Inilah Gebrakan Perdana Kapolda Papua Paulus Waterpauw, Temui Pengungsi hingga Tebar Ancaman ke KKB

Irjen Paulus Waterpauw langsung membuat gebrakan usai ditunjuk sebagai Kapolda Papua untuk kedua kalinya.

Editor: Juang Naibaho
KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyapa anak-anak pengubgsi Wamena yang berada di Masjid Al-Aqso, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (1/10/2019). 

TRIBUN MEDAN.com - Irjen Paulus Waterpauw langsung membuat gebrakan usai ditunjuk sebagai Kapolda Papua untuk kedua kalinya.

Sebelumnya, Irjen Paulus Waterpauw sempat memegang posisi yang sama pada tahun 2015.

Kini, ia ditugaskan lagi menjabat sebagai Kapolda Papua, dimana situasi keamanan di sejumlah daerah di Bumi Cenderawasih itu sedang terganggu,

Masuk saat situasi keamanan di sejumlah daerah terganggu, Paulus memilih langsung menjalankan tugasnya di lapangan sebelum dilakukan prosesi pedang pora.

Pada Selasa (1/10/2109), didampingi Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Irham Waroihan, Komandan Lanud Silas Papare Jayapura, Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso, Paulus mengunjungi empat titik pengungsian di Jayapura yang saat ini ditinggali pengungsi dari Wamena.

"Kami langsung mengunjungi para pengungsi agar kami bisa mengatur dan pengungsian ini tidak berkelanjutan," katanya.

Baca: INILAH Sosok 4 Pencuri Uang Pemprov Sumut Rp 1,6 Miliar, Peran dan Jatah Masing-masing Pelaku

Baca: Suami Tuduh Istri Selingkuh, Lalu Tembak Sampai Tewas di Depan Cucu

Baca: Anggota DPRD Ini Bawa Tiga Istrinya Sekaligus di Acara Pelantikan

Dalam pertemuannya dengan para pengungsi, Irjen Paulus Waterpauw menyampaikan harapannya agar mereka bersedia kembali ke Wamena dan membantu menjalankan roda perekonomian seperti sebelumnya.

Mantan Kapolda Sumatera Utara ini juga menyinggung mengenai penguatan pasukan di sejumlah daerah yang hingga kini digolongkan rawan konflik.

"Kami dari Polda di back up penuh oleh TNI sedang melakukan upaya mendorong kekuatan-kekuatan yang sudah diberikan Kapolri ke Polda Papua, hampir 6.000 kekuatan kita di sini," katanya.

"Yang menjadi atensi Wamena, Kota Jayapura, Sentani, Timika dan Ilaga. Saya pikir ini bagian-bagian yang akan kita pertebal terus kekuatannya, sesuai dengan jumlah perbantuan yang ada di kami," kata Paulus.

Khusus penanganan kasus di Kabupaten Puncak, Paulus memastikan akan ada penegakan hukum kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang dalam satu minggu belakangan terus melakukan aksi.

"Kelompok itu ada dan itu menjadi bagian yang kita harus lakukan penegakan hukum," cetusnya.

Diketahui, KKB terus meneror warga yang ada Kabupaten Puncak, Papua.

Setelah menewaskan 3 warga sipil dalam 2 kejadian, kelompok ini pun melakukan pembakaran di Kampung Kimak, KKB kini mulai masuk ke Distrik Ilaga, yang merupakan ibu kota Kabupaten Puncak.

"Kemarin ada pembunuhan terhadap pedagang di bandara, lalu malamnya mereka masuk dengan jumlah yang besar dan melakukan pembakaran di Kampung Kimak".

"Ada beberapa kios yang ada di kampung situ dibakar," ujar Bupati Puncak Willem Wandi, Minggu (29/9/2019).

Willem meminta seluruh masyarakt untuk selalu waspada menghadapi teror KKB.

Baca: Perjalanan Karir Mulan Jameela, Pernah Disebut Pelakor dan Perekor hingga Lolos ke Senayan

Baca: Preman Bertato Berseragam Sekolah Diciduk Hendak Demo di DPR, Pelajar SMP Ngaku Dibayar Rp 20 Ribu

Ribuan Orang Dievakuasi

Sementara itu, 10 ribu warga minta dievakuasi dari Wamena. Sekitar 2.670 sudah diangkut pakai pesawat TNI Hercules.

Komandan Lanud Silas Papare Jayapura Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso menyebutkan, hingga kini jumlah warga yang mendaftar mencapai 10 ribu orang.

"Sekarang yang daftar sudah sekitar 10.000. Ada 2.670 yang sudah diangkut ke Jayapura," ujar Bowo di Jayapura, Minggu (29/9/2019).

Dari data yang dimiliki Kodim 1702/Jayawijaya, tercatat ada 6.784 orang di Wamena yang kini tengah mengungsi.

Mereka seluruhnya sudah mendaftar untuk dievakuasi ke Jayapura.

Namun, jumlah tersebut diperkirakan akan terus berubah, karena ada arus pengungsian baru dari kabupaten di sekitar Jayawijaya.

"Dari pos-pos di sekitar pegunungan sekarang banyak menuju ke Wamena. Memang sempat ada isu bahwa di Tolikara akan terjadi gejolak juga, sehingga mereka banyak yang merapat ke Wamena," kata Bowo.

Bowo menyebutkan, kini sudah ada dua unit pesawat Hercules yang digunakan untuk mengevakuasi warga dari Wamena ke Jayapura.

Pesawat juga untuk mengirim bantuan dari Jayapura ke Wamena.

Baca: UPDATE Mahasiswa Kendari Tewas, Tim Investigasi Temukan 3 Proyektil hingga 13 Polisi Ditahan

Baca: Grup WA Porno Bobok Yuk Terungkap, Populer di Kalangan Pelajar Deliserdang

Untuk mengakomodasi seluruh pengungsi tersebut, menurut Bowo, diperlukan waktu beberapa hari, agar mereka semua bisa diterbangkan ke Wamena.

"Tentu hari ini belum selesai, mungkin 3-4 hari ke depan bisa diselesaikan," ucap dia.

Selain itu, Bowo menyebut ada 528 warga Wamena yang kini mengungsi di Jayapura.

Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki kerbat di Jayapura, sehingga terpaksa tinggal di pengungsian.

"Mereka berharap ada pesawat yang bisa mengantar mereka ke Makassar dan Jawa, tapi kami sekarang fokusnya Jayapura-Wamena dulu," tutur Bowo.

Seperti diberitakan, kerusuhan terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019).

Kerusuhan tersebut tak hanya merusak bangunan dan fasilitas umum.

Kerusuhan dan bentrokan yang terjadi ternyata juga mengakibatkan korban jiwa.

Komandan Kodim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto mengatakan, terdapat 16 orang warga sipil yang tewas dalam kerusuhan.

Sementara, 65 orang lainnya menderita luka-luka.

"Untuk korban, 65 orang luka, 16 meninggal, itu sipil semua. Aparat sementara tidak ada korban," ujar Candra Diyanto saat dihubungi Kompas.com, Senin.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kembali Jadi Kapolda Papua, Ini Kebijakan Irjen Paulus Waterpauw"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved