Hakim PN Medan Tewas
Keluar dari Rumah Jam 5 Pagi, Hakim Jamaluddin Sempat Bertemu Teman di Bandara Kualanamu
Erintuah juga mendapatkan informasi bahwa ada orang yang akan menemui Jamal di Bandara Kualanamu.
Penulis: Victory Arrival Hutauruk |
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin ditemukan tewas di areal kebun sawit warga di Dusun II Namo Rindang, Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, Jumat (29/11/2019).
Saat dikonfirmasi, rekan sesama Humas PN Medan Erintuah Damanik menjelaskan bahwa ada hakim lainnya sempat melihat Jamal keluar dari mobil untuk absen.
"Saya melihat pergi enggak, cuma melihat turun dari mobil si Hakim Pak Morgan, dilihatnya disebutnya ganteng kali ku lihat katanya. Itu sekitar jam-jam 7 pagi ," jelasnya di depan ruang autopsi RS Bhayangkara, Medan.
Ia menyebutkan bahwa Jamal tidak mengenakan pakaian training seperti yang dipakainya ketika ditemukan meninggal.
Malah Jamal terlihat mengenakan jeans dan kemeja. "Di situ masih pakai jeans, belum pakai training. Nah disitu dia absen lah. Yang jelas Pak Morgan tadi lihat bahwa dia dilihat turun dari mobil," jelasnya.
Erintuah melanjutkan bahwa Jamaluddin tak mengikuti kegiatan sosialisasi e-Litigasi yang diadakan Mahkamah Agung di PN Medan.
"Habis itu beliau (Jamaluddin) tidak ada di kantor lagi, dia enggak ikut sosialisasi jam 8.30 WIB beliau tidak ada. Jadi di hari ini memang olahraga ditiadakan karena ada sosialisasi e-Litigasi tersebut. Itu selesai sampai jam 12 siang," jelasnya.
Bahkan, Erintuah juga menyatakan sempat heran-heran karena tidak melihat almarhum tidak mengikuti apel sore seperti biasanya.
"Apel justru tadi saya tanda tanya pak Jamal dimana, tiba-tiba enggak ada. Saya kepikiran beliau, kepikiran saya," jelasnya.
Lebih lanjut, Erintuah juga menjelaskan bahwa Hakim lainnya Dominggus Silaban di pagi hari juga sempat melihat Jamal tepat di depan ruangan Humas.
"Tadi juga ada yang sempat lihat di depan ruangannya. Jadi kebetulan kami sama pulang dari kantin dengan pak Hakim Dominggus, nah lantas pak Dominggus sebut dirinya lihat Pak Jamal. Baru dia pastikan ke saya lihat apa enggak, kalau saya enggak lihat. Itu sekitar jam-jam 8 lah. Jadi perkiraan kira kejadian setelah dari situ dia tidak nampak lagi," jelasnya.
Terkait, apakah Jamaluddin ada permisi kepada pimpinan tidak mengikuti seminar e-Litigasi tersebut, Jamal belum dapat memastikan.
"Saya tidak tahu, belum ada dikonfirmasi dia ada pamit atau enggak sama pak Wakil Ketua. Karena memang aturannya bagi hakim yang permisi harus izin dulu," pungkasnya.
Erintuah juga mendapatkan informasi bahwa ada orang yang akan menemui Jamal di Bandara Kualanamu.
"Katanya seperti itu menjemput temannya ke bandara. Karena informasi dari keluarga. Jam 5 pagi sudah berangkat dari rumahnya," ungkapnya.
Terkait indikasi pembunuhan dengan perkara yang sedang ditangani Jamal, Erintuah menyebut bahwa kasus yang sedang ditangani tidak ada yang mencolok.
"Tidak ada kasus yang gimana gimana, semuanya flat, engga ada keluhan apa-apa," jelasnya.
Erintuah juga menyebutkan bahwa Jamal tidak memiliki sopir pribadi sehari-hari dalam bekerja. "Tidak pakai sopir, memang nyetir sendiri," ungkapnya.
Ia juga menyebutkan bahwa pihak PN Medan mengetahui kejadian kematian rekannya sesama Hakim sekitar pukul 17.00 WIB.
"Kita tahu setelah pulang kantor, kebetulan kita punya WA grup kantor itu sekirar jam 5an sore kita dapat. Kebetulan infonya kita dapat dari Hakim Pak Ali Tarigan. Dimana kebetulan di lokasi kejadian itu ada sawahnya Pak Ali Tarigan. Jadi kelurganya yang beritahukan Pak Ali kemudian beliau menshare ke WA grup kita," pungkasnya.
(vic/tribunmedan.com)