Viral Medsos
DEMO JAKARTA TERKINI - Polisi Amankan 5 Ambulans Milik Pemprov DKI Jakarta Berisi Batu dan Bensin
Selain 570 Pelajar Diamankan, 5 Mobil Ambulans Milik Pemprov DKI Jakarta Berisi Batu dan Bensin juga diamankan Polisi
Penulis: Salomo Tarigan | Editor: AbdiTumanggor
Selain 570 Pelajar Diamankan, 5 Mobil Ambulans Milik Pemprov DKI Jakarta Berisi Batu dan Bensin juga diamankan Polisi hingga Panglima TNI dan Kapolri Turun ke Lokasi pada Dini Hari.
Tonton video penampakan mobil ambulans di dalam berita.
/////
TRIBUN-MEDAN.COM - Gerakan protes mahasiswa terhadap DPR RI dan pemerintah terkait beberapa revisi undang-undang (RUU) yang kontroversial diakui sejumlah pihak rentan ditumpangi suatu kelompok dengan agenda tertentu yang menyimpang dari agenda pokok.
Sekretaris Eksekutif Lembaga Pengkajian dan Informasi Pembangunan Bangsa (LPIPB), Monisyah menyebut aksi mahasiswa itu rentan ditunggangi oleh petualang-petualang politik dengan agenda negatif.
Yakni agenda untuk menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih.
“Kami menghormati gerakan mahasiswa sebagai ‘agent of change’ menyuarakan aspirasi penolakan sejumlah RUU kepada DPR RI. Kami mengimbau penyampaian aspirasi tetap terhormat, bermartabat, bijak, dan beradab.”
“Jangan sampai gerakan mahasiswa dimanfaatkan oleh petualang politik dengan agenda negatif yang dapat menciderai gerakan mahasiswa itu sendiri. Kami mengimbau pihak lain tidak memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan tertentu serta memaksakan kehendak,” jelasnya di Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Lebih lanjut ia mengimbau fokus pada agenda utama yakni berupaya mencegah RUU kontroversial disahkan menjadi UU dan agar dilakukan pembahasan yang melibatkan masyarakat terutama mahasiswa.
Monisyah pun sedikit menjelaskan bahwa petualang politik yang dimaksud adalah mereka yang belum bisa menerima secara lapang dada hasil Pemilu 2019 lalu.
“Pak Joko Widodo, Pak Ma’ruf Amin, Pak Prabowo Subianto, dan Pak Sandiaga Uno sendiri saat ini dalam hubungan yang harmonis. Mereka sepakat membangun bangsa secara bersama-sama,” pungkasnya.
Mobil Ambulans Hilir Mudik di Lokasi
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, sekira enam mobil ambulans hilir mudik di sekitaran Jalan Slipi Raya, Jakarta Barat.
Sayup-sayup terdengar suara pria dari dalam satu di antara mobil ambulans tersebut.
"Ada korban, kasih jalan," seru suara pria, dari dalam mobil ambulans.
Massa yang berada di lokasi pun langsung minggir, memberi jalan kepada mobil ambulans.
Siswa Mengaku Ikut-ikutan
Seto Mulyadi atau Kak Seto, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) langsung mendatangi Polda Metro Jaya ketika mendengar ratusan pelajar diamankan di Gedung Sabhara, Rabu (25/9/2019) malam.
Menggunakan baju batik, Kak Seto hadir untuk koordinasi dan bertemu dengan ratusan pelajar yang diamankan karena ikut dalam aksi unjuk rasa di Gedung DPR, Jakarta.
Pada awak media, Kak Seto mengaku sempat berdialog langsung dengan para pelajar tersebut.
Pada mereka, Kak Seto bertanya seputar alasan ikut aksi demo.
"Tadi ada yang bilang ikut-ikutan karena semua temannya begitu (ikut demo), dia tidak enak makanya ikut juga. Mereka katakan solidaritas pada teman," ucap Kak Seto.
"Ada juga yang mendengar bahwa isu RKUHP sangat merugikan, tidak beres jadi harus ikut demo.Jadi mungkin banyak pandangan yang belum jelas," ungkap Kak Seto lagi.
Diketahui kepolisian sempat melakukan sweeping dan mengamankan ratusan pelajar berseragam SMA putih abu-abu dan pramuka karena tidak memiliki izin melakukan unjuk rasa dari kepolisian. Kini ratusan pelajar itu masih berada di Gedung Sabhara Polda Metro Jaya.
Sementara itu, aksi pelajar lainnya yang berseragam pramuka, SMK dan STM juga ricuh karena menyerang aparat kepolisian yang tengah menjaga gedung DPR RI.
Massa dari kalangan pelajar ini melempari batu ke arah aparat yang tengah bertugas di pintu belakang DPR.
Tidak hanya itu, mereka juga meneriaki para polisi hingga membakar motor.
Untuk meredam aksi para pelajar, polisi harus mengeluarkan tembakan gas air mata.
Akibatnya para pelajar lari kocar kacir menyelematkan diri ke arah Pasar Palmerah dan Jalan Tentara Pelajar.

Bentrok Polisi dan Pelajar Hingga Dini Hari WIB.
Konsentrasi massa pelajar masih terjadi di atas dan bawah Jembatan Slipi, Jalan S Parman, Jakarta Barat, Rabu (25/9/2019) pukul 21.45.
Pantauan Kompas.com di lokasi, massa kian banyak datang dari arah Grogol dan berkumpul di atas Jembatan Slipi.
Massa ini yang sebelumnya memblokade jalan tol dalam kota. Mereka juga masih melempar batu ke arah aparat kepolisian.
Tak hanya batu, mereka juga melempar petasan. Polisi menembakkan kembali gas air mata ke arah massa. Pelajar mundur namun tetap melakukan perlawanan.
Jarak polisi dengan massa pun kian dekat. Saat memukul mundur massa, polisi menemukan botol bekas berisi bensin.
Tak diketahui pasti pemilik botol berisi bensin itu.
Polisi berpakaian sipil dari Resmob Polda Metro Jaya tengah bersiap.
Polisi akan langsung menangkap massa jika tidak juga membubarkan diri.
Panglima TNI dan Kapolri Turun ke Lokasi
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau kawasan perempatan Slipi, Jakarta Barat.
Mereka menemui personel yang menangani kericuhan massa aksi yang kini berkosentasi di sana.
Kapolri dan Panglima datang sekira pukul 00.05 WIB, Kamis (26/9/2019).
Keduanya datang menggunakan mobil dinas masing-masing.
Kapolri dan Panglima TNI bertemu dengan Kapolres Jakbar Kombes Pol Hengky Haryadi. Tampak di antara mereka membicarakan sesuatu.
Kerusuhan aksi pelajar di kompleks Parlemen pada Rabu (25/9/2019) diawali di Jalan Tentara Pelajar.
Polisi berhasil memukul mundur massa dan massa aksi kemudian menyebar.
Setelah di Pasar Palmerah, massa yang diduga bukan lagi pelajar tersebut masih bertahan di Slipi.
570 Pelajar Diamankan
Jumlah pelajar yang diamankan polisi terkait aksi unjuk rasa di sekitar Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2019), bertambah.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, polisi telah mengamankan 570 pelajar SMP dan SMA hingga pukul 22.00 WIB.
"Iya benar sudah 570 pelajar (yang diamankan)," kata Argo saat dikonfirmasi.
Menurut Argo, para pelajar yang diamankan menjalani pembinaan di Polda Metro Jaya. Kemudian, sebagian dari para pelajar telah dijemput oleh orangtua mereka.
"(Sebagian pelajar) didata kemudian dijemput orangtuanya," ujar Argo. Polisi sebelumnya melakukan sweeping dan menangkap sejumlah pelajar berseragam putih abu-abu dan pramuka yang mengendarai motor menuju Kompleks Parlemen Senayan.
Sementara kelompok pelajar dari berbagai sekolah melakukan kerusuhan di beberapa lokasi. Mereka bentrok dengan polisi.
Mereka melakukan pembakaran seperti pos polisi dan motor.
Hingga saat ini, polisi belum mengetahui tujuan aksi unjuk rasa tersebut yang digelar pelajar tersebut.
5 Mobil Ambulans Milik Pemprov DKI Jakarta Berisi Batu dan Bensin diamankan Polisi.
Polisi mengamankan 5 ambulans milik pemerintah provinsi DKI Jakarta yang mengangkut batu dan bensin.
Penahanan 5 mobil mobil ambulans itu dikabarkan melalui akun Twitter resmi TMC Polda Metro Jaya yang terverifikasi, pada Kamis (26/9/2019) dini hari.
“02:14 Polri amankan 5 kendaraan ambulan milik Pemprov DKI Jakarta yang digunakan untuk mengangkut batu dan bensin yang diduga untuk molotov di dekat Gardu Tol Pejompongan Jl. Gatot Subroto,” demikian cuitan @TMCPoldaMetro
Diduga batu dan bensin itu akan digunakan untuk molotov.
Disebutkan pula, polisi mengamankan mobil ambulans milik Pemrov DKI tersebut di dekat Gardu Tol Pejompongan, Jalan Gatot Soebroto.
Dalam video yang diunggah Traffic Management Center (TMC) Jakarta, nampak ambulans berplat merah tertulis milik PMI Jakarta Timur.
Selain itu, seorang pria turut diamankan yang mengaku demonstran bayaran.
"Polri amankan Perusuh bayaran dari sekitar Gedung MPR/DPR Jl. Gatot Subroto," cuitnya.
"04:59 Ada pembersihan batu-batu yang digunakan para Perusuh di Jalan Tol, sementara Tol Cawang - Semanggi - Tomang lalin dialihkan,"cuitnya lagi.
(Tribun-Medan.com/Twitter.com/Kompas.com/TribunJakarta.com)