Viral Medsos
Viral, Racik Makanan dengan Tuangkan Sebungkus Micin, Pedagang Ini Beri Respons atas Resepnya
Viral, Racik Makanan dengan Tuangkan Sebungkus Micin, Pedagang Ini Beri Respons atas Resepnya
Viral, Racik Makanan dengan Tuangkan Sebungkus Micin, Pedagang Ini Beri Respons atas Resepnya
Wanita 42 tahun itu merupakan pedagang som tam, atau biasa disebut salad papaya, makanan khas Thailand.
TRIBUN-MEDAN.com - Beberapa waktu lalu, media sosial diramaikan dengan sebuah video menunjukkan aksi seorang wanita pedagang kaki lima yang tengah meracik makanan.
Secara tampilan, wanita ini tampak seperti pedagang pada umumnya. Namun, yang mencuri perhatian adalah bahan makanan MSG yang digunakan saat memasak.
Normalnya, orang-orang hanya membubuhkan beberapa sendok MSG, tapi wanita ini memasukkan setengah bugkus lebih bubuk MSG.
Sebuah akun Instagram @recehtapisayang mengunggah video tersebut, yang langsung ramai dikomentari warganet.
Dan belakangan diketahui bahwa wanita itu merupakan pedagang makanan yang berasal dari Thailand.
Mengetahui dirinya viral dan jadi bahan pembicaraan, pedagang bernama Tanyaporn Natawat kemudian memberi tanggapan.
Wanita 42 tahun itu merupakan pedagang som tam, atau biasa disebut salad papaya, makanan khas Thailand.
Baginya, tidak ada yang aneh dari caranya memasak.
Membubuhkan setengah bungkus besar MSG ke dalam racikan adalah hal biasa, karena itu resep keluarganya selama puluhan tahun.
“Saya tidak memasukkan semuanya, jangan terkejut. Saya Cuma memasukkan setengah bungkus,” jelasnya pada wartawan.
Menurut Tanyaporn, takaran MSG itu sudah sangat tepat ketika membuat salad pepaya dalam jumlah besar.
Belum lagi, perekam hanya mengambil video singkat, tidak seluruh proses.

Penjelasan Ahli Soal Micin
Istilah 'generasi micin' saat ini banyak dipakai untuk merujuk pada anak-anak muda di media sosial yang sering bertindak gegabah dan kurang perhitungan.
Sikap konyol tersebut dikaitkan dengan "kebanyakan mengonsumsi micin alias MSG".
Monosodium glutamat (MSG) merupakan bahan penyedap rasa yang dianggap berdampak buruk pada kemampuan kognitif seseorang.
Benarkah efek MSG seburuk itu?
Menurut ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Hardinsyah, klaim tersebut dianggap salah dan tak terbukti.
Lantas, mengapa ada anggapan mengonsumsi MSG dapat menurunkan kinerja otak?

Hardinsyah menduga bahwa ada kesalahan persepsi atas penelitian yang dilakukan oleh peneliti Washington University, Dr John W. Olney.
Olney menguji MSG terhadap tikus putih, namun dilakukan dengan cara menyuntikannya ke bawah kulit.
Cara ini pun dikritik karena tak lazim, di mana MSG umumnya diasup lewat makanan.
Selain itu, dosis yang diberikan kepada tikus percobaan itu sangat tinggi, dan tak mungkin diterapkan pada manusia.
Hasilnya pun tak mengherankan, karena dosis yang tinggi, maka berdampak pada kerusakan otak.
"Dugaan saya (anggapan generasi micin), dari penelitian tikus tadi dikonotasikan, dipelintir, dan jadi mitos. Padahal kita tak mungkin kuat menyerap asupan MSG dengan dosis sangat tinggi," ungkap Hardinsyah.
Berdasarkan penelitan dari Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology Center (SEAFAST Center) IPB pada 2007, konsumsi MSG harian orang Indonesia sekitar 0,7 gram per orang per hari.
Jumlah ini lebih sedikit dari konsumsi MSG di Amerika Serikat kurang dari 1 gram per orang per hari dan Jepang 2 gram per orang per hari.
Namun, penelitian selanjutnya tak menemukan efek berbahaya saat mengonsumsi berlebih.
"Sehingga disebutkan batasan hariannya secukupnya, karena tidak menemukan batas atas. Nah, secukupnya tadi batas optimum yang dirasakan manusia, yaitu ketika 0,4 persen dari berat."
Dia menambahkan, "Sederhananya mau buat nasi goreng 100 gram, jadi membutuhkan 0,4 persen atau 0,4 gram MSG. Kalau lebih dari itu? Enaknya menurun, kalau sangat kurang? Juga enggak seenak itu."
Jadi, selama dikonsumsi dengan kadar yang normal, micin tidak berbahaya bagi tubuh dan kesehatan otak.
#Viral, Racik Makanan dengan Tuangkan Sebungkus Micin, Pedagang Ini Beri Respons atas Resepnya
(Tribun-medan.com/ Sally Siahaan)