Breaking News

Anwar Congo Sudah Pesan Makam dan Sering Ucapkan Terima Kasih ke Istri

"Semalam pas setelah meninggal, pengurus masjid datang kemari dan mengatakan lahan untuk bapak sudah selesai," kata Salma.

Penulis: M.Andimaz Kahfi |
The Act of Killing
Anwar Kongo (tengah) dalam film The Act of Killing (Jagal). 

TRIBUN-MEDAN.com - Tokoh utama dalam film The Art Of Killing, Anwar Congo (78) menghembuskan nafas terakhir di RS Madina Medan, pada Jumat (25/10/2019) sekitar pukul 14.15 WIB.

Anwar Congo seperti tahu masa hidupnya di dunia akan segera berakhir.

"Bapak sering ucapkan terimakasih sama saya dalam hal apapun. Misalnya pas saya kasih minum. Nanti dia bilang terimakasih ya. Biasanya enggak pernah dia gitu. Itu seminggu terakhir ini. Sembari bilang saya sayang kamu," kata Salma Miftah Salim dengan suara parau usai suaminya dikebumikan, Sabtu (26/10/2019).

"Sempat saya tanya, kok sekarang bilangnya. Dia bilang yang sekarang ini memang mesti dibilang," sambungnya.

Selama sakit, Anwar punya firasat akhirnya bakalan meninggal. Sampai dia sudah pesan kuburan untuk dirinya sendiri.

"Dia panggil pengurus makam di Jalan Halat sekitar sebulan yang lalu dan datang kemari. Dia bilang nanti kalau saya meninggal, bikinkan kuburan di depan dekat masuk pintu," ucap Salma tirukan perkataan Anwar.

"Semalam pas setelah meninggal, pengurus masjid datang kemari dan mengatakan lahan untuk bapak sudah selesai," sebutnya.

Diceritakan Salma, memang selama sakit Anwar agak susah berjalan. Tapi mereka sempat pergi ke Jakarta, menghadiri pesta cucu disana. Terus pas pulang dia bilang capek. Enggak lama tiba-tiba dia bilang kaki sebelah kiri mati rasa. Cuma sakit saraf kejepit disebutnya berkurang.

"Seminggu yang lalu dia sudah tidak ada keluhan. Saraf kejepit tidak dikeluhkan. Cuma dia bilang dia capek," katanya.

Jenazah Anwar Congo saat digotong sebelum dikebumikan di TPU Halat.
Jenazah Anwar Congo saat digotong sebelum dikebumikan di TPU Halat. (Tribun Medan/M Andimaz Kahfi)

Anwar merupakan sosok yang kuat mengisap rokok. Dulunya sebelum sakit-sakitan beberapa bulan terakhir, dia bisa habiskan 2 bungkus rokok perhari. Semenjak sakit, porsi rokoknya berkurang, menjadi 1 bungkus perhari.

"Kadang kalau tengah malam bangun dan enggak bisa tidur lagi, biasa dia langsung ngerokok sambil merenung.
Kadang sampai ngantuk jatuh abunya kena baju dan sarung jadi bolong," ujarnya.

Setahun terakhir sebelum sakit, Anwar sering nongkrong di Cafe Jalan Bakti dari jam 9 pagi sampai 5 sore. Tapi, dia sudah tidak pernah lagi keluar malam, kecuali ada kejadian penting seperti bertemu dengan Ketua Umum Pemuda Pancasila, Yapto Soerjosoemarno.

"Yapto sempat kirim ajudan untuk kusuk Anwar. Setelah dikusuk tidak ada efek," sebutnya.

Sebelum sakit saraf kejepit, tahun 2014 Anwar pernah alami usus bocor dan sakit luar biasa.

"Saat itu dibawa ke RS Mitra Sejati dan ditangani dokter yang dulu pernah menjadi anggota Pemuda Pancasila dan melakukan operasi kepada Anwar," jelas Salma. (mak/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved