KISAH Mertua Idaman, Dulu Usir Anak Mantu usai Bulan Madu, Kini Berbaik Hati Memasak untuk Mantu
KISAH Mertua Idaman, Dulu Usir Anak Mantu usai Bulan Madu, Kini Berbaik Hati Memasak untuk Mantu
Jangankan sama menantu, sama anak kandung sendiri sejak mereka SMP aku jarang ngomong tuh.
Apalagi saat mereka kost karena kuliah . Jangan harap aku mau telepon tiap hari nanya udah makan apa belom. Sekali seminggu pun belum tentu.
Aku percaya mereka baik-baik saja , tak sedikitpun Oni khawatir. Kalau pun ada masalah , ada kesulitan , ya biarlah mereka rasakan. Biar mereka hadapi. Dan mereka selesaikan sendiri. Tidak ada satupun anak-anakku yang "mengadu" apapun persoalannya di rantau orang.
Cuek kali ya si Oni jadi mertua?
Bayangin aja pertama kali Monik tinggal bersama suaminya. Kan harus belanja tuh , masak sendiri buat makan mereka.
Semestinya Oni selaku mertua kan wajib dong menemaninya , mengajarinya masak. Secara menantuku itu jauuuh dari Papua gak punya sanak sodara. Selain rela meninggalkan keluarganya. Monik juga rela resign dari kerjaannya di BPJS Sorong
Aku paham betul apa yang Monik rasakan diawal perkawinannya. Di tempat yang sangat asing baginya. Sendiri tidak punya teman . Yang biasanya Monik tampil cantik dengan segala aktivitas kantor ,
Yang biasa manja-manja sama emaknya. Yang biasa hang out sama kawan-kawannya. Yang biasa aktif di kegiatan gerejanya, Monik seorang Katholik.
Tiba-tiba karena kawin sama Boy, dia harus kehilangan itu semua dari hidupnya. Dia tinggal sendirian, karena Boy kan kerja tuh di kantor Pajak. Kadang lembur sampai malam.
Dan aku paham betul pastilah menantuku itu sering menangis dalam kesendiriannya.
Tapi aku biarkan. Boy juga gak pernah cerita.
Entah enak entah enggak enak yg dimasak bininya, ntah bagaimana pelayanan bininya.
Mana berani Boy mengadu. Karena dia udah pasti tau jawaban emaknya Hahaha.
Oni pasti bilang : " Tahankan kaulah situ, emang gw pikirin "
Aku mau menantuku itu melalui itu semua didalam rumah tangganya. Realita tak seindah bayangan.
Bahkan untuk menunjukkan dimana tempat belanja harian , bulanan dll pun aku tidak lakukan.
Biarlah dia yang cari tau dimana dia harus mendapatkan kebutuhannya. Dengan begitu dia bakal tau mana tukang buah yg bagus, dia akan tau mana tukang ikan yang timbangannya nggak nokoh.
Dia akan pandai menawar. Dia akan pernah ditipu. Biarlah dia rasakan.
Diawal-awal perkawinannya aku ngerti kok , menantuku merasa mertuanya "kejam" banget membiarkan dia begitu.
