TERUNGKAP Rahasia Amerika Lolos dari Serangan Rudal Iran hingga Tidak Ada Korban Jiwa

TERUNGKAP Rahasia Amerika Lolos dari Serangan Rudal Iran hingga Tidak Ada Korban Jiwa

Editor: Tariden Turnip
kolase/dok
TERUNGKAP Rahasia Amerika Lolos dari Serangan Rudal Iran hingga Tidak Ada Korban Jiwa. Pemimpin Iran Ali Khamenei dan Presiden AS Donald Trump 

TERUNGKAP Rahasia Amerika Lolos dari Serangan Rudal Iran hingga Tidak Ada Korban Jiwa

Serangan rudal balistik Iran ke pangkalan militer Amerika di Irak sebagai pembalasan atas Jenderal Qassem Soleimani 3 Januari 2020, menunjukkan hasil mengejutkan. 

Semula media Iran sudah mengklaim serangan ini menewaskan sekitar 80 tentara Amerika.

Sebanyak 16 rudal diluncurkan dari setidaknya tiga lokasi di Iran, kata Menteri Pertahanan AS Mark Esper.

Setidaknya 11 dari rudal-rudal Iran menjadikan pangkalan udara AS di Al Asad, di wilayah barat Baghdad, sebagai target serangan, dan setidaknya satu lagi mengenai pangkalan AS di Irbil, katanya.

Beberapa rudal lainnya mendarat agak jauh dari target.

Serangan terjadi sekitar pukul 02:00 waktu setempat pada Rabu (8/1/2020).

Iraq bases map

Pangkalan udara AS di kota Irbil dan Al Asad diserang rudal pada Rabu pagi waktu setempat.

satellite image of air base

Foto kerusakan di Pangkalan Militer AS Al Asad Irak akibat serangan rudal Iran.

Pada Rabu malam setidaknya dua roket jatuh di Zona Hijau Baghdad yang dijaga sangat ketat, tempat kedutaan besar AS berada. Tidak ada laporan tentang kerusakan atau korban.

Ketua Umum Gabungan AS Jenderal Mark Milley mengatakan dia meyakini bahwa sistem peringatan dini mampu mencegah jatuhnya korban.

"[Apa] yang saya percayai, berdasarkan apa yang saya lihat dan saya tahu, serangan rudal itu ditujukan untuk menyebabkan kerusakan struktural, menghancurkan kendaraan, peralatan serta pesawat terbang, dan untuk membunuh personel kami," katanya.

Serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah pemakaman Soleimani, sosok yang mengendalikan pasukan proksi Iran di Timur Tengah.

Tembakan rudal-rudal Iran itu merupakan serangan paling langsung oleh Iran terhadap AS semenjak perebutan kantor kedutaan AS di Teheran pada 1979.

Rongsokan rudal balistik Iran yang jatuh sangat jauh dari target pangkalan militer Amerika
Rongsokan rudal balistik Iran yang jatuh sangat jauh dari target pangkalan militer Amerika (daily mail)

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih, mengatakan tidak ada prajurit AS atau Irak yang tewas dalam serangan itu dan pangkalan itu hanya mengalami kerusakan kecil.

Presiden Trump sebelumnya mengancam akan menggelar aksi militer terhadap Iran jika negara itu menargetkan serangan atas pasukan dan pangkalan AS, tetapi dia tidak mengumumkan adanya tindakan militer, dengan mengatakan serangan Iran itu tidak menimbulkan korban.

"Tidak ada warga AS yang terluka dalam serangan semalam oleh rezim Iran," katanya.

Video ini menyebutkan adanya serangan rudal, yang kemudian ditayangkan oleh stasiun televisi milik pemerintah Iran. 

Trump mengatakan bahwa Iran "tampaknya akan mundur" setelah menembakkan rudal ke pangkalan udara yang menampung pasukan AS di Irak.

"Iran tampaknya akan mundur, yang merupakan hal yang baik bagi semua pihak terkait," tambahnya.

Dia juga mengatakan bahwa "Kekuatan AS, baik militer maupun ekonomi, adalah langkah pencegahan terbaik".

"Fakta bahwa kita memiliki militer dan peralatan hebat, tidak berarti kita harus menggunakannya."

Trump juga mengatakan AS akan segera menjatuhkan sanksi keuangan dan ekonomi tambahan kepada Iran, hingga tindakan itu akan "mengubah perilakunya".

"Iran harus meninggalkan ambisi nuklirnya dan mengakhiri dukungannya kepada terorisme," katanya.

"Dunia harus mengirim pesan yang jelas dan terpadu kepada rezim Iran. Kampanye teror, pembunuhan, dan kekacauan Anda tidak akan ditoleransi."

Trump

Trump, dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih, mengatakan tidak ada prajurit AS atau Irak yang tewas dalam serangan itu dan pangkalan itu hanya mengalami kerusakan kecil/ERIC BARADAT/AFP

Seorang pejabat Amerika Serikat ( AS) mengungkapkan bagaimana cara mereka lolos dari serangan rudal Iran.

Dilansir CBS News, pejabat kementerian pertahanan itu menuturkan mereka mempunyai "beberapa jam" yang cukup untuk berlindung di bunker.

Pejabat anonim itu menerangkan, mereka bisa selamat berkat gabungan pengamatan satelit dengan penyadapan telekomunikasi.

Sumber itu menjelaskan, kebanyakan rudal Teheran diisi oleh bahan bakar cair.

Karena itu, butuh waktu untuk menyiapkannya. Karena membutuhkan persiapan sebelum diluncurkan, maka lokasinya ditemukan.

Momen peluncuran itu tertangkap oleh satelit inframerah. Satelit kemudian memperkirakan tujuan maupun ekor asapnya.

Selain itu, mereka juga mendeteksi informasi intelijen yang masuk. Pejabat itu mengatakan, terdapat laporan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menginginkan serangan langsung kepada dewan keamanan nasionalnya.

Lebih lanjut, Menteri Pertahanan Mark Esper mengklarifikasi laporan bahwa AS menerima peringatan serangan Iran dari Irak.

Kantor Perdana Menteri Adel Abdel Mahdi menuturkan, mereka mendapat peringatan verbal dengan serangan hanya terbatas pada markas pasukan AS.

"Kami secepatnya memberi tahu para komandan untuk mengambil langkah yang diperlukan," kata kantor Mahdi, yang menambahkan tak ada tentara mereka yang terluka.

Esper berujar justru sebaliknya, Baghdad yang mendapat tembusan dari AS berkat intelijen yang mendeteksi adanya peluncuran tersebut.

Situasinya kembali seperti sediakala?

Analysis box by Jonathan Marcus, defence correspondent
Pidato Presiden Trump adalah campuran yang aneh dari ancaman, gertakan, serta semacam sentuhan untuk menurunkan eskalasi.

Kendati begitu, Trump masih menunjukkan lebih banyak hinaan dengan lebih banyak menerapkan sanksi ekonomi terhadap Teheran.

Dia juga tampak merayakan kemenangan dalam operasi pembunuhan Jenderal Soleimani, yang disebutnya sebagai "teroris top dunia".

Namun demikian, pada dasarnya ada tiga pesan utama Trump. Pertama, penurunan eskalasi. Tidak ada korban warga AS yang disebabkan serangan rudal Iran.

Dia mengatakan bahwa Iran "mundur", yang disebutnya ditandai kemungkinan penarikan pasukan rudalnya ke pangkalan semula. Trump juga tidak melontarkan ancaman sebagai tanggapan langsung AS atas serangan rudal Iran.

Kedua, kesepakatan nuklir. Dia menuntut para penandatangan perjanjian nuklir 2015 - JCPOA - yang sejak dulu ditolak AS, agar mundur.

Ketiga, Trump menekankan kemandirian energi AS, dengan meminta negara-negara anggota NATO "agar lebih terlibat dalam masalah di Timur Tengah".

Hal ini pasti akan dilihat sebagai sinyal lain bahwa AS letih atas perannya di wilayah tersebut, dan sinyal seperti ini tidak akan disambut oleh sekutu-sekutunya baik di Timur Tengah atau di NATO.

Dengan demikian, pidato Trump kali ini penuh dengan kontradiksi, di mana dia menunjukkan beberapa referensi bagi masa depan yang lebih cerah bagi rakyat Iran, serta sekaligus memberikan sedikit harapan nyata dari setiap upaya inisiatif diplomatik baru.

Jadi, setelah serangan drone AS dan serangan rudal Iran, tampaknya situasinya kembali seperti sediakala.

Dipicu pembunuhan Jenderal Qassen Soleimani

Pembunuhan Soleimani - kepala Pasukan elit Quds dan arsitek kebijakan Iran di wilayah tersebut - terjadi pada 3 Januari.

Jenderal itu dianggap sebagai teroris oleh pemerintah AS, yang mengatakan dia bertanggung jawab atas kematian ratusan tentara AS dan merencanakan serangan "dalam waktu dekat".

People mourn next to the coffins of slain Abu Mahdi al-Muhandis and Qasem Soleimani during a funeral procession in Najaf, Iraq, 04 January 2020

Iran bersumpah melakukan "balas dendam" atas kematiannya.

Sementara, Trump memperingatkan bahwa AS akan menanggapi jika terjadi pembalasan "mungkin dengan cara yang tidak proporsional".

Jutaan orang Iran menghadiri pemakaman sang komandan, di mana para pelayat meneriakkan "matilah Amerika" dan "kirim Trump ke neraka".

Proses pemakaman Soleimani di kota kelahirannya, Kerman, telah menewaskan 50 orang dan melukai 200 orang lainnya pada Selasa.

TERUNGKAP Rahasia Amerika Lolos dari Serangan Rudal Iran hingga Tidak Ada Korban Jiwa

Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "AS Beberkan Cara Mereka Lolos dari Serangan Rudal Iran", dari bbc news indonesia berjudul: Setelah rudal Iran menghantam pangkalan AS di Irak, Presiden Trump: 'Iran akan mundur'

Sumber: bbc
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved