Akhirnya Bupati Tetty Paruntu Blak-blakan soal Dirinya Datang ke Istana, Ini Hasil Wawancaranya
Apakah kepentingan Tetty Paruntu datang ke istana? Berikut wawancara khusus Ilham Bintang dengan Tetty Paruntu.
Siapa undang Tetty Paruntu ke Istana Kepresidenan? Apakah benar kader Partai Golkar ini datang sendiri tanpa ada yang mengundang? Apakah kepentingan Tetty Paruntu datang ke istana? Berikut wawancara khusus Ilham Bintang dengan Tetty Paruntu.
///
TRIBUN-MEDAN.com - Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu ternyata tak diundang oleh Presiden Joko Widodo saat datang berkemeja putih ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Mahmudin menyebut, Tetty datang ke Istana karena diusulkan Partai Golkar sebagai menteri.
Saat berada di dalam kompleks Istana, ia bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang sudah lebih dulu masuk lewat pintu samping.
"Tadi ada Ibu Tetty usul dari partai Golkar. Beliau bertemu Pak Airlangga," kata Bey kepada wartawan, Senin siang.
Selesai bertemu dengan Airlangga, menurut Bey, Tetty langsung meninggalkan Istana.
Kendati demikian Tetty tak terpantau keluar lewat pintu tempat awak media menunggu.
"(Tetty) tidak bertemu dengan Jokowi. Yang bertemu hanya Pak Airlangga," ucap Bey.
Namun Bey tak menjelaskan alasan kenapa Tetty tak ikut bertemu Jokowi.
Ia hanya menegaskan bahwa Tetty tak diundang oleh Presiden.
"Tidak diundang," ucap Bey.
Sementara itu, Airlangga tak menjelaskan secara gamblang soal kedatangan Tetty dan kenapa kadernya tak ikut bertemu Presiden.
"Ya tentu karena beliau sebagai bupati banyak hal yang dibahas. Tetapi juga belum tentu dengan Pak Presiden," kata Airlangga.
Sementara itu dikutip dari Kompas TV, disebutkan bahwa Tetty Taruntu memang calon menteri yang diusulkan dari Partai Golkar.
Namun meski demikian, Tetty tidak melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi. Melainkan hanya berbincang dengan Airlangga Hartanto.
Tetty sendiri bergabung dengan Golkar sejak 2007.
Sejumlah jabatan pun pernah dipegang, mulai dari fungsionaris DPP hingga Wakil Bendahara I DPD Partai Golkar Sulawesi Utara.

Perempuan kelahiran 25 September 1967 ini adalah anak mantan rektor Universitas Sam Ratulangi, Jopie Tarutu dan Jenny Y Tumbuan.
Sejak 2007, ia mulai bergabung dengan Partai Golkar.
Sejumlah jabatan pun pernah dipegang, mulai dari fungsionaris DPP hingga Wakil Bendahara I DPD Partai Golkar Sulawesi Utara.
Pernah diperiksa KPK
Pada pertengahan tahun ini, ia pernah dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi terkait kasus penerimaan gratifikasi yang menjerat anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Golkar Bowo Sidik Pangarso.
Pada saat itu tidak banyak pernyataan yang dikeluarkan Christiany setelah menjalani pemeriksaan.
"Nanti tanya pak penyidik saja ya," kata Christiany seperti dilansir dari Tribunnews.com, Rabu (26/6/2019).
Viral di Media Sosial hingga Berikut Hasil Wawancaranya
WANITA cantik Christiany Eugenia Paruntu alias Tetty Paruntu namanya tiba-tiba jadi pembicaraan dan viral di jagad digital.
Bupati Minahasa Selatan Sulawesi Utara ini muncul di Istana Kepresidenan, memakai kemeja putih, sama seperti kemeja sejumlah calon menteri yang dipanggil Presiden Jokowi. Tetapi, istana membantah mengundang Tetty.
Siapa undang Tetty Paruntu ke Istana Kepresidenan? Apakah benar kader Partai Golkar ini datang sendiri tanpa ada yang mengundang? Apakah kepentingan Tetty Paruntu datang ke istana? Berikut wawancara khusus Ilham Bintang dengan Tetty Paruntu.
BUPATI Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Christiany Eugenia Paruntu (Tetty Paruntu) merapat ke Istana Kepresidenan untuk menghadap Presiden Joko Widodo, Senin ( 21/10) pagi.
Ini sesuai panggilan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Minggu (20/10) pukul 22.27 WIB via WhatsApp.
Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Utara itu tiba di Istana pukul 10.00 WIB.
Sesuai petunjuk Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Tetty diminta berkoordinasi dengan Kepala Biro Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden Bey Triadi Machmudin untuk mendapat akses masuk Istana.
Hari itu agenda Presiden menerima dan berkenalan dengan calon anggota kabinetnya.
Tak ayal, kehadiran Tetty Paruntu di Istana mendapat perhatian khusus dari para wartawan yang bersiaga sejak pagi.
Tetty adalah satu-satunya perempuan di antara tokoh-tokoh yang menghadap Presiden Jokowi.
Diklarifikasi Mensesneg Praktikno

Setelah menunggu di ruang tamu satu jam lebih, sekitar pukul 11.30 WIB protokol Istana menemuinya.
Dia terlebih dahulu diminta mengisi formulir dan menandatangani “Pakta Integritas” yang berisi beberapa hal.
“Pertama, tidak tersangkut kasus hukum. Kedua, kewarganegaraannya tidak berstatus ganda (dwikewarganegaraan). Itu antara lain. Semua pertanyaannya saya jawab. Dan, tandatangani,” ungkap Tetty Paruntu dalam wawancara khusus dengan Ilham Bintang, Senin (21/10) malam.
Setelah itu Tetty pindah tempat menunggu di lounge Istana.
Tidak berapa lama, Mensesneg Pratikno menemuinya.
Ia memberitahu Tetty telah menerima pesan singkat (SMS).
Praktikno meminta klarifikasi Tetty pada dua kasus.
Pertama mengenai keterlibatan Tetty dalam kasus mantan anggota DPR dari Partai Golkar Bowo Sidik yang sudah memasuki tahap persidangan di pengadilan Tipikor.
Kasus kedua, mengenai mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantornya yang mengakibatkan sekdanya diselidiki pihak berwajib.
Tetty pun mengklarifikasi langsung di depan Pak Pratikno.
Yang pertama, dia bantah terlibat dalam kasus Bowo Sidik. Juga menyangkal pernah memberikan uang kepada Bowo Sidik.
“Saya memang tidak melakukan itu,“ ujar Tetty.
Menurut keterangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Senin siang, Tetty pernah diperiksa sebagai saksi dalam proses penyidikan dan persidangan Bowo Sidik.
Hal itu disampaikan juru bicara KPK, Febri Diansyah, Senin (21/10/2019)
KPK memeriksa Tetty dalam proses penyidikan kasus suap Bowo Sidik pada 26 Juni 2019.
Dalam dakwaan KPK, Bowo disebut menerima suap sebesar Rp 2,6 miliar dari Tetty Paruntu atas kerja sama pengangkutan pupuk dan gratifikasi senilai Rp 7,7 miliar terkait jabatannya sebagai pimpinan Komisi VI DPR.
“Benar saya pernah diperiksa sebagai saksi. Kesaksian membantah tuduhan memberi uang kepada Bowo. Dalam persidangan Bowo juga tidak menyatakan saya memberi uang. Clear. Selesai,” kata mantan pengusaha Alutsista ini.

Penjelasan Terkait Kasus ASN
“Saya juga membantah soal kasus mutasi ASN, yang ditanyakan Pak Pratikno. Kasus itu sama sekali tidak ada. Saya juga heran, kok isu itu muncul,“ jelas Tetty.
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, pun datang. Tapi Tetty membantah Airlangga datang untuk menyuruhnya pulang.
Justru Airlangga membantu Tetty Paruntu menjelaskan mengenai tuduhan itu. Setelah itu Tetty pun pulang.
Ketika pulang, Tetty tidak melewati jalan yang sama ketika datang ke Istana. Dia pulang lewat samping.
Ini pula yang membuat wartawan makin menyoroti kehadirannya. Ia sedih mengikuti pemberitaan media yang berbagai versi.
“Saya itu diminta datang oleh Pak Pratikno. Ini masih saya simpan pesannya di WhatsApp. Pesan beliau masuk pukul 22:27 WIB. Emangnya saya gila datang ke Istana tanpa diundang,” cerita Tetty.
Usulan Resmi Partai Golkar
Menurut Tetty Paruntu, dia diusulkan resmi oleh Partai Golkar untuk menjadi anggota kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin. Yang mengusulkan namanya kepada Presiden Jokowi Ketua Umum Golkar, Airlangga.
“Saya diberitahu Pak Ketum di kantor Golkar tiga hari lalu, hari Jumat. Pak Airlangga menyampaikan bahwa Tetty termasuk dari empat nama dari Partai Golkar yang diusulkan menjadi anggota kabinet," ujarnya.
Tiga usulan dari Partai Golkar untuk anggota Kabinet Jokowi adalah Zainuddin Amali, Agus Gumiwang, dan Airlangga Hartarto sendiri. "Saya tidak pernah minta-minta untuk diutus Partai Golkar. Catat itu Bang,“ sambung Tetty.
Tetty mengaku tidak kecewa oleh kejadian yang tidak mengenakkan dirinya Senin siang tadi. Baginya, apa yang terbaik buat Presiden Jokowi, akan didukungnya.
“Saya kan bukan orang yang tidak punya pekerjaan,” ujar Tetty yang sebelumnya tergabung dalam tim sukses Gojo, Golkar-Jokowi.
Untuk diketahui, Tetty Paruntu malah pernah menerima Universal Health Coverage Awards (UHC Award) yang diserahkan oleh Presiden RI Jokowi bulan Mei lalu.
Award itu dipersembahkan Presiden RI kepada para Kepala Daerah yang telah memenuhi kriteria Terjaminnya Pelayanan Kesehatan dengan Asuransi Kesehatan bagi masyarakat. Tetty, salah satu penerimanya. ( Wartakotalive.com/Kompas.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ke Istana Berkemeja Putih, Bupati Minahasa Selatan Tak Diundang Jokowi"