Beda Pilihan Pilkades Berimbas ke Hajatan Nikah, Diboikot Tetangga hingga Pemberian Nasi Ditolak

Perbedaan pilihan politik di ajang Pilkades berdampak pada hajatan pernikahan yang digelar Suhartini (50)

Editor: Juang Naibaho
Istimewa
Kondisi pernikahan yang diboikot warga karena beda pilihan Pilkades di RT 13 Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen. 

Beda Pilihan Pilkades Berimbas ke Hajatan Nikah, Diboikot Tetangga hingga Pemberian Nasi Ditolak

TRIBUN MEDAN.com - Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Sragen ternyata berbuntut panjang.

Perbedaan pilihan politik di ajang Pilkades berdampak pada hajatan pernikahan yang digelar Suhartini (50) untuk menikahkan anaknya, Dwi Sri Suwarni dan Eko Jatmiko.

Pesta pernikahan itu diboikot tetangga hanya karena beda pilihan politik.

Suhartini dituduh beda pilihan politik saat Pilkades pada 5 September 2019 lalu.

Walhasil, hajatan Pernikahan anak bungsu Suhartini sepi dari dari tamu warga sekitar. Padahal ratusan meja, kursi, tenda serta dekorasi pelaminan sudah disiapkan secara apik.

Bahkan hidangan kenduri yang diberikan ditolak mentah-mentah oleh tetangga hanya karena beda pilihan politik.

Putri sulung Suhartini, Siti Aminah (27) mengatakan bahwa ibunya bukan kader dari salah satu paslon Pilkades.

Menurut Siti Aminah, Suhartini menjalin pertemanan dengan siapa pun tanpa pandang pilih, apalagi mengkotak-kotakan sesuai pilihan politik.

"Ibu bukan kader, bukan timses, tidak mencolok, kawan sana kawan sini, ia saja hanya buruh tani biasa dan ibu rumah tangga," tutur putri sulung Tini, Siti Aminah (27) kepada TribunSolo.com di RT 13 Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen, Kamis (17/10/2019).

Siti Aminah menjelaskan Suhartini tidak bekerja, dia hanya membantu menjaga warung kakaknya.

"Kalau gak kerja, ibu cuma bantu jaga warung kakaknya, bungkusi atau apa," kaata Siti Aminah.

Menurut Siti Aminah, pemboikotan tetangga sudah terlihat sejak malam klumpukan ulem atau saat pembuatan undangan pada minggu sebelum hajatan digelar.

"Sebelum klumpukan ulem, sekitar hari rabu, ibu itu datang ke Pak RT, biasalah silaturahmi mau minta tolong untuk membantu ngurus hajatan," kata Siti Aminah.

Dalam acara itu, menurut Siti Aminah, Pak RT malah mengalihkan warga ke acara Karang Taruna.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved