membatasi pandangan buah hatinya itu ke bagian kursi belakang mobil.

"Supaya agar anaknya tidak tahu, jok tengahnya dilipat sehingga menutupi pandangan ke belakang dan di belakang sudah ada 4 orang yang akan melakukan eksekusi itu yaitu SG, AG, RD dan AV," ujarnya.

Saat tiba di rumah, balitanya dibawa oleh AK bersama pengasuhnya ke sebuah kamar di bagian belakang rumah dan dibiarkan dikunci.

"AK membawa pembantunya dan anaknya ke tempat tidur di belakang dan dikunci dari luar. Mereka disiapkan susu supaya mereka tidur di situ," kata Nasriadi.

Dimalam harinya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan M Adi Pradana alias Dana (23) dibunuh oleh pelaku.

Korban Dibunuh setelah meminum jus yang berisi campuran obat tidur.

Aulia Kesuma dan rumah korban
Aulia Kesuma dan rumah korban (Kolase Kompas TV)

Korban Pupung Sadili, kata AKBP Nasriadi, dibunuh dengan cara dibekap menggunakan handuk yang diberi alkohol saat tertidur pulas oleh kedua eksekutor.

Sedangkan Dana dibunuh bersama-sama oleh AK, anaknya KL yang baru datang setelah Edi Chandra terbunuh dan dua eksekutor.

"AG dan SG setelah itu bersama KL dan AK mereka berempat melakukan eksekusi terhadap Dana. Saat itu karena obat tidur kurang berpengaruh, Dana sempat melakukan perlawanan dan sempat teriak minta tolong dan disitu lah dilakukan pembunuhan dengan cara mengikat, mencekik dan sebagainya," kata Nasriadi.

Beginilah Chat WhatsApp Aulia Kesuma Kepada Pupung Sadili Sang Suami Usai Dibunuh, Akal-akalan

Beginilah chat WhatsApp Aulia Kesuma kepada Pupung Sadili sang suami usai dibunuh, akal-akalan untuk menutupi jejak.

Demi menutupi perbuatan bengisnya, Aulia Kesuma membuat chat akal-akalan atau palsu kepada suaminya, Pupung Sadili.

Padahal, pada saat itu, Pupung Sadili dan M Adi Pradana telah dibunuh.

Apa isi chat itu?

Pembunuhan terhadap Edi Chandra atau Pupung Sadili (54) dan anak kandungnya, M Adi Pradana alias Dana (24) sudah direncakanan oleh Aulia Kesuma.

Aulia Kesuma merupakan otak pembunuhan sekaligus istri muda Pupung Sadili.

Ia melaksanakan pembunuhan dibantu ponakannya, Giovanni Kelvin dan empat pembunuh bayaran.

Pembunuhan yang dilakukan oleh Aulia Kesuma itu terendus setelah sebuah mobil ditemukan terbakar di Desa Pondokkaso, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi.

Setelah api yang membakar mobil itu padam, ditemukan jasad terpanggang.

Dua jasad itulah Pupung Sadili dan M Adi Pradana.

Agar jejak pembunuhannya tak terendus, Aulia Kesuma membuat chat melalui WhatsApp kepada suaminya.

Rupanya, chat WhatsApp itu hanyalah akal-akalan dia.

Awalnya, Aulia Kesuma seolah-olah tidak tahu keberadaan sang suami dan dia sedang mencarinya.

Hal tersebut terungkap dalam tayangan program acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV, 27 Agustus 2018.

Selain itu, mobil terbakar yang berisi jasad Pupung Sadili dan anaknya itu merupakan mobil milik pribadi.

Oleh sebab itu, Aulia Kesuma berani berpura-pura bahwa dirinya tak mengetahui apa-apa.

Padahal Aulia Kesuma adalah otak atau dalang pembunuhan tersebut.

Namun, alibi Aulia Kesuma itu terbongkar pihak kepolisian.

Berdasarkan nomor polisi mobil terbakar, mengarah pada Jakarta.

Panit I Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Efendi, mengatakan pihaknya melakukan penelusuran hingga menggali keterangan dari Aulia Kesuma yang semula berpura-pura tidak tahu keberadaan suaminya.

Berdasarkan penyelidikan itu, terungkap Giovanni Kelvin menderita luka bakar 30 persen.

Rupanya, ia berperan sebagai penyiram bensin dan penyulut api.

Saat membakar mobil, Giovanni Kelvin tersambar api.

Akhirnya, terungkap juga Aulia Kesuma adalah otak pembunuhan.

Istri Pupung Sadili itu membeli bensin yang kemudian digunakan untuk membakar mobil.

Peran Para Tersangka

Polisi mengungkap pembunuhan terhadap Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana melibatkan beberapa pelaku.

Berikut peran para tersangka dalam kasus pembunuhan ini.

1. Tersangka Aulia Kesuma

Tersangka pertama adalah Aulia Kesuma  yang merupakan istri Pupung Sadili.

Ia berperan merencanakan pembunuhan terhadap suami dan anaknya karena masalah utang piutang. 

Tersangka Aulia Kesuma awalnya berniat menjual rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan untuk membayar hutang.

Aulia Kesuma
Aulia Kesuma (FACEBOOK.COM/AULIA MEI NIE)

Namun, Pupung Sadili menolak permintaan istrinya itu dan mengancam membunuh Aulia Kesuma jika rumah tersebut dijual.

Oleh karena itu, Aulia Kesuma meminta bantuan suami pembantunya untuk mencari pembunuh bayaran guna menghabisi nyawa suami dan anak tirinya.

"Yang bersangkutan ( Aulia Kesuma ) pernah mempunyai pembantu, pembantu ini sudah tidak ada lagi di situ (di rumahnya). Dia (pembantunya) seorang perempuan dan suami pembantu ini disuruh menghubungi dua orang yang ada di Lampung," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2019).

2. Dua Pembunuh Bayaran, S dan A

Selanjutnya, suami pembantu Aulia Kesuma itu menghubungi 2 orang pembunuh bayaran berinisial S dan A yang berdomisili di Lampung.

Kedua pembunuh bayaran itu datang ke Jakarta menggunakan jasa travel agent.

Kedua pembunuh bayaran itu bertemu dengan Aulia Kesuma dalam sebuah mobil di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.

Tersangka Aulia Kesuma pun menjanjikan bayaran Rp 500 juta untuk membunuh suami dan anaknya.

"Akhirnya di dalam mobil, deal (setuju) untuk membantu eksekusi dan membunuh korban dengan perjanjian akan dibayar Rp 500 juta," kata Kombes Argo Yuwono.

Kemudian, kedua pembunuh bayaran itu mendatangi rumah Aulia Kesuma di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Kedua tersangka pembunuh bayaran Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23) tiba di Polda Metro Jaya, Selasa (27/8/2019) pukul 19.07 WIB. Kedua tersangka berinisial S dan A.
Kedua tersangka pembunuh bayaran Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23) tiba di Polda Metro Jaya, Selasa (27/8/2019) pukul 19.07 WIB. Kedua tersangka berinisial S dan A. (KOMPAS.COM/RINDI NURIS VELAROSDELA)

Lebih jelasnya, lihat di bawah ini.

Tersangka pembunuh bayaran Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23) tiba di Polda Metro Jaya, Selasa (27/8/2019) pukul 19.07 WIB.
Tersangka pembunuh bayaran Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23) tiba di Polda Metro Jaya, Selasa (27/8/2019) pukul 19.07 WIB. (KOMPAS.COM/RINDI NURIS VELAROSDELA)
Tersangka pembunuh bayaran Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23) tiba di Polda Metro Jaya, Selasa (27/8/2019) pukul 19.07 WIB.
Tersangka pembunuh bayaran Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23) tiba di Polda Metro Jaya, Selasa (27/8/2019) pukul 19.07 WIB. (KOMPAS.COM/RINDI NURIS VELAROSDELA)

Mereka pun membunuh Pupung Sadili dengan cara diracun.

"Tersangka A dan S ini kemudian memberikan racun kepada korban ( Pupung Sadili ) dengan harapan langsung meninggal. Setelah lemas, dia dicek ternyata itu tidak bergerak, jadi dianggap sudah meninggal," kata Kombes Argo Yuwono.

Setelah membunuh, S dan A diberi bayaran Rp 8 juta dan diperintahkan untuk kembali ke Lampung.

3. Tersangka Giovanni Kelvin

Pembunuhan itu juga melibatkan ponakan Aulia Kesuma bernama Giovanni Kelvin alias KV.

Giovanni Kelvin berperan membunuh M Adi Pradana dengan cara dibekap dan diberi minuman keras di rumahnya di kawasan Lebak Bulus.

"Istri korban ( Aulia Kesuma ) menyuruh anaknya si K itu untuk memberi minuman keras kepada korban dengan inisial D. Akhirnya D mabuk dan enggak sadar, kemudian dibekap," kata Kombes Argo Yuwono.

Selanjutnya, tersangka Aulia Kesumadan Giovanni Kelvin membawa dua korban itu menggunakan mobil ke kawasan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat.

"Ada dua mobil yang dibawa ke arah Sukabumi. Setelah sampai ke daerah Cidahu di Sukabumi, kemudian mayat dua orang itu dibakar oleh tersangka K," kata Kombes Argo Yuwono.

Tersangka Giovanni Kelvin mengalami luka bakar akibat tersiram bensin.

Saat ini, ia dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan.

"Pada saat menyiram bensin, pelaku ini (tersangka K) terkena api dan dia juga terbakar, artinya terbakar 30 persen dan sekarang di rumah sakit. Kita jaga di sana," kata Kombes Argo Yuwono.

Kedua korban pertama kali ditemukan warga dalam sebuah mobil yang terbakar di Jalan Cidahu-Parakansalak, Kampung Bondol, Desa Pondokkaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, hari Minggu (25/8/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.

Kedua jenazah itu terlihat sejumlah warga setelah api yang membakar minibus Toyota Calya berpelat nomor B 2983 SZH itu mengecil.

Senin malam kemarin, polisi menangkap Aulia Kesuma di Jakarta.

Sementara itu, kedua pembunuh bayaran ditangkap di Lampung pada Selasa.

Saat ini, kedua pembunuh bayaran diamankan di Polda Metro Jaya guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

(tribun jabar/kompas.com)

Tautan Asal; Cara Aulia Kesuma Lumpuhkan Suami Pupung Sadili yang Jago Silat Sebelum Eksekutor Bunuh/Bakar Jasad

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved