Breaking News

Wisudawati Peraih IPK 3,9: Kuliah di STMIK-STIE Mikroskil Menyenangkan dan Ramah Bagi Kaum Milenial

Syafira mengaku sangat menikmati tahun-tahunnya menempuh pendidikan di STEMI.

Tribun Medan/Gita Nadia Putri
Suasana wisuda sarjana dan ahli madya STMIK-STIE Mikroskil 2019, yang diselenggarakan di Selecta Ballroom Medan, Sabtu (16/11/2019). 

TRIBUN-MEDAN.com - Wisuda sarjana dan ahli madya STMIK-STIE Mikroskil 2019, yang diselenggarakan di Selecta Ballroom Medan, Sabtu (16/11/2019), tak lepas dari salah satu sosok mahasiswi peraih IPK tertinggi alias Cum Laude, bernama Syafira Ulya Firza.

Lulus dengan predikat Cum Laude, Syafira mengaku sangat menikmati tahun-tahunnya menempuh pendidikan di STMIK - STIE Mikroskil. Ia bahkan mengaku kuliah di STMIK - STIE Mikroskil sangat menyenangkan baik dari segi proses belajar, lingkungan kampus hingga dosen yang akrab dengan mahasiswa.

"Kuliah disini menyenangkan. Karena kita juga belajar melalui e-learning sehingga proses belajar tidak kaku, ramah dengan millenial. Dosennya juga mumpuni dan paham bagaimana mengajar anak-anak muda seperti kami yang memang hidup di era industri 4.0," katanya

Ia mengatakan proses belajar yang tidak monoton membuat Ia merasa betah belajar, hingga mampu meraih predikat Cum Laude. Selain itu selama belajar di Mikroskil, Syafira tidak hanya belajar sebatas teori saja, namun dengan metode praktek yang tentunya lebih disenangi milenial.

"Bukan hanya sebatas teori, kita langsung praktek membuat aplikasi, mengikuti berbagai kompetisi dan lainnya. Sehingga kuliah disini serasa hidup dan memberi manfaat. Saya tamatnya 3.5 tahun," katanya.

Ia yakin bahwa perkembangan tehnologi 4.0 pasti mampu dilalui oleh STMIK - STIE Mikroskil karena sejauh ini mahasiswa sudah dididik untuk melek teknologi. Bahkan bukan sekadar melek tapi mampu membuat teknologi yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat.

"Sejak semester satu kami sudah belajar komputer secara mendalam. Jadi saya yakin mahasiswa Mikroskil pasti mampu bersaing di industri 4.0. Alasan saya dulu memilih Mikroskil karena saya lihat kalau ada lomba akuntansi pasti mahasiswa mikroskil menang, maka saya termotifasi bagaimana pola belajar mereka," katanya.

Ketua STIE Mikroskil, Ir. Mbayak Ginting menambahkan bahwa pada wisuda tahun ini, STMIK-STSIE Mikroskil meluluskan total 805 orang. Wisuda kali ini merupakan periode ke-7 bagi STIE Mikroskil dengan jumlah wisudawan/wati sebanyak 223 orang. Dengan rincian, Program Studi Manajemen, jenjang studi S1 sebanyak 116 wisudawan/wati, dan 13 orang diantaranya lulus dengan predikat cum laude. Program Studi Akuntansi, jenjang studi S1 sebanyak 107 wisudawan/wati, dan 29 orang diantaranya lulus dengan predikat cum laude.

Untuk STMIK Mikroskil, jumlah wisudawan/wati adalah sebanyak 582 orang. Dengan rincian, Program Studi Teknik Informatika, jenjang studi S1 sebanyak 237 wisudawan/wati, dan 11 orang diantaranya lulus dengan predikat cum laude. Program Studi Sistem Informasi, jenjang studi S1 sebanyak 306 wisudawan/wati, dan 19 orang diantaranya lulus dengan predikat cum laude. Program studi Manajemen Informatika, jenjang studi D3 sebanyak 39 wisudawan/wati, dan 1 orang lulus dengan predikat cum laude.

“STMIK Mikroskil sudah menduduki peringkat 1 (satu) dari 88 sekolah tinggi di Sumatera Utara dan di peringkat 13 dari 247 Perguruan tinggi (Universitas, Institut, sekolah tinggi, akademik dan politeknik). STIE Mikroskil walaupun tergolong masih muda, baru 11 tahun, namun sudah dapat menduduki peringkat papan atas. Pada tahun 2018 STIE Mikroskil berada pada peringkat 5 dari 88 sekolah tinggi di Sumatera Utara, dan di peringkat 21 dari 247 Perguruan Tinggi (universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan politektik)," katanya.

Ia mengatakan tantangan kedepan bagi wisudawan/wati kini semakin berat pada Revolusi Industri 4.0. Pada masa ini, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat berkembangnya cara-cara berproduksi dan pengelolaan industri, sehingga terjadi perubahan yang signifikan yang disebut revolusi industri.

Revolusi industri 4.0 katanya adalah fase revolusi teknologi yang mengubah cara beraktivitas manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transtormasi dari pengalaman hidup yang sebelumnya. Revolusi ini menggabungkan mesin, alur kerja, dan sistem dengan menerapkan jaringan cerdas di sepanjang rantai dan proses produksi untuk mengendalikan satu sama lain secara mandiri.

Hal tersebut pun berdampak pada tenaga kerja yang harus memiliki interaksi personal yang baik, mampu memecahkan masalah yang kompleks, berpikir kritis, kreativitas, pikiran yang terbuka, kemampuan pengambilan keputusan, berorientasi servis (pelayanan), keterampilan negosiasi, dan aspek kecerdasan emosional lainnya.

"Oleh karena itu, saya sangat berharap para wisudawan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat sukses di dunia kerja maupun bila anda menjadi entrepreneur. Menjadi pelaku wirausaha sangat diharapkan, karena jumlah pelaku wirausaha di Indonesia masih tergolong sedikit," katanya. (cr21/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved