Warga Keluhkan Soal Jukir Liar, Begini Tanggapan Kadishub Kota Medan

Masalah juru parkir liar yang menjadi sorotan Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman, memang bukan pepesan kosong.

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/GITA TARIGAN
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Iswar Lubis saat ditemui di Kantor Dinas Perhubungan Kota Medan, Jalan Pinang Baris Lalang, Rabu (15/1/2020). 

Warga Keluhkan Jukir Liar, Begini Tanggapan Kadishub Kota Medan

TRIBUN-MEDAN.com - Masalah juru parkir liar yang menjadi sorotan Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman, memang bukan pepesan kosong.

Banyak masyarkat yang mengeluhkan keberadaan para juru parkir liar bermodalkan tanda pengenal yang tak diketahui keabsahannya.

Cindy F Lestari, warga asal Berastagi yang berdomisili di Medan, menceritakan pengalamannya saat berhadapan dengan jukir yang hanya bermodalkan tanda pengenal dan dapat mengutip retribusi.

Saat menghadiri sebuah kegiatan di Lapangan Benteng pagi hari, Cindy dipaksa membayar parkir sebesar Rp 5.000.

"Waktu itu ada kegiatan jalan sehat gitu di Lapangan Benteng, aku sama saudara bawa motor. Terus tukang parkir di sana yang enggak pakai baju parkir dan hanya bermodalkan tanda pengenal yang kurang jelas, langsung minta uang parkir Rp 5 ribu, langsung harus dibayar pula," katanya.

Awalnya Cindy mengaku menolak membayar dikarenakan tidak adanya karcis resmi yang diberikan sang jukir. Ia hanya diberi kertas dengan catatan nomor pelat kendaraan, sementara uang parkir harus dibayar langsung.

"Ya aneh aja, udah bayarnya mahal kali, terus karcisnya enggak jelas, harus pula dibayar langsung. Lha terus kalau dia pergi, motorku hilang, siapa yang mau tanggu jawab? Kan enggak jelas," katanya.

Meski ada penolakan, sang jukir tetap memaksa Cindy dan rekannya untuk langsung membayar uang parkir.

"Dia maksa, katanya semua orang juga kayak gitu. Katanya kalau enggak bayar mereka enggak bisa tanggung jawab kalau motor ku kenapa-kenapa. Jadi terkesan ngancam gitu, kayak preman, mau enggak mau yaudah lah kami kasi aja daripada nanti jadi panjang," katanya.

Ia menyayangkan selama enam tahun tinggal di Medan, permasalahan jukir liar tetap ada di Medan. Ia berharap pemerintah dan dinas terkait bisa menangani jukir liar.

"Harapannya meski enggak secara keseluruhan, maunya adalah yang diselesaikan permasalahan jukir liar ini. Karena takut juga berurusan sama mereka, pemko dan dinas terkaitlah yang harusnya bertindak," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Iswar Lubis mengaku Dishub setiap hari melakukan kontrol.

"Kalau ada masukan-masukan seperti itu, kami sangat berterimakasih ya. Memang itu tugas kita rutin setiap hari mengontrol itu dan selalu menertibkan," katanya, saat ditemui di Kantor Dinas Perhubungan Kota Medan, Jalan Pinang Baris Lalang, Rabu (15/1/2020).

Menanggapi soal Jukir yang berperilaku seperti preman, Iswar mengatakan itu hanya penampilan.

"Saya pikir mungkin penampilan kali ya, memang penampilan kita-kita ini ya jangankan mereka, kadang-kadang banyak orang bilang saya preman, itu hanya penampilan. Hatinya baik, jadi jangan tertipu dengan penampilan, masyarakat Medan ini gak ada yang preman semua baik-baik," katanya.

Meski demikian ia mengimbau agar masyarakat punya inisiatif untuk parkir dengan tertib.

"Kita imbau juga kepada masyarakat, seyogianya tidak perlu menunggu petugaslah baru tertib. Tertib itu jauh akan lebih baik kalau datang dari itikad baik masyarakat," ujarnya.

"Cintailah angkutan umum, jangan terlalu memaksakan diri menggunakan kendaraan pribadi, pahami bahwa jalan ini barang publik yang semua masyarakat mempunyai hak yang sama. Jadi, jangan menggunakan ego sendiri dengan melakukan pelanggaran," pungkasnya.

(cr21/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved