Eidel Tewas Kecelakaan, Paman Korban: Dia Pulang dengan Tukang Ojek Langganan

Nasib sedih dialami oleh korban Nurvuhut Eidelweis Sivakkar (12) warga Jalan Makmur Pasar VII Gang Dahlia 22, Kecamatan Percut Seituan

Penulis: M.Andimaz Kahfi |
TRIBUN MEDAN/M ANDIMAZ
Ibu korban saat memandangi wajah anaknya yang meninggal dunia akibat lakalantas di Jalan Makmur Pasar VII Gang Dahlia 22, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, pada Kamis (28/11/2019) malam. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Nasib sedih dialami oleh korban Nurvuhut Eidelweis Sivakkar (12) warga Jalan Makmur Pasar VII Gang Dahlia 22, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

Eidelweis menjadi korban dalam lakalantas pada Rabu (27/11/2019) pukul 15.05 WIB. Saat itu Mobil truk fuso dengan nomor polisi BK 9041 XL melaju dari arah Pajak Gambir menuju arah Pasar 9 Mama Harpas, Tembung.

Dari arah yang sama pengemudi sepeda motor dengan nomor polisi BK 5235 AEL yang dikendari oleh Nining Juliana (42) berboncengan dengan Nurvuhut Eidelweis Sivakkar (12).

Keduanya memotong truk Fuso dari sebelah kiri dan stang sepeda motor diduga menyenggol bak truk Fuso sehingga pengendera sepeda motor terjatuh.

Sementara, rekan pengendara sepeda motor meninggal di tempat.

Tadi malam dirumah korban, beberapa orang di antaranya kedua orang tua korban, opung dan kerabat lainnnya, tampak tak kuasa menahan tangis melihat Eidelweis yang sudah terbaring kaku mengenakan pakaian putih di dalam peti kayu warna coklat.

Sang ibu berulang kali menangis memeluk peti sambil memandangi wajah anak sulungnya yang telah meninggal dunia. Tak terhitung sudah berapa kali ibunya menangis tersedu. Dia masih tidak percaya mengapa sang buah hati yang dikenal baik dan ceria, begitu cepat berpulang kepada sang pencipta.

"Songon dia do pardabumu inang (seperti apa jatuhmu nak)," kata ibu korban Ratna Dewi Naibaho, berulang kali sambil berurai air mata, Kamis (28/11/2019) malam.

Hingga tadi malam, kedua orang tua korban belum bisa memberikan keterangan perihal kejadian tabrakan yang dialami putri pertamanya hingga akhirnya meninggal dunia.

Perwakilan untuk memberikan informasi diberikan kepada sang adik bungsu dari ayah korban bernama Sarsaralos Sivakkar (36) yang datang langsung dari Bekasi untuk melepas kepergian keponakan tersebut.

"Bapak dan ibu almarhum belum bisa ditanyai karena lagi sedih. Ibunya sangat terpukul. Kejadian kemarin sore pas jadwal pulang sekolah dibawa sama tukang ojek langganan yang biasa antar jeput dia (korban)," kata Sarsaralos.

"Boru kamu ini orangnya baik sampai semua teman-temannya datang untuk melihat dia terakhir kalinya," sambungnya.

Diceritakan Sarsaralos setelah kejadian, sang ayah Sirimrolas Sivakkar (39) yang bekerja sebagai Sekretaris Bawaslu di Kabupaten Samosir mendapat kabar anaknya telah tiada. Ayahnya langsung bergegas berangkat ke Medan untuk melihat anaknya terakhir kali sebelum dikebumikan.

"Korban anak paling besar dari empat bersaudara, umurnya 12 tahun. Dia sudah bisa jaga adik dan mandiri. Dia sudah bisa jadi panutan adik-adiknya," sebut Sarsaralos.

"Adiknya kedua dan ketiganya perempuan kelas 5 dan 4 SD. Sedangkan adik paling kecil laki-laki masih berusia 3 tahun," sambungnya.

Dijelaskan Sarsaralos, keponakannya termasuk orang yang baik. Setiap hari Minggu dia rela menyempatkan diri untuk mengajar tari bagi anak-anak dari gereja tempat biasa dia ibadah. Yang dia ajari anak-anak yang masih kecil.

"Orangnya baik dia yang ajari anak-anak kerohanian menari setiap hari Minggu dirumah ini," tutur Sarsaralos sambil menunjuk arah rumah korban.

(mak/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved