Hutan Terbakar, Harimau Sepanjang 3 Meter Bertapak 12 Cm Muncul di Jambi, Warga Diminta Hati-hati

Kabar Harimau 3 Meter Berkeliaran Bikin Warga Desa Suka Maju Mestong Heboh, Tim Cek Lokasi.

Editor: AbdiTumanggor
Tribun Pekanbaru
Harimau muncul di Jambi 

Kabar Harimau 3 Meter Berkeliaran Bikin Warga Desa Suka Maju Mestong Heboh, Tim Cek Lokasi.

////

TRIBUN-MEDAN.COM - Warga Desa Suka Maju, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi, Jambi, heboh dengan kabar munculnya Si Raja Hutan alias harimau.

Informasi yang dihimpun Tribunjambi.com dari warga sekitar, harimau berkeliaran di area lahan sawit sebuah perusahaan pada Selasa (17/9/2019) sekira pukul 13.00 WIB.

Disebutkan juga bahwa harimau yang muncul panjangnya sekira 3 meter.

Sejak mendapatkan kabar harimau berkeliaran itu beredar, perangkat desa setempat bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA), Bhabinkamtibmas, Babinsa dan warga melakukan pencarian.

Kabar ini munculnya harimau itu dibenarkan oleh Camat Mestong, Syaifullah.

Ia menyebutkan informasi keberadaan harimau pertama kali didapatkan dari warga setempat.

Saat ini, BKSDA Provinsi Jambi bersama Bhabinkamtibmas dan Babinsa sedang berada di lokasi.

"Kita bersama dengan pihak desa, BKSDA Provinsi, Bhabinkamtibmas dan Babinsa bersama dengan masyarakat melakukan pencarian sampai malam. Kalau saya sampai jam delapan, karena ada urusan. Kalau tim lain masih lanjut tadi malam," ujarnya.

Ia menambahkan informasi ini masih digali lebih lanjut untuk memastikan kebenaran kemunculan harimau yang dilihat masyarakat.

Peristiwa di Merangin

Keberadaan harimau pernah juga membuat warga Merangin heboh.

Pada Agustus 2019, Tim SKW BKSDA Jambi turun ke Muaro Siau, Kabupaten Merangin.

Tim turun ke lokasi terkait adanya laporan masyarakat tentang adanya penampakan harimau.

Dari temuan tim, munculnya harimau di Muaro Siau memang diduga benar adanya.

Hal itu diketahui dari jejak kaki yang ada di tanah.

Kala itu, Kepala SKW BKSDA Jambi, Udin Ikhwanudin saat dikonfirmasi mengatakan timnya telah bergerak di Kecamatan Muara Siau, yang menjadi pelintasan Harimau Sumatera.

"Semenjak kemarin tim sudah kami turunkan, untuk menghindari konflik warga dan harimau," sebut Udin.

Menurut Udin, dari temuan tim di lapangan, kemungkinan besar harimau tersebut berukuran besar.

Dugaan itu dari jejak kaki yang menempel di tanah, panjangnya mencapai 12 Cm.

"Kalau dilihat dari jejaknya, ini diperkirakan berukuran besar, tetapi kalau untuk umur dan jenis kelaminnya masih kami kaji," bebernya.

Untuk menghindari konflik dengan harimau, Udin mengimbau kepada warga untuk lebih berhati-hati dan disarankan jika pergi ke kebun agar tidak seorang diri.

"Apalagi yang melintas jalan, disarankan agar hati-hati, kami pun juga intens berkomunikasi dengan pihak desa," tuturnya.

125 Hektar Jelutung Rawa di Muarojambi, Hangus Terbakar Selama Kemarau 2019

Sebanyak125 hektar tanaman jenis jelutung rawa di Londrang, Kabupaten Muarojambi, hangus terbakar selama musim kemarau tahun 2019.

Ratusan hektar jelutung rawa itu merupakan hasil revegetasi tanaman endemik gambut yang ditanam pasca kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 lalu.

Ahmad Bestari, kepala dinas Kehutanan Provinsi Jambi mengatakan api bersumber dari kebakaran gambut di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Untuk mencegah agar api tidak melebar ke daerah lain, pihaknya bersama tim satgas melakukan sekat kanal untuk meminimalisir luas daerah yang terbakar.

"125 hektar tanaman jelutung rawa hasil restorasi habis terbakar hasil revegetasi berusia dua tahun, lokasinya di Londrang," kata Bestari.

"Di Londrang supaya api tidak melebar ke HTI kita lakukan sekat disitu kita minta bantuan WKS," sambungnya.

Upaya pemadaman juga dilakukan pihak Masyarakat Peduli Api (MPA) namun karna kondisi kekeringan yang ekstrim kawasan yang ditanami jelutung rawa itu tidak terselamatkan.

"Upaya masyarakat, MPA sudah luar biasa. Bahkan ada anggota mpa yang kebunnya terbakar juga karna api merembet," ujar Bestari dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

Kabut Asap Makin Pekat, Libur Sekolah di Merangin Diperpanjang

Kabut asap di Kabupaten Merangin makin parah.

Setelah meliburkan anak sekolah hingga Kamis, kini pemerintah Kabupaten Merangin kembali menambah waktu libur.

Sesuai dengan surat edaran (SE) Bupati Merangin dengan nomor 421.2/SE DISDIKBUD/ 2019 TENTANG LIBUR SEKOLAH TERKAIT KABUT ASAP, anak sekolah mulai dari PAUD, TK/RA SD/MI serta SMP/MTS sampai tanggal Sabtu tanggal 21 September mendatang.

Dalam SE yang ditandatangani langsung oleh Bupati Merangin Al Haris itu, hasil uji indeks standar pencemaran udara (ISPU) kabupaten tetangga dan aplikasi air visual 189 dengan kondisi udara tidak sehat.

"Hasil konsultasi dan koordinasi dinas pendidikan dan kebudayaan, kementrian agama, dinas lingkungan hidup dengan Bupati Merangin pada 18 September 2019, tentang kabut asap dan kondisi udara yang tidak sehat di kabupaten merangin," kata bupati dalam SE tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk menghindari dampak dari kabut asap bagi kesehatan para peserta didik, maka bupati merangin memutuskan untuk meliburkan proses pembelajaran di sekolah jenjang PAUD, TK/ RA, SD/MI dan SMP/MTs baik negeri maupun swasta di lingkungan dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Merangin dan kementrian agama Kabupaten Merangin dari 19 hingga 21 September 2019 dengan ketentuan.

Pertama, dari kelas IV hingga VI tingkat SD/MI dan Kelas VII hingga IX jenjang SMP/MTs, agar guru memberikan tugas rumah bagi siswa.

Lalu mengimbau kepada orang tua peserta didik agar mengawasi dan mengurangi aktifitas anak diluar rumah, mengingat kabut asap dapat membahayakan kesehatan. Namun bagi seluruh tenaga pendidik dan kependidikan tetap masuk kerja seperti biasa.

19 orang Ditetapkan sebagai Tersangka

Mengutip Antaranews, Kepolisian daerah (Polda) Jambi telah menetapkan sebanyak 19 orang tersangka pelaku pembakaran hutan dan lahan (karhutla) berdasarkan 13 laporan polisi yang berada di wilayah hukum Polda Jambi yang terbagi dalam enam polres.

"Ke-19 orang tersangka itu ada pada Polres Muarojambi, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Bungo dan Polres Tebo," kata Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Kuswahyudi Tresnadi.

Dia juga mengatakan, sampai saat ini juga sudah ada sebanyak 32 orang saksi yang diperiksa oleh kepolisian.

Dalam kasus pembakaran hutan dan lahan itu tidak ada satupun yang tertangkap basah saat melakukan aksi pembakaran lahan.

"Semuanya hasil penyelidikan polisi dan ada juga yang berdasarkan laporan dari masyarakat setempat dimana lokasi kebakaran terjadi," katanya.

Terkait lahan perusahaan yang juga turut terbakar sepanjang 2019, Kombes Pol Kuswahyudi menjelaskan, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terhadap para pemegang izin  karena rangkaiannya sangat panjang sehingga membutuhkan pendapat ahli untuk menetapkan tersangka dari perusahaan.

Ditanya saksi ahli yang akan digandeng dalam penanganan kasus karhutla, jurubicara Polda Jambi itu menerangkan, ahli yang akan membantu mengusut kasus kebakaran berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Terkait jumlah luas lahan yang terbakar akibat perbuatan tersangka, pihak Polda Jambi masih belum mendapatkan laporan secara pasti berapa luas lahan yang terbakar, karena dari 10 tersangka yang lama ada 80 hektar lahan yang terbakar dimana lahan itu merupakan milik para tersangka.

Sementara itu Kapolres Muarojambi AKBP Mardiono malalui Kasat Reskrim George Alexander mengatakan, belum mengetahui secara pasti berapa luas lahan yang terbakar karena masih dalam penghitungan ahli dan dalam waktu dekat akan di ketahui berapa luasnya. (*)
 

Artikel telah tayang di TribunJambi.com dengan judul: 125 Hektar Jelutung Rawa di Muarojambi, Hangus Terbakar Selama Kemarau 2019 dan Kabar Harimau 3 Meter Berkeliaran Bikin Warga Desa Suka Maju Mestong Geger, Tim Cek Lokasi

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved