Walikota Diikat di Truk Lalu Diseret oleh Warga karena Ingkar Janji Kampanye

Escadon diseret di jalan kota sampai sekita 40 petugas kepolisian turun tangan untuk menghentikan serangan itu.

Dailymail
Walikota diseret akibat tak penuhi janji kampanyenya. 

TRIBUN-MEDAN.com-Seorang walikota jadi bulan-bulanan warga karena mengabaikan aspirasi masyarakat.

Hasilnya, warga yang marah justru menangkapnya, kemudian menghukumnya dengan cara yang sungguh sadis.

Melansir Dailymail, pada Rabu (9/10/2019), walikota di negara bagian Chiapas, Meksiko, Jorge Luis Escadon Hernandez dibawa oleh gerombolan penduduk dari kantornya.

Insiden penyerbuan ini terjadi pada selasa (8/10/2019).

Semuanya akibat buntut dari janjinya yang tidak dipernuhi.

Hal itu membuat warga marah, kemudian menyerbunya di kantornya.

Setelah berhasil menangkapnya, warga secara paksa memindahkannya dari kantornya kemudian mengikatnya ke sebuah mobil pick-up.

Setelah itu walikota itu diseret dengan mobil itu di sepanjang jalanan.

Menurut keterangan, Jorge Luis Escadon sebelumnya menjanjikan perbaikan jalan di desa sebagai bagian dari kampenye.

Tapi janji tersebut tidak terpenuhi. Akibatnya penduduk marah dan nekat meyerbunya di kantornya.

Jorge Luis Escadon, walikota di kota negara bagian Chiapas, Meksiko.
Dailymail
Jorge Luis Escadon, walikota di kota negara bagian Chiapas, Meksiko.

Rekaman video berdurasi selama 17 detik menunjukan Escadon menempel bagian belakang truk dalam kondisi terikat.

Dia diseret sepanjang jalan dengan kendaranan bergerak.

Escadon diseret di jalan kota sampai sekita 40 petugas kepolisian turun tangan untuk menghentikan serangan itu.

Insiden itu menyebabkan 20 orang terluka dalam perkelahian dan setidaknya 30 orang ditahan.

Escadon hanya menderita luka ringan dalam insiden tersebut.

Walikota memberikan pidato delapan jam setelah serangan itu, mengatakan bahwa dia tidak akan lagi diintimidasi.

Dia juga mengatakan akan mengajukan tuntutan atas penculikan dan percobaan pembunuhan.

Penduduk setempat memutuskan untuk menyerang Walikota atas janji kampanye yang tidak terpenuhi, termasuk pekerjaan rehabilitasi di jalan lokal.

Dalam insiden terpisah empat bulan lalu, sekelompok pria menghancurkan kantor Walikota dan menghancurkan jendela, setelah mereka tidak menemukannya di sana, lapor media setempat.

Wali Kota Diarak Pakai Busana Wanita

Masih di Meksiko kejadian serupa juga terjadi di Kota Huixtán, yang diarak mengenakan pakaian wanita selama 4 hari berturut-turut.

Walikota Javier Sebastian Jimenez Santiz memenangkan kontestasi pemilihan politik untuk pemimpin kota Huixtán.

Dia berjanji akan memperbaiki sistem perairan setempat.

Tapi sayang, pria itu tak bisa memenuhi harapan konstituennya.

Rakyat yang muak menunggu janji itu, menyerbu masuk ke kantor walikota dan mendandani Santiz dan pejabat lain bernama Luis Ton dengan pakaian wanita.

Walikota Santiz mengenakan rok panjang hitam dan blus putih dengan.

Sementara Luis Ton memakai gaun merah jambu cerah dengan bintik-bintik putih.

Kedua pejabat itu diarak melalui kota Huixtan selama setidaknya empat hari, mulai 30 Juli.

Penduduk yang melihat memegang papan yang bertuliskan kecman terhadap kegagalan mereka.

Tak cukup sampai situ, kedua pejabat setempat dipaksa untuk menghentikan pengendara di lalu lintas dan meminta sumbangan kepada mereka untuk proyek yang mereka janjikan akan selesai di masa kepemimpinan.

Dalam sebuah wawancara dengan wartawan lokal, Walikota Santiz yang terlihat tidak nyaman mengenakan pakaian itu menjelaskan bahwa ia bermaksud untuk menghormati janji kampanyenya tetapi tidak dapat melakukannya karena kurang dana.

Diperkirakan perlu 3 juta peso (Rp 2,2 m).

Dan saat menyampaikan alasan itu, warga menyoraki dan memintanya berhenti berbohong.

Orang-orang Huixtan sekarang meminta penyelidikan apakah walikota mereka mencuri dana yang dia klaim dialihkan ke kota lain.

Warga paksa walikota pakai pakaian perempuan sebagai pelajaran karena gagal memenuhi janji kampanyenya. (Odditycentral)
Warga paksa walikota pakai pakaian perempuan sebagai pelajaran karena gagal memenuhi janji kampanyenya. (Odditycentral) (Odditycentral)

Dia pun mengatakan bahwa dirinya bersedia untuk diperiksa.

Foto-foto dua pejabat ini menjadi viral di media sosial selama berhari-hari.

Orang-orang memuji inisiatif warga dan mengatakan bahwa pemerintah daerah mereka sendiri layak mendapatkan perlakuan serupa.

Namun, inisiatif ini tampaknya telah menjadi bumerang, karena para wanita Huixtan tersinggung bahwa pakaian mereka digunakan untuk mempermalukan para pejabat.

Mereka mengklaim telah didiskriminasi.

(Intisari)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved