385 Orang Warga Mengungsi Pascakebakaran di Gang Langgar Jalan S Parman
Musibah ini membuat sebagian besar warga kehilangan harta benda. Hanya sebagian kecil dari mereka yang sempat menyelamatkan barangnya.
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
TRIBUN-MEDAN.com - Api melalap habis 43 rumah di kawasan pemukiman padat penduduk di Jalan S Parman, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (1/10/2019) malam.
Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, sedikitnya 65 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.
Sedikitnya 385 orang harus mengungsi ke rumah keluarga atau tetangga.
Jumlah pengungsi diperkirakan masih bertambah karena hingga Rabu (2/10/2019) pagi petugas masih terus mendata jumlah korban.
Musibah ini membuat sebagian besar warga kehilangan harta benda. Hanya sebagian kecil dari mereka yang sempat menyelamatkan barang-barang dari dalam rumah.
Rabu pagi, beberapa dari mereka masih berusaha mencari peruntungan.
Mencari barang berharga yang mungkin masih ada, dari puing-puing rumah mereka yang hangus.
“Kalau cari surat berharga pasti sudah tak mungkin,” kata seorang korban, Edi Junaidi, Rabu (2/10/2019).
Dia dan dua rekannya terlihat sibuk menyibak arang dan puing bekas kebakaran.
Cincin, kalung dan barang berharga lainnya yang mereka cari.
Junaidi bercerita saat api mulai berkobar, yang ada dipikirannya hanyalah menyelamatkan keluarganya, terutama cucu-cucunya.
Tak terpikirkan lagi olehnya untuk menyelamatkan harta yang lain.
Sebab, api begitu cepat menyambar dari rumah ke rumah.
Beruntung baginya, seluruh keluarganya selamat.
Dua rumah keluarga itu habis terbakar, bersama puluhan rumah lainnya.
Angin yang cukup kencang pada malam itu memang membuat api dengan cepat menjalar dari satu rumah ke rumah lain.
Warga dengan alat seadanya berupaya memadamkan api, tetapi tak sanggup melawan api.
“Apinya seperti hantu. Seram,” kata warga lainnya Herlina Nasution.
Sama seperti Edi, sesaat sebelum kejadian, dia sementara berkumpul dengan beberapa cucunya.
Tiba-tiba, dari arah belakang, suasana gaduh.
Warga berteriak-teriak.
Dia keluar dan menengok.
“Api sudah berkobar. Cepat sekali.
Kami langsung lari.
Tak ada barang yang bisa diselamatkan,” bebernya.
Dia mengibaratkan api yang menyala-nyala itu seperti hantu.
Membesar dengan sangat cepat, seolah-olah akan menerkam dia dan cucunya.
Gemetaran karena takut, mereka berhamburan ke luar rumah.
Hari ini, dia terlihat lesu.
Matanya masih sembab. Rumahnya luluh lantak.
Posisi rumahnya persis di tengah-tengah puluhan rumah yang ikut hangus terbakar.
Sisa-sisa upaya pemadaman api oleh petugas masih terlihat jelas.
Air masih menggenangi sebagian besar lantai rumah di sana.
Di beberapa sudut, asap-asap kecil masih mengepul habis sisa kebakaran semalam.
Kapolsek Medan Baru Kompol Martuasah Tobing mengatakan, kepolisian telah memeriksa tiga orang saksi yang berada di lokasi kejadian.
Menurut Tobing, api diduga berasal dari rumah seorang warga di Gang Langgar No 49 atas nama Sari Banun (63) yang merupakan ibu rumah tangga.
"Api diketahui berasal dari bagian atas rumah Sari Banun.
Diduga akibat arus pendek listrik," kata Martuasah Tobing, Rabu (2/10/2019)
Martuasah menjelaskan bahwa kemudian api membesar di rumah dan merembet ke tetangga dan kemudian membesar hingga ke Gang Langgar.
"Pemadam kebakaran sebanyak 24 unit dengan sistem isi air ulang secara bergantian berhasil memadamkan api hingga pukul 23.00 WIB," tutur Martuasah.
"Rumah yang terbakar diperkirakan 35-40 unit.
Untuk korban jiwa nihil. Kerugian materil masih belum diketahui," tutup Martuasah.
(mak/tribun-medan.com)