Bripda Dedy, Polisi Kena Panah di Leher, Dijenguk Kapolri dan Diberi Kenaikan Pangkat Luar Biasa
Tiga anggota Polri yang terluka kena tembak dan panah saat aksi kerusuhan di Kabupaten Deiyai dan Jayawijaya, mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Bripda Dedy, Polisi Kena Panah di Leher, Dijenguk Kapolri dan Dianugerahi Kenaikan Pangkat Luar Biasa
TRIBUN MEDAN.com - Tiga anggota Polri yang terluka kena tembak dan panah saat aksi kerusuhan di Kabupaten Deiyai dan Jayawijaya, mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Kenaikan pangkat itu disebutkan langsung oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat menjenguk 3 anggotanya di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura, Papua, Kamis (5/9/2019).
Ketiga personel tersebut adalah Bripda Dedy Taime (20) yang mengalami luka panah di bagian leher.
Kemudian, Bripda Rifki (19) yang terkena panah di tangan kiri.
Dedy dan Rifki terluka saat terjadi kerusuhan di Deiyai, Papua, pada 28 Agustus 2019.
Sementara, seorang personel polisi lainnya adalah Ipda Iwan.
Dia tertembak di paha kiri saat terjadi kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Pasar Jibama, Kabupaten Jayawijaya.
"Bukan hanya atensi yang telah diberikan sesuai hak-hak, termasuk asuransi dan tanggungan biaya kesehatan oleh Polri, tapi juga saya memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada mereka, agar semangat mereka tetap tinggi dan semangat teman-teman yang lain juga tetap tinggi," ujar Tito.
Baca: BREAKING NEWS Mahasiswa USU Tawuran, Dipicu Suara Geber Sepeda Motor
Baca: Santi Tewas Dipukuli Suami Pakai Besi, padahal Baru 2 Hari Dijemput dari Keluarga setelah Ditalak 1
Baca: Akhirnya Siswi Paskibra Audri Ditemukan, Sebulan Hilang Ternyata Kabur ke Malaysia, Ini Alasannya
Tito menegaskan bahwa seluruh anggota kepolisian harus tetap dapat melayani dan mengayomi masyarakat, meski ada beberapa rekannya yang menjadi korban kekerasan.
Kapolri bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sudah berada di Jayapura sejak 3 September 2019.
Sesuai agenda, mereka akan beraktivitas di Papua hingga 7 September 2019.
Kehadiran Kapolri dan Panglima TNI di Papua untuk merespons gejolak yang tengah terjadi di Papua dan Papua Barat.
Kerusuhan yang terjadi diawali demo dan unjuk rasa terkait perlakuan diskriminatif yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.
Pada19 Agustus 2019, aksi protes yang berujung kerusuhan terjadi di Sorong dan Manokwari, Papua Barat.
Kemudian, di hari yang sama, aksi protes juga berlangsung di Jayapura.
Kemudian pada 21 Agustus 2019, aksi protes yang berujung pada tindakan anarkisme juga terjadi di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Baca: Hotman Paris Seret Vanessa Angel ke Konflik Bau Pesing Versus Farhat Abbas dan Elza Syarief
Baca: Selamat, Akhirnya Besok Esemka Resmi Luncurkan Produk Perdana Usai Sekian Lama
Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Mimika, Papua.
Massa aksi protes melakukan pelemparan batu ke arah bangunan dan aparat kepolisian.
Lalu pada 28 Agustus 2019, aksi protes yang kemudian berujung pada kerusuhan terjadi di Kabupaten Deiyai.
Dalam peristiwa tersebut, 1 personel TNI gugur, 2 lainnya terluka dan 4 personel kepolisian juga terluka.
Sementara, kepolisian menyebut ada 4 orang dari massa aksi yang ditemukan tewas.
Sehari setelahnya, kerusuhan pecah di Kota Jayapura.
Massa melakukan pembakaran dan perusakan terhadap gedung perkantoran, toko-toko, hingga kendaraan yang berada di pinggir jalan.
Baca: 3 Pembantu Aulia Kesuma Ditangkap di Lereng Gunung, Sembunyi Usai Istri Muda Bunuh Suami - Anak Tiri
Baca: INILAH Pembunuh dan Pemerkosa Remaja Baduy di Lebak Banten, Diciduk di Kabupaten OKU Selatan
Foto Bipka Dedy Taime Viral
Sebelumnya, Bripda Dedy Taime yang termasuk dari lima personel TNI-Polri yang terluka saat terjadi bentrok dengan massa di Distrik Waghete, Deiyai, Papua, menjadi sorotan publik.
Pasalnya, foto Bripda Dedy dengan kondisi tertancap anak panah di bagain leher, beredar viral di media sosial.
Awalnya, banyak yang mengira bahwa Bripda Dedy gugur setelah mendapat luka panah di bagian leher. Belakangan diketahui Bripda Dedy sanggup bertahan.
Panah itu ternyata tidak langsung dicabut karena dikhawatirkan membahayakan jiwa Bripda Dedy. Pasalnya, jika segera dicabut dari bagian leher maka dia akan kehilangan banyak darah.
"Setengah jam lalu mereka sudah dievakuasi ke Timika dengan helikopter," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto saat dihubungi melalui telepon, Kamis (29/8/2019).
Baca: Viral Video Laki-laki Nangis Ditinggal Nikah Kekasih yang Dipacari 7 Tahun, Terobos Kamar Pengantin
Baca: Tersangka Ujaran Kebencian Papua Ini Klaim Masuk Sel Tahanan karena Punya Jiwa Patriot
Ia membantah informasi yang menyebut salah satu korban luka, Bripda Dedy yang terkena panah pada bagian leher telah meninggal dunia.
"Kita kroscek dulu ya karena baru dievakuasi," jelasnya.
Setelah insiden tersebut Bripda Dedy mendapat perawatan intensif dan dievakuasi ke Kabupaten Mimika.
Dalam foto yang beredar di grup WhatsApp, tampak Bripda Dedy mengalami luka panah di bagian leher.
Beberapa rekannya tampak menolong Bripda Dedy. Mereka berusaha melindunginya dari serangan massa yang mengamuk.
Setelah dievakuasi, Bripda Dedi masih bisa duduk dan sanggup bertahan dari panah yang menancap pada lehernya.(*)
(Kompas.com/Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kapolri Beri Kenaikan Pangkat Luar Biasa 3 Polisi yang Terluka Tembak dan Panah