Calon Pengantin Korban Lakalantas

Calon Pengantin Tewas Lakalantas, Ibunda Yanto Simbolon: Bangunlah Nak, Banyak Keluarga Datang. .

Kayu salib bertuliskan "RIP Yanto Simbolon, Tubu 5-1-1986, Monding 25-12-2019" telah disiapkan untuk mengantar jenazah Yanto Simbolon.

Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Juang Naibaho
Tribun Medan
Rumah duka Yanto Simbolon di Desa Sianting-anting Pangururan, Kabupaten Samosir, Jumat (27/12/2019) 

TRIBUN-MEDAN.com, SAMOSIR - Kayu salib bertuliskan "RIP Yanto Simbolon, Tubu 5-1-1986, Monding 25-12-2019" telah disiapkan untuk mengantar jenazah Yanto Simbolon ke tempat peristirahatan terakhir.

Kerabat keluarga dan teman sekampung sesekali membaca ulang kayu salib yang disandarkan di dinding depan rumah adat Batak Toba, kediaman Yanto Simbolon, di Huta Sosor Simbolon, Desa Sianting-anting, Pangururan, Kabupaten Samosir, Jumat (27/12/2019).

Kerabat keluarga korban terus berdatangan untuk melihat jenazah Yanto. Terlihat juga Yanti Lumban Tobing, calon istri Yanto.

Yanti terpaku menyaksikan jasad Yanto untuk yang terakhir kalinya. Sosok yang sedianya mengucap janji suci pada Jumat 3 Januari 2020, ternyata telah terbujur kaku di dalam peti mati.

Ibunda Yanto, Oppu Monika Boru Sinurat, tak henti menangis di samping jasad anaknya. Ia terus-menerus memanggil nama Yanto, seakan meminta anaknya tersebut bangun dan menyapa para khalayak.

"Bereng ma akka dongan mu on amang, nungga ro mangida ho ala ni burju mi. Nungga di son sude, dungo ma ho. (Lihatlah teman dan kerabat keluarga kita nak (Yanto). Sudah datang melihat kamu, karena mengingat kebaikanmu. Semua sudah di sini, bangunlah Nak!," ucap ibunya sembari meluapkan tangisnya.

Di antara para pelayat, terlihat calon mertua Yanto bersama keluarganya. Mereka datang untuk memberi penguatan kepada keluarga Yanto, serta putri mereka, Yanti Lumban Tobing.

Tangis Yanti pecah saat prosesi adat giliran ayahnya dan rombongan keluarga Tobing masuk melayat. Dalam ratapannya, Yanti menangisi kenyataan pahit yang membuat mereka tidak berjodoh.

"Dang Boi Huselamathon ho sayang, dang marrokkap huroha hita. Sonang ma ho hasianhu, cintakku. Tangianghon ahu sayang, i boto ho do songon dia sayanghu tu ho. Sonang ma ho da di Surgo i (Tak bisa kuselamatkan kau sayang, tampaknya kita tidak berjodoh. Tenanglah kau sayangku, cintaku. Doakan aku sayang, kau tahu bagaimana sayangku kepadamu. Tenanglah kau di Surga,"ratap Yanti dalam Bahasa Batak.

Yanti makin histeris saat menjalani prosesi adat menyobek kain perpisahan. Kain itu disobek menjadi dua bagian sebagai tanda perpisahan antara Yanti dan Yanto. Sehelai kain yang terbagi dua itu pun kemudian dimasukkan ke dalam peti jenazah Yanto.

Suasana pilu makin menjadi saat Yanti mengambil seikat bunga, sepatu, dan baju kebaya pengantin yang sedianya dipakai saat pesta pernikahan mereka pada 3 Januari 2020 mendatang. Baju kebaya pengantin, sepatu, dan seikat bunga itu turut dimasukkan ke dalam peti jenazah sang calon suami.

Yanti menyebutkan, baju kebaya tersebut adalah pembelian calon suaminya, Yanto Simbolon. Namun, baju itu batal dipakai Yanti di hari berbahagia bersama Yanto. Sebaliknya, baju itu justru dimasukkan ke dalam peti jenazah Yanto Simbolon.

"Dang jadi pakkeonhu be baju na nituhor mu on hasian, boan ma on. (Tidak akan jadi kupakai lagi baju yang engkau beli buku ini sayang, bawalah ini)," kata Yanti sambil menangis.

"Lihatlah teman-teman kita, mereka sudah datang jauh-jauh," tangisnya lagi sambil menunjuk ke arah rombongan kerabat mereka dari Karawang.

Dalam ratapannya, Yanti juga menyebutkan nama ibunda Yanto Simbolon atau calon mertuanya. "Oppu ni Monica boru Sinurat. Dang Salahku dah namboru, ibana do na lao maninggalhon ahu. "Bukan salahku ya Bibi, dia yang pergi meninggalkan aku," ujarnya.

Kesedihan Yanti membuat sang ayah, Tobing, tak kuat menahan tangis saat memberi kata-kata perpisahan. "Tarhirim ahu di baehen ho Yanto. Ale nuaeng on lebih tarhirin borukku on di baehen hi naung diparsitta ho gabe uluanna. (Aku pernah berharap kepadamu Yanto. Tapi sekarang putriku jauh lebih mengharapkan kau jadi kepala rumah tangganya)," ujar Tobing.

"Ale Yanto, nungga sonang ho di labbung ni tuhan ta. Patulus ma lakkam, di na so boi hu pakkulingi ho. Ale di partoddion mu, marsipakkulingan hita. Borhat ma ho amang, manatap ma toddim tu hami. (Yanto, sekarang kau telah tenang di samping Yang Maha Kuasa, tuluskanlah langkahmu, meski kau tak bisa kuajak berbicara lagi. Pergilah nak dalam damai, jiwamulah yang melihat kami)," tambahnya lagi.

Kepada kedua orangtua Yanto, Tobing juga mencurahkan perasaannya sembari memberi penguatan. Serta berharap tidak putus ikatan kekeluargaan.

Tobing pun menyinggung "Ulos Passamot", yang seharusnya ia terima dari mempelai pria dalam rangkaian adat pernikahan yang direncanakan berlangsung pada Jumat, 3 Januari 2020.

"Di namasa on, dang hujalo be ulos passamot i. Ale songon dia ma. Ale pos ma rohatta, ikkon leanon ni Tuhan i ma na ubbalga sian Tuhan i hu ho (Dalam kejadian ini, tak lagi aku menerima "Ulos Passamot", mau bagaimana lagi. Tapi, percayalah Tuhan akan memberikan yang terbaik kepada kita," jelasnya.

Amatan Tribun, acara prosesi adat selesai sekitar pukul 15.00 WIB. Yanto kemudian didoakan oleh Pastor, dan selanjutnya diantarkan ke pemakaman yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya.

Ipar Yanto, Pak Monika Parapat, menuturkan, Yanto merupakan anak kelima dari 8 bersaudara.

Yanto sudah 12 tahun merantau di Pulau Jawa. Di perantauan, Yanto berhasil mandiri dan membuka usaha koperasi.

Yanto dan Yanti berkenalan di perantauan kurun waktu dua tahun terakhir. Namun, hubungan asmara keduanya terpisahkan oleh maut. "Sudah 12 tahun merantau, saat akhirnya akan menikah tapi takdir berkata lain," ujar Pak Monika Parapat yang berdomisili di Pekan Baru ini.

Yanto Simbolon, calon mempelai pria, tewas dalam kecelakaan lalu lintas saat hendak pulang ke kampung halaman di Samosir
Yanto Simbolon, calon mempelai pria, tewas dalam kecelakaan lalu lintas saat hendak pulang ke kampung halaman di Samosir (Ist)

Kronologi

Melansir Kompas.com, Toyota Avanza bernomor polisi B 1067 KZO menabrak Mitsubishi Colt Diesel BB 9165 HB di Jalan Lintas Sumatera Gunungtua-Kota Pinang, Desa Batang Baruhar Julu, Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara.

Kanit Lantas Polres Tapanuli Selatan Iptu Tongan mengatakan, kecelakaan terjadi Rabu (25/12/2019) dini hari mengakibatkan Yanto Simbolon (30), pengemudi minibus tewas, serta tiga penumpang lainnya, yakni Andres Simarmata (24), Marsindu Lumban Tobing (24) dan Yanti Lumban Tobing (24) terluka.

Petugas Lakalantas Polsek Padang Bolak mengidentifikasi kecelakaan yang terjadi di Jalan Lintas Gunung Tua-Kota Pinang Desa Batang Baruhar, Padang Lawas Utara, Rabu (25/12/2019). Akibat dari kecelakaan tersebut, satu pengemudi tewas.

Tongan menjelaskan, kronologi berawal saat minibus yang dikemudikan Yanto Simbolon datang dari arah Ranto Prapat menuju Gunung Tua Kabupaten Paluta.

Tepat di Desa Batang Baruhar Julu, Padang Bolak, bertabrakan dengan mobil colt diesel yang dikemudikan Poltak Hatorangan (22) warga Gunung Manson I, Portibi, Paluta yang datang dari arah berlawanan.

"Dugaan pengemudi mobil colt diesel menghindari lubang yang ada di badan jalan, dan dari arah berlawanan datang mobil Avanza yang dikemudikan korban bersama tiga penumpang di dalamnya. Dan kecelakaan tidak dapat dihindari," ungkap Tongan kepada Kompas.com, Kamis (26/12/2019).

Ditambahkan Tongan, korban Yanto mengembuskan nafas terakhir saat hendak dibawa ke rumah sakit terdekat.

Sedangkan, kata dia, pengemudi mobil Colt Diesel sempat hendak melarikan diri, namun berhasil diamankan warga setempat.

"Ini kecelakaan yang terjadi pada saat natal di wilayah kita yang memakan korban jiwa. Dan lokasi kejadian memang sangat rawan terjadi kecelakaan lalu lintas." pungkasnya.

(Jun-tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved