Komnas HAM Turun Tangan Ikut Selidiki Penyebab Kematian Golfrid
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dan dua orang lainnya sebagai tersangka.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Komnas HAM melakukan penyelidikan tewasnya aktivis dan kuasa hukum WALHI, Golfrid Siregar di tempat Golfrid pertama kali ditemukan terkapar di underpass Jalan Titi Kuning, Kamis (3/10/2019) lalu.
Mereka meminta keterangan saksi-saksi yang diperiksa polisi di sekitar lokasi kejadian.
"Ada tiga orang Komnas HAM yang hadir. Tujuanya mengawal kasus ini dan mencari fakta-fakta," kata Direktur Walhi Dana Prima Tarigan, Kamis (17/10/2019).
Dana menjelaskan bahwa saksi yang ditanyai utusan Komnas HAM terdiri dari dua orang yakni, warga sekitar atas nama Ramlan Lubis yang rumahnya tidak jauh dari TKP dan seorang Satpam perumahan di sekitar Underpass.
Rombongan dari Komnas HAM, juga meminta keterangan sejumlah saksi lain yang berada di rumah paman Golfrid yang berada di Jalan Bajak Satu Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan.
"Mereka datang ke sini sebagai tindak lanjut dari laporan WALHI Nasional untuk mencari fakta-fakta Kematian Golfrid," tuturnya.
Sebelumnya, keterangan versi polisi menyebutkan Golfrid ditemukan terkapar di Underpass Titi Kuning sekitar pukul 00.30-00.45 WIB, setelah pulang dari rumah pamannya sekitar pukul 23.50 WIB.
Setelah itu, Golfrid dibawa dengan menggunkan becak motor ke RS Mitra Sejati, sebelum akhirnya dipindahkan ke RSUP Adam Malik.
Golfrid akhirnya meninggal pada Minggu (6/10/2019) setelah mengalami kritis selama tiga hari.
Kemudian polisi melakukan penyelidikan terkait meninggalnya Golfrid. Hasil penyelidikan sementara Golfrid diduga mengalami laka tunggal.
(cr17/tribun-medan.com)
Max Sopacua Sebut Belasan Kader Demokrat Sumut Ikut KLB, Ini Tanggapan Plt Ketua PD Sumut |
![]() |
---|
Saat AS dan Sekutunya Kepung Laut China Selatan, China Kontak Vietnam, Rusia dan Afrika Selatan |
![]() |
---|
Dinasti Keluarga Yudhoyono Menguasai Demokrat, Banyak Pendiri Pengin Figur Baru, SBY Sudah Meredup |
![]() |
---|
Demokrat Terbelah, Pengamat: Yang Diterima Pemerintah Yakni Partai yang Bisa Bekerja Sama |
![]() |
---|
Jawaban Istana Asmara Kaesang Felicia Seret Nama Jokowi: Gak Usah Dipaksa, Jangan Emaknya Ikut-ikut |
![]() |
---|