Terkait SKT FPI, Sekretaris Umum Akui Banyak yang Tak Suka, Jumlah Haters Kecil tapi Kuasai Opini

Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman mengakui bahwa kelompoknya banyak yang tidak menyukai.

Channel Youtube Talk Show tvOne
Terkait SKT FPI, Sekretaris Umum Akui Banyak yang Tak Suka, Jumlah Haters Kecil tapi Kuasai Opini. Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman mengakui bahwa kelompoknya banyak yang tidak menyukai. (Channel Youtube Talk Show tvOne) 

Terkait SKT FPI, Sekretaris Umum Akui Banyak yang Tak Suka, Jumlah Haters Kecil tapi Kuasai Opini

TRIBUN-MEDAN.com - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman mengakui bahwa kelompoknya banyak yang tidak menyukai.

Hal itu disampaikan Munarman melalui sambungan telewicara dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam pada Selasa (3/12/2019).

Munarman awalnya menjawab pertanyaan dari presenter apakah polemik SKT FPI yang tak kunjung selesai ini ada kaitannya dengan pilihan politik pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

 

"Ya saya kira kalau sudut pandangnya politik, politik ini kan persepsi jadi tergantung di mana memandangnya," ujar Munarman.

Munarman tak menampik bahwa ada sebagian orang yang menganggap polemik SKT FPI ini berkaitan dengan Pilpres 2019.

"Nah kalau dari segi politik, apa namanya blocking maka tentu sah-sah saja ada orang yang menilai ini adalah dampak dari pilihan politik Pilpres yang lalu FPI memposisikan dirinya berada di pihak apa salah satu kandidat," papar Munarman.

Namun, menurut Munarman ada pula yang mengaitkan tak kunjungnya dikeluarkan SKT karena ideologi FPI dianggap bermasalah.

"Tetapi ada juga sudut pandang yang mencoba menarik-narik ke dalam soal aspek ideologi," lanjut Munarman.

Namun, Munarman menegaskan bahwa AD/ART FPI sudah jelas.

"Nah itu bisa kita jawab secara ilmiah baik asasnya, apalagi FPI di dalam anggaran dasar menyebutkan bahwa akidahnya akhlu sunnah wa jamaah, bermahzab Syafiiyah, Syafii ya, Imam Syafii," paparnya.

Ia merasa janggal mengapa banyak orang yang menentang FPI padahal kelompoknya menganut mahzab yang juga dianut orang Indonesia kebanyakan.

"Maka semua sebetulnya itu tidak ada persoalan karena mahzab Syafii kemudian Aqidah Asarya akhlu sunnah wa jamaah itu dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia," ujar Munarman.

"Dan itu clear kita sudah diskusi dan tidak ada persoalan," imbuhnya.

Meski bermahzab sama, Munarman sadar banyak kelompok-kelompok lain di Indonesia.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved