Polisi Sita Panah dari Rusun 2 Aktor Intelektual Kerusuhan Papua, Ferry Kombo dan Alexander Gobay

Aparat Kepolisian terus mendalami peran dua aktor intelektual di lapangan dalam insiden kerusuhan Papua, yakni Ferry Kombo (FBK) dan Alexander Gobay

Editor: Juang Naibaho
KOMPAS.com/Devina Halim
Polisi Sita Panah dari Rusun 2 Aktor Intelektual Kerusuhan Papua, Ferry Kombo dan Alexander Gobay. Foto: Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo 

Polisi Sita Panah dari Rusun 2 Aktor Intelektual Rusuh Papua, Ferry Kombo dan Alexander Gobay

TRIBUN MEDAN.com - Aparat Kepolisian terus mendalami peran dua aktor intelektual di lapangan dalam insiden kerusuhan Papua, yakni Ferry Kombo (FBK) dan Alexander Gobay (AG).

Polisi juga telah menggeledah sebuah rumah susun (rusun) di Jayapura, Papua.

Rusun itu diduga ditempati kedua tersangka kerusuhan Papua tersebut.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya berhasil menyita sejumlah barang bukti yang diduga digunakan dalam aksi kerusuhan dari lokasi tersebut.

Dedi Prasetyo menuturkan barang bukti yang disita mulai dari senjata tajam, anak panah dan busur panah, gir, kampak hingga rompi.

"Barang bukti yang disita ada busur panah, anak panah, cukup banyak benda tajam yang dipersiapkan untuk melakukan kerusuhan," ujar Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (9/9/2019).

"Ada parang, ada kampak, ada linggis kemudian ada beberapa sajam lainnya. Ada rompi yang disiapkan," kata Dedi Prasetyo.

Selain itu, Dedi Prasetyo mengatakan rusun itu digunakan sebagai tempat keduanya berkumpul untuk mendesain aksi rusuh.

Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu juga mengatakan dari penggeledahan ditemukan fakta bahwa kerusuhan di Jayapura tidak terjadi secara spontan.

"Dari hasil penggeledahan yang dilakukan oleh Polda Papua di rusun di Jayapura, kita ketahui bahwa kerusuhan yang ada di Jayapura itu adalah bukan spontanitas, tapi ada desain kerusuhan itu," ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan kedua aktor intelektual tersebut juga sempat mengumpulkan tokoh-tokoh lapangan di kerusuhan di lokasi tersebut sebelum melakukan aksi kerusuhan.

"Dimana FK dan AG sempat mengumpulkan berbagai tokoh-tokohnya sebelum melakukan aksi kerusuhan," tandasnya.

Baca: Bentrok OKP di Medan Johor, Ini Penjelasan Ketua Organisasi Terkait Tudingan Penyerangan

Baca: Detik-detik Polantas Bripka Bram Merazia Ayah Mertua Sendiri Disaksikan Langsung Kasat Lantas

Baca: NIKITA Mirzani Tak Gentar pada Pengacara Elza Syarief, Punya 2 Bodyguard untuk Hal Penting Ini

Diduga Berafiliasi dengan KNPB

Dedi Prasetyo juga mengatakan kedua tersangka tersebut memiliki peran sebagai penggerak Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).

Selain itu, mereka diduga pula memiliki keterkaitan dengan Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

"AG (perannya) sama dengan si FK, bagian daripada tim penggerak AMP di Jayapura, yang digerakkan nanti dari aktor intelektual yang di KNPB," ujar Dedi.

Di sisi lain, ia menyebut pihaknya tengah mendalami peran dua tokoh KNPB yang diduga terkait pula dengan kerusuhan di Bumi Cendrawasih.

Menurut mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu, keduanya diketahui berinisial AK dan VY.

Meski begitu, keduanya belum ditetapkan sebagai tersangka.

Jenderal bintang satu itu menegaskan tim dari Mabes Polri turut dikirim guna mem-back up Polda Papua dalam mendalami keterkaitan keduanya.

"KNPB kan ada dua aktor intelektualnya juga. Memang belum ditetapkan sebagai tersangka, tapi masih didalami oleh aparat Polda Papua, dan tim dari Mabes Polri pun dikirim untuk mem-back up Polda Papua untuk memeriksa saudara AK dan VY, sebagai tokoh di KNPB," tandasnya.

Baca: Live Streaming Timnas Indonesia vs Thailand Hari Ini, Berikut Prediksi Pemain Kedua Negara

Baca: Petaka Bullying - Fatir Bocah 6 Tahun Meninggal Dunia, Sang Ibu Ceritakan Kronologi Lengkapnya

Temuan Komnas HAM

Sebelumnya, Komnas HAM menguak fakta baru terkait aksi demonstasi berujung rusuh yang terjadi di Papua dan Papua Barat.

Temuan itu terkuak setelah Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua menurunkan tim untuk mendalami kerusuhan yang sempat terjadi di Manokwari, Sorong, Fakfak dan Jayapura.

Dari tim yang diturunkan ke lapangan, Komnas HAM mendapati ada kemiripan pola di keempat daerah tersebut.

"Kemiripannya misalnya, para mobil komando sebagai koordinator itu masih di tempat lain, masih di jarak yang lain, tapi perusakan dan penjarahan sudah terjadi di depan," ujar Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua, Fritz Ramandey, di Jayapura, Minggu (8/09/2019).

Fritz juga mengaku telah berbicara kepada koordinator demo pada 19 dan 29 Agustus 2019 yang merupakan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Cenderawasih dan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ).

Mereka adalah Ferry Kombo, mantan Ketua BEM Fisip Uncen, dan Alexander Gobay.

Keduanya kini berada di tahanan Mapolda Papua terkait kasus kerusuhan Jayapura.

Baca: KABAR TERBARU Gelombang Panas Landa Prancis 1.500 Orang Meninggal, Menkes Ungkap Rinciannya

Baca: MUNCUL PERMOHONAN Maaf Menteri Susi Setelah 4,5 Tahun Menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP)

Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebelumnya menyebutkan bahwa ada sejumlah organisasi yang melatarbelakangi kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Dua di antaranya adalah United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

"ULMWP dan KNPB bertanggung jawab atas kejadian ini. Mereka yang produksi hoaks itu," ujar Tito saat berkunjung ke Jayapura, Papua, Kamis (5/9/2019).

Adapun, ULMWP atau Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat merupakan organisasi politik untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat. Organisasi tersebut dipimpin oleh Benny Wenda.

Sementara, KNPB adalah organisasi politik rakyat dan sebuah kelompok masyarakat Papua yang berkampanye untuk kemerdekaan Papua Barat.

Sejarah KNPB pada 1961 didirikan Komite Nasional oleh para pejuang kemerdekaan bangsa Papua Barat.

Menurut Tito, Polri sudah mengetahui siapa saja individu dan kelompok yang bermain atas kerusuhan yang terjadi di Papua.

Kapolri mengatakan, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) ikut digerakkan oleh ULMWP dan KNPB.

"KNPB main, ULMWP main, termasuk gerakan AMP juga digerakan mereka," kata Tito.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi Sita Anak Panah hingga Kapak saat Geledah Rusun Dua Aktor Intelektual Kerusuhan di Papua

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved