Kekejaman KKB Papua Pimpinan Lekagak Telenggen, yang Tewaskan Lettu Erizal Sidabutar dan Serda Rizky

Dua prajurit TNI, Lettu Inf Erizal Zuhry Sidabutar dan Serda Rizky Ramadhan, gugur saat bertugas di Papua.

Editor: Juang Naibaho
Facebook/KOMNAS-TPNPB
Pimpinan KKB Goliath Tabuni (kiri) dan Lekagak Telenggeng (kanan) 

Kekejaman KKB Papua Lekagak Telenggen, yang Tewaskan Prajurit Kopassus Lettu Erizal Sidabutar dan Serda Rizky Ramadhan

TRIBUN-MEDAN.com - Dua prajurit TNI, Lettu Inf Erizal Zuhry Sidabutar dan Serda Rizky Ramadhan, gugur saat bertugas di Papua. Keduanya meninggal dunia dalam peristiwa baku tembak antara aparat TNI dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Lettu Erizal Sidabutar berasal dari Dairi, Sumatera Utara. Perwira TNI Angkatan Darat itu bertugas di Satuan Penanggulangan Teror (Sat Gultor) 81 Kopassus. Sementara Serda Rizky Ramadhan berasal dari Jakarta. 

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, baku tembak antara aparat keamanan dengan KKB terjadi di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Paulus Waterpauw menyebut, KKB yang terlibat kontak senjata merupakan kelompok pimpinan Lekagak Telenggen yang sebelumnya bermarkas di Lanny Jaya.

"Kapolres tadi saya cek kondisi Sugapa aman. Ada indikasi kelompok Lekagak Telenggen kurang lebih 3-4 jam keluar, posisinya agak jauh, makanya kita kesulitan mendapatkan kontak," tuturnya.

Lettu Inf Erizal Zuhry Sidabutar dan Serda Rizky Ramadan
Lettu Inf Erizal Zuhry Sidabutar (kanan) dan Serda Rizky Ramadan (Facebook)

Sepak terjang KKB Lekagak Telenggen bukan cerita baru. KKB ini dianggap paling berbahaya di "Segitiga Hitam" Papua.

Catatan kriminal KKB pimpinan Lekagak Telenggen cukup panjang. Pernah menembaki pesawat, membunuh warga sipil, pekerja, dan melancarkan serangan terhadap anggota TNI dan Polri.

Aksi terakhir kelompok ini adalah menembak mati tiga pengemudi ojek tewas, yakni Rizal (31), Herianto (31) dan La Soni (25). Ketiga korban ditembak di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (25/10/2019).

“Ketiga korban adalah tukang ojek yang selama ini bekerja melayani transportasi masyarakat di wilayah Distrik Sugapa," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto, melalui rilis, Sabtu (26/10/2019).

Ketiganya ditemukan dalam kondisi luka tembak di kepala dan luka sayat disebabkan senjata tajam di sekujur tubuh.

Penemuan ketiga jenazah pertama kali dilaporkan oleh seorang caleg terpilih, Titus Kobogau, yang dihadang dan ditodong KKB saat akan menjemput seorang gembala Gereja Kingmi di Kampung Pugisiga, Distrik Hitadipa, sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

“Saat itu Titus melihat ketiga korban telah meninggal di tempat. Diduga ketiga korban baru saja dieksekusi setengah jam sebelumnya. Oleh kelompok tersebut, Titus diperbolehkan melanjutkan perjalanan dan menyampaikan kabar kepada Bupati Intan Jaya. Natalis Tabuni dan Deki Belau (tokoh pemuda) tiba di TKP dan segera mengevakuasi jenazah para korban menuju Puskesmas Sugapa," kata Eko.

Menurut dia, para pelaku penembakan merupakan KKB Papua pimpinan Lekagak Talenggen.

Misteri Kematian Hakim Jamaluddin, Zuraida Hanum Sudah 7 Kali Diperiksa Polisi, Maimunah 5 Kali

KKB Lekagak Telenggen telah beroperasi sejak 2006 silam. Ia kerap menebar teror di Kabupaten Puncak.

Seperti kompatriotnya Egianus Kogoya yang memimpin KKB di wilayah Kabupaten Nduga, Lekagak Telenggen dan anak buahnya dikenal sangat licin dan selalu bisa menghindari kejaran aparat TNI dan Polri.

Pada awal tahun ini, tepatnya Jumat (18/1/2019), KKB Lekagak Telenggen pernah terlibat baku tembak dengan aparat TNI di Puncak Papua. Dalam insiden itu, satu prajurit TNI gugur. KKB Lekagak Telenggen juga pernah menembak pesawat dari maskapai Susi Air.

Menurut beberapa sumber, KKB pimpinan Lekagak Telenggeng adalah kelompok paling berbahaya di “Segitiga Hitam” Papua.

Istilah “Segitiga Hitam” Papua digunakan untuk merujuk wilayah yang mencakup Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, dan Lanny Jaya.

Tiap-tiap wilayah tersebut kabarnya dikuasi oleh tiga kelompok bersenjata yang berbeda.

Berdasarkan catatan tribun-medan.com, KKB Lekagak Telenggen ini pernah melancarkan serangan dua kali di wilayah Kabupaten Puncak Jaya medio Januari 2014 silam.

Serangan pertama mengakibatkan satu warga sipil tewas, atas nama M Halil, seorang tukang ojek asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Pada serangan kedua, kelompok ini menembaki pesawat milik Susi Air jenis Pilatus dengan nomor lambung PK VVV. Pesawat ini ditembaki ketika mendarat di Bandara Mulia, Puncak Jaya.

Kombes Patrige Renwarin, sat menjabat Kabid Humas Polda Papua, menyebutkan, KKB Lekagak Telenggen sudah beroperasi sejak 2006 lalu.

Kelompok ini juga dikenal sering melakukan penjarahan terhadap warga setempat.

Pada 2016, KKB pimpinan Lekagak Telenggen menyerang karyawan PT Modern yang sedang mengerjakan proyek jalan trans-Papua di Kabupaten Puncak, Papua.

Insiden yang terjadi pada Selasa, 15 Maret 2016 itu, merenggut empat korban jiwa. Para korban teridentifikasi bernama Anis, David, Andi, dan Daud.

Saat itu, ada tujuh orang yang sedang bekerja mengerjakan proyek jalan trans-Papua. Tak lama kemudian, datang sejumlah orang melakukan kekerasan dan penganiayan.

Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, menuturkan, kelompok yang melakukan penyerangan adalah KKB Lekagak Telenggen yang kerap beraksi di wilayah Kabupaten Puncak, Papua.

“Sekelompok masyarakat yang diduga dikomandani Lekagak Telenggen diketahui melintasi bukit seberang Distrik Sinak. Jumlahnya cukup banyak,” ujarnya.

KKB Lekagak Telenggen pun tak sungkan melancarkan serangan terhadap prajurit TNI yang sedang mendistribusikan logistik ke pos-pos TNI.

Menurut keterangan Kapenmdam 17 Cenderawasih saat itu, Kolonel Inf M Aidi, kontak tembak antara prajurit TNI versus KKB Lekagak Telenggen terjadi di daerah Longsoran Baganbaga, Sabtu (19/1/2019) sekitar pukul 12.10 WIT.

Awalnya pasukan TNI bergerak dari Distrik Mulya menuju Distrik Yambi. Sesampainya di daerah Longsoran Baganbaga, KKB menyerang dari ketinggian.

Pasukan TNI kemudian berusaha membalas tembakan itu dan melakukan pengejaran.

Tapi karena kondisi medan yang sangat sulit, KKB yang diperkirakan berjumlah belasan orang itu berhasil melarikan diri secara terpencar.

Ketika melakukan pembersihan, prajurit TNI menemukan beberpa barang bukti. Di antaranya dua buah magasin senapan panjang berikut amunisinya, dua buah Tongkat Komando diduga milik Lekagak Telenggen, 2 buah stempel TPN OPM dan sejumlah dokumen TPN OPM.

Dalam aksi serangan mendadak itu, seorang prajurit TNI bernama Pratu Makamu tewas. Pratu Makamu tertembak di bagian paha sebelah kiri.

Sedianya dia akan dievakuasi ke Timika guna mendapatkan pertolongan medis, pada Jumat kemarin. Namun karena terkendala cuaca, evakuasi tidak bisa dilaksanakan. Pratu Makamu akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 15.50 WIT, karena mengalami pendarahan serius.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved