TRIBUNWIKI

Makam Keramat Panjang di Pulau Kampai Sumatera Utara

Hikayat itu merupakan cerita Makam Keramat Panjang di Pulau Kampai yang hingga sekarang belum diketahui identitas makam tersebut.

Tribun Medan/Aqmarul Akhyar
Dua Makam Kermat Panjang di Pulau Kampai, Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Rabu (2/10/2019). 

TRIBUN-MEDAN.com - Masing-masing daerah di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memiliki Hikayat. Salah satunya daerah Pulau Kampai, Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat. Di Pulau Kampai Hikayat atau cerita ini sudah tak asing lagi, bahkan ceritnya sudah sampai ke pulau-pulau di Indonesia, hari Rabu, (2/10/2019).

Hikayat itu merupakan cerita Makam Keramat Panjang di Pulau Kampai yang hingga sekarang belum diketahui identitas makam tersebut. Berdasarkan cerita dari Nasib TS melalui kumpulan cerita rakyat Pemerinta Kota Medan.

Diceritakan di Pulau Kampai terdapat dua makam kuno, makam ini masing-masing kira-kira 8 meter dan 6 meter panjangnya. Orang-orang setempat menyebutnya Makam Keramat Panjang dan hingga kini masih dalam pertanyaan ialah misteri tentang identitas yang terkubur dalam makam itu.

Tidak sulit menemukan makam keramat tersebut, jika berkunjung atau berwisata religi ke Pulau Kampai. Dari Dermaga Pulau Kampai, makam tersebut hanya berjarak sekitar 300 meter. Makam berada di dalam bangunan berpagar kayu bercat putih.

Kemudian, Di dalam bangunan berjejer dua buah nisan. Yang satu memiliki ukuran sekitar 6 meter dan yang satunya lagi 8 meter. Di kedua nisan ini tidak ada satu pun identitas yang bisa dibuat menjadi bukti makam siapa sebenarnya.

Masyarakat sekitar kawasan makam tersebut, percaya jika kuburan ini sudah ada sebelum zaman penjajahan Belanda. Hingga saat ini, kuburan keramat ini masih sering dikunjungi oleh masyarakat. Kabarnya, kuburan ini sebelumnya pernah dikumpulkan ilmuan dari Belanda.

Namun hasilnya nihil. Ukiran di batu nisan yang mirip dengan tulisan Cina, pernah dibaca masyarakat jika kuburan ini adalah kuburan etnik Tionghoa. Tapi lagi-lagi, teori ini masih belum bisa dipercayai seratus persen masyarakat di sini.

Kemisteriusan kuburan Keramat Panjang meninggalkan banyak versi cerita melalui penuturan anggota yang menyebar dari mulut ke mulut. Apa pun versi cerita yang diperoleh, pesan moralnya tetap sama.

Bagaimana pun kita harus tetap menjaga kearifan lokal dan jejak perjalanan sejarah sebagai bagian perjalanan kehidupan yang bergerak menyongsong masa depan.

Berdasarkan cerita rakyat yang diceritakan kembali lagi oleh Nasib TS, Pada zaman dahulu di Pulau Kampai, hiduplah seorang tokoh ulama yang sangat disukai bernama Teuku Keramat Panjang.

Nama Keramat Panjang sudah dilafal sejak tiga generasi penduduk Pulau Kampai. Nama Teuku Keramat Panjang memiliki hubungan erat dengan ulama besar dari Langsa.

Teuku Keramat Panjang orangnya baik hati. Dia memutar ilmu agama dengan media dakwah dan menunjukkan keteladanan. Nama asli dari Teuku Keramat Panjang adalah Teuku Sulthan Muhammad. Ia berasal dari Pakistan dan ulama besar. Saat tiba di Pulau Kampai, ia menetap 13 tahun dan menetap di Pulau Kampai hingga akhir hayatnya.

Di Pulau Kampai ia menjadi pedagang, seperti jual-beli emas, kain dan lain-lain. Di samping sebagai pedagang, ia juga membuka perpustakaan seraya menulis buku-buku agama, bahan-bahannya diambil dari Mesir. Beliau sangat luas, beliau juga berdakwah di Pulau Kampai.

Teuku Sulthan Muhammad menikah dengan wanita yang berumur 14 tahun di Pulau Kampai, istri dia bernama Siti Bahara Silalahi. Ayah Siti Bahara Silalahi berasal dari Kabanjahe yang semasa pulang ayah Siti

Bahara Silalahi juga merupakan pedagang ibu Siti Bahara Silalahi, yang disampaikan dari tanah Deli. Boleh dikata Keramat Panjang dengan buku-buku dan perpustakaannya merupakan pelopor gerakan literasi di Pulau Kampai yang inspiratif.

Keramat Panjang tidak hanya pedagang sukses, namun seorang intelektual dan agamawan yang menjadi teladan dalam berbagi ilmu di tengah-tengah masyarakat masyarakat.

Narasumber:
Nasib TS
Buku Medan Selayang Pandang (Pemerintah Kota Medan)

(cr22/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved