Agar Bisa Pelesiran Bareng, Petinggi PBB Angkat Selingkuhan jadi Penasihat Senior, Begini Nasibnya
Krahenbuhl juga dituduh banyak melakukan perjalanan, tinggal di hotel mewah, di saat UNRWA sangat memerlukan bantuan dana.
Agar Bisa Pelesiran Bareng, Petinggi PBB Angkat Selingkuhan jadi Penasihat Senior, Begini Nasibnya
PEJABAT senior PBB yang mengurusi masalah pengungsi Palestina Pierre Krahenbuhl (53) telah dipecat setelah adanya penyelidikan bahwa dia mengangkat selingkuhannya untuk jabatan penting sehingga dia bisa ikut dalam perjalanan kunjungan kerja.
Krahenbuhl sebelumnya adalah Kepala Badan PBB Untuk Urusan Pengungsi Palestina atau United National Relief and Works Agency (UNRWA), dengan pangkat Commisioner General.
"Commissioner-General sudah diberhentikan sambil menunggu proses penyelidikan diselesaikan," kata PBB dalam sebuah pernyataan seperti dilansir abc news indonesia, Kamis (6/11/2019).
Krahenbuhl dituduh tidak mengindahkan proses pengangkatan pegawai ketika dia mengangkat seorang perempuan untuk menjadi penasehat senior, sehingga perempuan tersebut bisa menemaninya dalam perjalanan bisnis.
Krahenbuhl menunjuk Maria Mohammedi sebagai penasihat senior melalui proses 'jalur cepat ekstrem', pada 2015.
Setahun sebelumnya, Krahenbuhl sudah berhubungan dengan Maria Mohammedi yang kemudian 'melampaui profesional', menciptakan 'lingkungan beracun' dan menyebabkan 'sering merasa malu'.
Krahenbuhl juga dituduh banyak melakukan perjalanan, tinggal di hotel mewah, sementara mengatakan bahwa UNRWA sangat memerlukan bantuan dana, setelah Amerika Serikat menghentikan pendanaan bagi lembaga tersebut di tahun 2018.
Sebuah laporan yang masuk ke PBB yang kemudian dibocorkan ke media mengatakan bahwa Krahenbuhl menghabiskan sekitar 28-29 hari setiap bulannya, meninggalkan kantor pusat lembaga tersebut di Yerusalem.

Dia juga tidak mengindahkan aturan lain sehingga dia bisa membawa selingkuhannya melakukan perjalanan bisnis bersamanya.
Krahenbuhl sendiri telah membantah tuduhan tersebut dan mengatakan itu semua adalah 'tuduhan tidak berdasar' dan mengatakan penyelidikan oleh PBB belum lagi mencapai kesimpulan.
UNRWA dituduh banyak melakukan nepotisme
Selain Amerika Serikat yang sebelumnya menyumbang pendanaan 30 persen bagi UNRWA yang sekarang menghentikan pendanaan, beberapa negara lain juga sudah menghentikan pemberian dana.
PBB sendiri sedang menyelidiki tuduhan bahwa UNRWA melakukan nepotisme dan tindakan bullying terhadap staf senior UNRWA yang lain.
Salah satu kasus nepotisme dituduhkan terhadap mantan polisi asal Australia Robert Langride, yang sekarang menjadi Wakil Direktur UNRWA yang berkantor di Yordania.
Dia dituduh mendapatkan pekerjaan itu dengan 'cara tidak benar" karena istrinya Sandra Mitchell, yang pernah menjadi wakil ditrektur UNRWA dituduh berusaha agar suaminya mendapat jabatan senior di lembaga tersebut.
Langridge dan istrinya membantah tuduhan tersebut dalam pernyataan kepada Al Jazeera, yang memberitakan tuduhan ini pertama kalinya.
Namun PBB mengatakan bahwa ada berbagai masalah yang mereka temukan di UNRWA.
UNRWA adalah salah satu lembaga tertua di PBB didirikan untuk membantu ratusan ribu warga Palestina yang harus meninggalkan tempat tinggal mereka akibat konflik Arab-Israel tahun 1948-1949.
Lembaga tersebut memberikan bantuan makanan, layanan kesehatan dan layanan lain ke sekitar 5,4 juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza, Yordania, Suriah dan Lebanon.
Mandat UNRWA harus diperbarui tiap tiga tahun dan akan disidangkan di Majelis Umum PBB bulan Desember 2019.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Komisaris Jenderal UNRWA Pierre Krahenbuhl telah menyampaikan pengunduran dirinya, beberapa jam setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengenakan “cuti administratif” terhadapnya.
Dujarric mengatakan Guterres menyampaikan rasa terima kasih “atas komitmen dan dedikasi Krahenbuhl” pada UNRWA dan pengungsi Palestina.
Juru bicara itu menilai temuan awal penyelidikan oleh Kantor PBB Urusan Pengawasan Internal OIOS itu “mengecualikan penipuan atau penyalahgunaan dana operasional oleh komisaris jendral.”
Dujarric mengatakan Krahenbuhl dikenai cuti administratif untuk mengklarifikasi masalah manajerial lebih lanjut “sehingga dapat diambil keputusan final dan langkah yang tepat.”
Ditambahkannya, penyelidikan OIOS masih terus berlanjut.
Guterres telah menunjuk Christian Saunders sebagai pelaksana tugas (plt) kepala UNRWA selama Krahenbuhl cuti, dengan tugas mewujudkan rencana memperkuat manajemen, pengawasan dan akuntabilitas badan itu.
Saunders, yang berkewarganegaraan Inggris, telah ditunjuk sebagai plt wakil komisaris jenderal sementara UNRWA ketika isu itu mulai menyeruak.
Ia memulai kariernya di UNRWA pada 1989 ketika ditempatkan di Gaza dan baru-baru ini menjadi wakil sekjen PBB untuk manajemen rantai pasokan.
(abc news indonesia)
Agar Bisa Pelesiran Bareng, Petinggi PBB Angkat Selingkuhan jadi Penasihat Senior, Begini Nasibnya
TAUTAN: Pejabat PBB Urusan Palestina Diberhentikan Karena Beri Jabatan Untuk Selingkuhannya