Rekonstruksi Pembunuhan Hakim Jamaluddin

Pergi Umrah Usai Membunuh Hakim Jamaluddin, Ini Janji-janji Zuraida Hanum pada 2 Eksekutor

Zuraida Hanum ternyata menjanjikan perjalanan umrah untuk kedua eksekutor pembunuhan, Jefri Pratama dan Reza Fahlevi.

Tribun Medan/M Fadli
Rekontruksi kasus pembunuhan hakim Jamaluddin di Cafe Every Day, Senin (13/1/2020). 

TRIBUN-MEDAN.com-Otak pembunuhan hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin yang juga istrinya, Zuraida Hanum, ternyata menjanjikan perjalanan umrah untuk kedua eksekutor pembunuhan, Jefri Pratama dan Reza Fahlevi.

Fakta tersebut diungkapkan dalam reka adegan ulang kasus pembunuhan Jamaluddin, di Coffee Town, Jalan Ngumban Surbakti, Kecamatan Medan Selayang, Senin (13/1/2020).

Dalam reka adegan tersebut, polisi langsung menghadirkan ketiga pelaku yang mana dua di antaranya merupakan eksekutor.

Di Coffee Town, Zuraida bertemu dengan tersangka Jefri dan Reza. Di sana ketiga pelaku merencanakan untuk melakukan pembunuhan terhadap Jamaluddin.

Sebelum melakukan reka adegan, penyidik menyampaikan narasi.

"Zuraida mengatakan kepada Reza bahwa kalau udah siap bunuh, Kakak kasih uang Rp100 juta dan setelah itu nanti kita umrah," kata tim penyidik.

Adegan ke lima, lanjut penyidik, Reza sudah datang dan duduk bertiga dan disaksikan karyawan Coffee Town, pada saat itu Reza Pahlevi datang.

Kemudian Jepri mengatakan kepada Reza dengan berkata.

"Dek, ada yang mau abang sampaikan. Kak Hanum ada masalah sama suaminya. Suaminya selama ini suka main perempuan, suka marah-marah sama orangtua Kak Hanum. Kak Hanum tidak bisa kalau harus bercerai, dia mau agar suaminya dibunuh," katanya.

Masih dikatakan penyidik dalam membacakan narasi, Reza saat itu langsung menanyakan kepada Zuraida Hanum.

Istri korban pembunuhan yang menjadi tersangka dan juga otak pelaku Zuraida Hanum saat memaparkan kasus pembunuhan Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan Jamaluddin di Mapolda Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, Rabu (8/1/2020).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Istri korban pembunuhan yang menjadi tersangka dan juga otak pelaku Zuraida Hanum saat memaparkan kasus pembunuhan Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan Jamaluddin di Mapolda Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, Rabu (8/1/2020).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (Tribun Medan/Riski Cahyadi)

"Betul itu, Kak. Nanti kakak cuma manfaatkan Bang Jefri, karena setahu Reza, Bang Jefri orangnya lurus dan enggak neko-neko dari dulu. Kakak serius?" Ucapnya.

Zuriada Hanum menjawab: "Ya, kakak serius. Memang rencana kami mau nikah. Kakak enggak main-main. Selama ini kakak enggak tahan, udah lama kakak, udah cukup sakit hatilah. Reza memang betul mau bantuin Bang Jefri untuk bunuh suami kakak? Nanti kalau udah siap umrah, kakak kasih uang Rp100 juta. Dan setelah itu nanti kita umrah."

Lalu Reza menjawab: "Ya, Kak. Reza mau. Tapi kakak serius kan sama Bang Jefri? Nanti cuma manfaatin aja."

Kemudian Zuraida Hanum Mengatakan "Coba tanya aja sama langsung abangmu".

Setelah penyidik menyampaikan narasi, kemudian para pelaku melakukan reka adegan.

Namun, pernyataan penyidik dalam narasi dibantah oleh Zuraida.

Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin Siregar menghadirkan istri korban pembunuhan yang menjadi tersangka dan juga otak pelaku Zuraida Hanum saat memaparkan kasus pembunuhan Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan Jamaluddin di Mapolda Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, Rabu (8/1/2020).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin Siregar menghadirkan istri korban pembunuhan yang menjadi tersangka dan juga otak pelaku Zuraida Hanum saat memaparkan kasus pembunuhan Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan Jamaluddin di Mapolda Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, Rabu (8/1/2020).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (Tribun Medan/Riski Cahyadi)

Dalam pengakuan Zuraida, ia mengatakan tidak menjanjikan uang Rp100 juta kepada para eksekutor.

"Saya janjikan Rp100 juta untuk umrah berempat suatu saat nanti. Tidak ada saya janjikan uang, tapi saya janjikan umrah untuk ibunya dan dia (Reza dan Jefri), itu maksud saya," kata Zuraida kepada tim penyidik.

Terkait umrah, Jefri juga mengatakan bahwa Hanum memberikan uang seratus juta kepada adeknya selain umroh.

"Karena umrah itu nanti kami bertiga, yaitu saya, Hanum dan adik saya. Karena adik saya Reza, dia tidak mau digantikan sama mamanya," kata Jefri saat reka adegan, Senin (13/1/2020).

Akhirnya, tersangka Reza dan Jefri menyetujui permintaan Zuraida.

Setelah mendapatkan kesepakatan, tersangka Zuraida memberikan uang Rp2.000.000 kepada Reza.

"Uang itu untuk membeli peralatan yang digunakan untuk eksekusi, yakni jaket, sepatu, hp, masker dan sarung tangan," jelas tim penyidik.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, ada empat tempat rekonstruksi yang akan dilakukan Polda Sumut bersama Polrestabes Medan.

"Pertama seputaran Focal Point, dari titik pertama menuju perumahan Mercy, kemudian di titik ketiga, di Coffee Town, dan yang terakhir di pasar melati,"kata Tatan.

"Keempat titik tersebut adalah, di mana pelaku pembunuhan hakim, merencanakan pembunuhan pada tanggal (29/11/2019)," sambungnya.

Dijelaskan Tatan, usai merencanakan aksi para pelaku kemudian membeli perlengkapan untuk membunuh Hakim Jamaluddin di Pasar Melati.

"Setelah menyusun rencana, para pelaku membeli perlengkapan untuk membunuh Jamaluddin di Pasar Melati," ungkap Tatan.

Terkait berapa banyak reka adegan, Tatan belum bisa memastikan secara pasti.

"Nanti sama-sama kita tunggu begitu juga saksi sama-sama kita lihat nanti. Yang pasti pelaku akan dihadirkan karena ini berkaitan dengan pembunuhan yang mereka rencanakan," ujarnya.

Disinggung rekonstruksi di tempat pembunuhan, Tatan tidak bisa memastikan pada Hari ini, karena masalah waktu.

"Dua hari berikutnya baru kita ke TKP pembunuhan. Karena ke depan baru pembuangan barang bukti, TKP yang digunakan di Pancurbatu tapi batal jadi jenazah dibuang di tempat terakhir," pungkas Tatan.

Anak Korban Tak Menyangka

Anak kedua Jamaluddin, Rajif Fandi Jama, mengaku terkejut ibu tirinya tega menghabisi nyawa ayahnya.

"Terkejut sih memang. Enggak nyangka gitu karena dia orangnya lembut gitu kalau ngomong. Terus, oleh ayah semuanya dikasih," tuturnya.

Bahkan, ia menyebutkan ayahnya tak membeda-bedakan anak tiri dari ibu Zuraida Hanum.

"Terus dia kan ada anak bawaan dari suami pertamanya itu, almarhum ayah yang rawat. Enggak dibeda-bedakan anak tiri mana anak kandung mana ngerawatnya, adillah gitu dibuat ayah. Tapi dia gitu kelakukannya. Kan enggak nyangka," tegas pria yang juga kuliah di Universitas Pertamina Jakarta ini.

Ia menyebutkan suasana hatinya saat ini sedang campur aduk saat mengetahui pembunuh ayahnya adalah ibundanya sendiri.

"Sedih kesal semua campur aduk," cetusnya dengan suara pelan.

Ia juga meminta agar minimal para pelaku dihukum penjara seumur hidup.

"Mudah mudahan dikasih hukuman yang setimpal, bikin dia jera, minimal pejara seumur hidup," tegasnya.

(mft/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved