Spesifikasi Becak Hybrid HKBP Nommensen Mampu Melesat 45 Km/Jam, Mengaspal ke Pulau Sibandang
Namun jika dikendarai tanpa penumpang. Belis In Harmony dapat menempuh jarak 40 km dengan kecepatan 45 km/jam.
Penulis: Alija Magribi |
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen mesti berbangga hati, pasalnya proyek becak produksi mereka, Belis In Harmoni berjalan mulus hingga saat ini. Bahkan becak yang dirancang dengan dukungan PLN ini direncanakan aktif di Pulau Sibandang, Danau Toba.
Spesifikasi Belis In Harmony berasal dari komponen kreasi mahasiswa dibawah bimbingan Wakil Dekan III Fakultas Teknik Dr (C) Parulian Siagian. Berat body becak berkisar 9 Kilogram, yang mana body becak adalah plat logam dengan ketebalan 0,6 mm.
"Kacanya dari bahan acrylic sementara rangka Belis In Harmony ini terbuat dari baja setebal 1,5 inch," ujar Parulian Siagian kepada Tribun Medan, Senin (18/11/2019).
Untuk daya angkut sendiri, Becak Belis In Harmony mampu mengangkut dua orang, satu pengendara dan satu penumpang seberat 180 Kilogram. Dengan bobot tersebut becak ini mampu menempuh jarak 40 km dengan kecepatan maksimal 25 km/jam.
Namun jika dikendarai tanpa penumpang. Belis In Harmony dapat menempuh jarak 40 km dengan kecepatan 45 km/jam. Adapun tenaga yang dimiliki Belis In Harmony bersumber dari baterai berenergi 2000 Watt.
"Tenaganya 2000 Watt. Dan dalam proses pengisian daya, ini memakan biaya sekitar Rp 2.500. Jika dibandingkan dengan penggunaan Pertalite untuk 40 Km, kita habiskan 2 liter atau seharga Rp 15.000. Artinya becak bersumber energi listrik ini tergolong hemat," jelas Parulian.

Proyek becak listrik Belis In Harmony ini beberapa kali sudah tampil di acara otomotif di Kota Medan. Bahkan Menperin masa itu Airlangga Hartarto sempat memperhatikan becak kebanggaan Universitas HKBP Nommensen Medan.
Parulian mengatakan adanya becak listrik pada dasarnya sangat membantu mengganti penggunaan energi fosil yang diprediksi semakin langka. Belis In Harmony ini diproyeksikan mengaspal di Pulau Sibandang, Danau Toba.
"Pulau Sibandang itu daerah percontohan penggunaan listrik. Beberapa hal termasuk penggunaan kompor dan sebagainya akan diterapkan di sana," ujarnya.
Sekadar informasi, FT Universitas HKBP Nommensen saat ini tengah mengembangkan tenaga Belis In Harmony dengan menggabungkan tenaga listrik dengan tenaga matahari agar ketahanan mengaspal lebih panjang.
Jumlah becak listrik saat ini berjumlah 4 unit dan 5 unit lainnya sedang dalam pengerjaan Hybrid. Jika diproduksi massal, Belis In Harmony akan dipatok seharga Rp 35 juta.
(cr15/tribun-medan.com)