KISAH Mertua Idaman, Dulu Usir Anak Mantu usai Bulan Madu, Kini Berbaik Hati Memasak untuk Mantu

KISAH Mertua Idaman, Dulu Usir Anak Mantu usai Bulan Madu, Kini Berbaik Hati Memasak untuk Mantu

Editor: Tariden Turnip
Facebook / Anita Martha Hutagalung
KISAH Mertua Idaman, Dulu Usir Anak Mantu usai Bulan Madu, Kini Berbaik Hati Memasak untuk Mantu. Anita bersama anak dan mantunya 

KISAH Mertua Idaman, Dulu Usir Anak Mantu usai Bulan Madu, Kini Berbaik Hati Memasak untuk Mantu

19 Februari 2019, Anita Martha Hutagalung, memosting unggahannya yang nadanya terkesan kejam pada anak dan menantunya Leonardo Damanik dan Yohana Reanita Gultom.

Ya, Anita mengusir dalam tanda petik Leonardo Damanik dan Yohana Reanita Gultom setelah pulang berbulan madu selama seminggu di Thailand, mereka harus segera pindah dari rumah orangtua Leonardo ke rumah kontrakan.

Apakah karena rumah orangtua Leonardo memang tak punya kamar kosong atau terlalu sempit?

Ternyata bukan itu alasannya. Kamar kosong ada, rumah pun cukup luas.

Bahkan  sang anak Leonardo sampai berujar, “Mama ini sadis kali, belumpun kawin udah macam terusir awak.”

Kalimat tersebut dilontarkan Leonardo dua bulan sebelum pernikahan.

Kalimat yang justru disambut tawa oleh  sang ibu Anita.

Oh ya, kalimat Leonardo sendiri merupakan respons dari kalimat Anita berikut ini “Sehabis pesta, cukuplah sehari, atau 2 hari dirumah, selanjutnya urus rumah tangga masing masing.”

Benarkah Anita terlalu kejam kepada anak dan menantunya?

Ternyata tidak juga.

Buktinya, apa yang dilakukan oleh Anita ini justru mendapat banyak pujian.

Bahkan tidak sedikit yang menyebutnya sebagai sosok mertua idaman, mertua impian.

Screen shoot facebook mertua idaman Anita Martha Hutagalung
Screen shoot facebook mertua idaman Anita Martha Hutagalung (facebook)

Berikut ini alasan Anita, yang terdapat dalam postingan di akun media sosial Facebook miliknya, diposting Senin (19/2/2018) pukul 9.03  dan hingga Selasa (20/2/2018) pukul 23.00 sudah dibagikan lebih dari 21.573 kali

“Karena bagiku pribadi, anakku kawin itu untuk "membangun" rumah tangganya. Suami dan Istri. Bukan untuk supaya ada temanku, ramai rumahku. Alasan menikah itu bagiku karena cinta.”

Anita sendiri mengakui dirinya tak merasa sedih telah mengusir anak dan menantunya.

“Hehehe maaf ya Leo. Bukan mama gk sayang, tapi sudah lama mama persiapkan hati,” tulis Anita yang justru baru saja ditinggalkan oleh suaminya yang meninggal dunia.

Cara bertutur Anita memang sambil bercanda.

Bahkan di akhir postingan, Anita menulis “Oh ya...menantuku sayang Iyo Yohana Reanita Gultom. Tolong WA kan alamat rumah kalian itu. Mama lupa kemarin menanyakannya, ntar kalau ada waktu mm main ke sono.”

Mertua Idaman, Usir Anak dan Menantu dari Rumah Sepulang Bulan Madu, Kok Bisa?

Kini setelah setahun lebih si Mertua Idaman yang sudah mendapat gelar Opung Nita (Oni) membagikan kisah terbarunya.

Kontras dengan kisah yang membuat Anita mendapat gelar Mertua Idaman, kini dia malah memberikan waktu untuk memasak makanan untuk menantu keduanya, Monica Simanjorang yang lahir dan besar di Sorong Papua.

Dalam postingan ini Anita juga mengaku memasakkan makanan yang diminta sang menantu karena kumat baiknya.

Bukan karena berubah drastis akibat sang mantu bakal memberinya cucu.

''Paling kalau Oni kumat baiknya , aku chat si Monik kepingin makan apa biar kumasakin,'' ujarnya.

Meski begitu demi memenuhi keinginan sang menantu, Oni harus pontang panting belajar memasak kepiting pakai daun ubi.

Maklum Oni tak pernah memasak kepiting.

Berikut postingan lengkap Oni:

* M E N A N T U *

Tgl 20 Oktober 2018 , Oni punya menantu lagi. Monica Simanjorang yang lahir dan besar di Sorong Papua.
Bayanganku dia kecil hitam kariting kayak Oni. Ternyata dia cantik putih rambut lurus dan lebih tinggi dari Oni.

Sejak Monik pacaran sama Boy, aku jarang bahkan hampir tidak pernah komunikasi.
Dan itu berlaku untuk semua pacar-pacar Boy sebelumnya.

Pokoknya entah siapapun pacarnya Boy, aku tidak pernah mau tau. Makanya gak pernah tanya-tanya secara detail. Apalagi sampai intervensi mengatakan

"Ih...kayaknya mama gak suka "

Karena aku dulu digituin sama keluarga MH . Makanya ngerti betul rasanya jadi orang yang tak di inginkan.
Lagian aku kan "paham" siapa Boy.

Kalau menurutnya baik buat dia, maka aku percaya betul akan pilihannya. Kan yang butuh pendamping hidup itu Boy , bukan Oni.

Sehabis pesta perkawinannya. Sama seperti anakku Leo dan menantuku Iyo, Boy dan Monic juga tidak aku perkenankan tinggal di rumahku. Mereka harus tinggal di rumahnya sendiri. Banyak orang bilang aku itu emak2 aneh.

Lha gimana mereka gak pening. Secara rumahku itu kamarnya 4 , halaman luas. Dan aku tinggal sebatang kara. Alias hidup sendiri. Dan yang membuat teman-temanku tambah pening, Rumah Boy dan Monik tinggal cuma sekitar 8 menit dari rumahku.

Dekat banget yaak. Tapi mau tak mau mereka harus keluar dari rumahku. Orang menikah itu membentuk rumah tangga baru. Mengurus suami atau istri. Bukan mengurus mertua apalagi mengurus ipar.

Meskipun sama-sama di Binjai , kami jarang ketemu. Oni jarang kerumah Boy , sekali sebulan juga belum tentu.
Kalau kerumahnya juga paling sebentar doang. Kami lebih sering ketemu di gereja hari Minggu. Selesai ibadah makan siang dimana gituh. Udah kek gitu aja.

Jangankan sama menantu, sama anak kandung sendiri sejak mereka SMP aku jarang ngomong tuh.
Apalagi saat mereka kost karena kuliah . Jangan harap aku mau telepon tiap hari nanya udah makan apa belom. Sekali seminggu pun belum tentu.

Aku percaya mereka baik-baik saja , tak sedikitpun Oni khawatir. Kalau pun ada masalah , ada kesulitan , ya biarlah mereka rasakan. Biar mereka hadapi. Dan mereka selesaikan sendiri. Tidak ada satupun anak-anakku yang "mengadu" apapun persoalannya di rantau orang.

Cuek kali ya si Oni jadi mertua?

Bayangin aja pertama kali Monik tinggal bersama suaminya. Kan harus belanja tuh , masak sendiri buat makan mereka.

Semestinya Oni selaku mertua kan wajib dong menemaninya , mengajarinya masak. Secara menantuku itu jauuuh dari Papua gak punya sanak sodara. Selain rela meninggalkan keluarganya. Monik juga rela resign dari kerjaannya di BPJS Sorong

Aku paham betul apa yang Monik rasakan diawal perkawinannya. Di tempat yang sangat asing baginya. Sendiri tidak punya teman . Yang biasanya Monik tampil cantik dengan segala aktivitas kantor ,

Yang biasa manja-manja sama emaknya. Yang biasa hang out sama kawan-kawannya. Yang biasa aktif di kegiatan gerejanya, Monik seorang Katholik.

Tiba-tiba karena kawin sama Boy, dia harus kehilangan itu semua dari hidupnya. Dia tinggal sendirian, karena Boy kan kerja tuh di kantor Pajak. Kadang lembur sampai malam.

Dan aku paham betul pastilah menantuku itu sering menangis dalam kesendiriannya.
Tapi aku biarkan. Boy juga gak pernah cerita.

Entah enak entah enggak enak yg dimasak bininya, ntah bagaimana pelayanan bininya.
Mana berani Boy mengadu. Karena dia udah pasti tau jawaban emaknya Hahaha.

Oni pasti bilang : " Tahankan kaulah situ, emang gw pikirin "

Aku mau menantuku itu melalui itu semua didalam rumah tangganya. Realita tak seindah bayangan.

Bahkan untuk menunjukkan dimana tempat belanja harian , bulanan dll pun aku tidak lakukan.
Biarlah dia yang cari tau dimana dia harus mendapatkan kebutuhannya. Dengan begitu dia bakal tau mana tukang buah yg bagus, dia akan tau mana tukang ikan yang timbangannya nggak nokoh.

Dia akan pandai menawar. Dia akan pernah ditipu. Biarlah dia rasakan.

Diawal-awal perkawinannya aku ngerti kok , menantuku merasa mertuanya "kejam" banget membiarkan dia begitu.

Tapi belakangan dia paham, bahwa karena cueknya si Oni, maka dia maju pesat dalam kariernya sebagai istri.
Makin pintar , makin sabar , dan tau bagaimana mengisi hari-harinya

Demikianlah berbulan-bulan kemudian , nyaris 1 tahun perkawinannya.
Sama seperti kebanyakan perempuan , yang ditanyakan adalah soal Nasional

"Sudah hamil ya..?" " Sudah isi belum ?.."

Yang bertanya itu ya siapa aja, temannya, sodaranya, bahkan emaknya sendiri ??
Teman Oni juga banyak yang nanya

Sampai Monic "kesal" sendiri. Karena soal Nasional-nya diulang ulang terus tiap bulan. Sampai punya niat dihati , jika sampai setahun perkawinan belum juga hamil , maka mereka niat mau ikut program hamil.

Ternyata eh ..ternyata. Tgl 12 September 2019 saat hari ulang tahunku. Menantuku sesuai hasil pemeriksaan sudah hamil 6 Minggu. Puji Tuhan, hadiah ulang tahun terindah buatku.

Dan disaat itulah Monik curhat tentang perasaannya selama ini yang dia pendam. Betapa tidak nyaman perasaannya saat hal kapan hamil ditanya melulu. Katanya

" Aku sampai bilang gini lo Mah...sama mereka, ih..kalian kok selalu nanyakan itu sih. Mertuaku aja gak pernah nanya, sekalipun gak pernah singgung soal kapan aku hamil"

Aku cuma tersenyum saja, Oni jelaskan bukan Monik saja yang mengalami itu , hampir semua menantu menerima pertanyaan yang sama. Jadi maklumi saja.

Aku terus terang katakan pada menantuku. Memiliki cucu bukan ukuran kebahagiaan buatku. Seandainya aku dapat menantu yang mandul pun, tidak akan mengubah perasaan sayangku padanya.

Nah....disaat menantuku sudah jelas dinyatakan hamil. Apakah Oni berubah jadi lebih care atau lebih perhatian? Gak juga . Biasa aja lagii.

Kasian juga sebenarnya liat dia mabok , lemes saat 3 bulan pertama. Tapi Oni biarin aja. Biar aja Boy yang pusing menghadapi bininya. Oni juga punya kesibukan sendiri.

Paling kalau Oni kumat baiknya , aku chat si Monik kepingin makan apa biar kumasakin.

Kemarin dia telepon minta dimasakin gulai kepiting pake daun ubi. Aku langsung jawab : "Oke..ntar mama masakin" Abis bilang Oke, Oni malah bingung , seumur hidup udah 1/2 abad lebih.

Oni tidak pernah masak yang namanya kepiting. Kalau pengen beli jadi aja. Itu juga jarang.
Tapi demi menantu , aku cari info di google. Langsung praktek.

Kepiting gulai daun ubi selesai kumasak tepat saat Boy mampir dari kantornya. Kepiting aku masukin ke wadah , lalu Boy bawa pulang ke rumahnya. Alhamdulillah ...

Dapat pesan WhatsApp, Monik suka masakan Oni..

Senang rasanya bisa membuat menantuku senang. Itu juga pesanku buat anak anakku. Istrinya itu anak perempuan orang. Yang sejak kecil disanyangi dan dimanja keluarganya. Dicukupi kebutuhannya.

Dia tinggalkan itu semua demi hidup bersama suaminya. Hendaklah kalian perlakukan anak perempuan orang tsb lebih baik dari sebelumnya. Sehingga tidak ada rasa penyesalan karena dia telah meninggalkan keluarganya.

Suatu waktu saat Oni lagi ngobrol bersama anak dan kedua menantuku.
Aku bilang begini.

" Mamah sekalipun tidak pernah mendoakan supaya anak mamah dapat jodoh , ternyata kalian dapat jodoh. Setelah kalian punya istri ,sekalipun tak pernah mamah doakan supaya istri kalian hamil dan aku punya cucu. Ternyata kalian hamil dan mama punya cucu"

Jadi semua yang aku dapatkan dalam hidupku. Apapun itu , suami, anak, menantu, cucu. Itu adalah anugerah Tuhan . Semua ketetapan Tuhan. Bukan karena aku minta,

Karena dengan "keberadaanku" aku merasa sungkan untuk meminta. Sebab Dia begitu baik padaku. Yang aku terima yang terbaik bahkan diluar yang aku pikirkan. Kayaknya aku adalah orang yang tak tau diuntung kalau lalap meminta.

Buatku aku tak minta apa apa lagi kecuali kesehatan. Tapi buat anak anakku aku minta kebahagian buat mereka. Karena orang yang berbahagia adalah orang yang tau bersyukur.

Oni memang kek gitu orangnya.

(*) 

KISAH Mertua Idaman, Dulu Usir Anak Mantu usai Bulan Madu, Kini Berbaik Hati Memasak untuk Mantu 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved